1. Pemaksa

83.7K 1K 15
                                    

"Lo kalo pengen cepet kawin, bilang!" sentak Jeff seraya menyeret lengan Haura.

"Ish, sakit, tauk! Main tarik-tarik aja tangan aku."

"Makanya jangan ganjen jadi cewek. Kek lo cantik aja!" Jeff marah melihat Haura tampak berbincang asyik dengan pemuda yang level ketampanannya masih di bawahnya. Itu menurut Jeff.

Haura tak terima. "Bukan aku yang deketin dia. Tapi cowok itu yang pepetin aku terus!"

"Klasik!" Bentak Jeff. Suaranya menggema di ruang parkiran sekolah mereka.

"Lagian kamu nggak jelas. Kita, kan, udah putus. Kamu nggak ada hak buat posesifin aku." Haura mencoba melepaskan tangannya yang digenggam kuat oleh Jeff. "Harusnya kamu posesifin pacar kamu, tuh."

Jeff mengikuti arah pandang Haura. Di belakangnya ada gadis berseragam sekolah ketat yang berjalan tergesa ke arah mereka berdua.

Jeff berdecak kesal. Dia sedikit tersentak ketika Haura dengan cepat mengentakkan genggaman tangannya, lalu berlari menjauh.

Jeff berniat mengejar Haura, tapi tangannya sudah lebih dulu dicekal dan ditarik menuju benda kenyal pada bagian depan gadis yang mengedipkan matanya genit. Jangan tanyakan seberapa jengkel Jeff melihat wajah gadis dengan dempul tebal di wajahnya itu.

Nathalie bergelayut manja pada lengan Jeff. Itu membuat Jeff seakan ingin melempar ulat bulu satu ini ke luar angkasa.

Sialan! Niat gue deketin ini cewek cuman buat manas-manasin lo, Ra. Elonya malah kabur. Anjirr emang cewek gatel satu ini!

"Anterin aku pulang, dong, Jeff." Nathalie mengedipkan sebelah matanya disertai bibir bawahnya yang digigit dramatis. Tapi Jeff tak akan mungkin tergoda. Dia sudah jatuh ke dalam hati Haura, tak ada lagi yang bisa memikat hatinya selain gadis polos itu.

Jeff mengentakkan tangan Nathalie kasar. "Gue lagi sibuk. Kalo mau, lo dianter sama Kenzo aja."

Tanpa basa-basi, Jeff segera menaiki motor besarnya dan melajukan dengan kencang. Matanya nyalang menatap jalan yang dia lalui. Berharap menemukan gadis pemberontak itu.

"Bangsat!" umpatnya saat melihat punggung kecil berlapis jaket denim yang sangat dia kenal, Haura. Gadis itu sedang dibonceng oleh pemuda yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Jeff menarik gasnya kuat. Berharap bisa menyusul laju motor yang membawa Hauranya.

"Minggir lo!" perintah Jeff ketika motornya tepat berada di samping Haura. Tampak menurut, motor itu segera menepi.

"Ngapain lo boncengin cewek gue, Anjing!" sentak Jeff seketika membuat tubuh Haura berada dalam dekapannya.

"Apaan, sih, Jeff?" Haura meronta. Matanya melotot tajam mengintimidasi cowok yang mengaku sebagai pacarnya. Karena status pacar itu hanya di masa lalu. Haura tak mau lagi menjadi pacar pemuda kasar itu.

Sementara pemuda yang tampak ketakutan itu menancap gasnya tunggang langgang melihat pelototan mata dari Jeff, si ketua geng Andromeda.

"Udah gue bilang jangan ganjen jadi cewek!" Jeff terbakar emosi.

Mata Haura terasa panas, napasnya mulai memburu. "Bukan urusan kamu," desis Haura.

Dia benar-benar marah karena Jeff menganggapnya sebagai cewek penggoda.

Tanpa meminta izin, Jeff menarik kasar lengan Haura agar mendekat kepadanya. "Gue anterin pulang."

"Nggak perlu." Haura menjawab dingin.

"Gue nggak nawarin. Itu tadi perintah." Jeff berniat memakaikan helm berwarna merah muda yang memang Jeff siapkan untuk Haura, tapi gadis dengan wajah ditekuk itu menghindar.

"Kamu nggak berhak buat ngasih perintah ke aku," ucap Haura lalu melangkah pergi.

"Lo tahu apa akibatnya kalo lo nolak perintah gue, 'kan?" seru Jeff lantang.

Haura berbalik. Matanya mendelik kesal. Bosan dengan sikap posesif mantan pacarnya satu ini. Ya Tuhaannn. Dia ini sebenernya anak Tante Ivanna apa anak setan, sih?

"Bodo amat! Laporin aja ke mama," tukas Haura, lalu berbalik lari meninggalkan Jeff dengan kepalan tangan di kedua sisi tubuhnya.

"Gue hitung sampe tiga. Satu ...." Haura tak ambil pusing.

Netranya mulai mencari apakah ada taksi atau tukang ojek yang bisa dia tumpangi. Badannya lelah setelah melalui hari di sekolah.

"Dua ...." Haura menengok ke belakang. Napasnya tercekat.

Jeff adalah Jeff. Dia akan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Entah mantra apa yang dia gunakan sehingga belum sempat hitungan ketiga terdengar, kaki Haura telah mendekat ke arah pemuda itu.

"Si ulet bulu nggak bakal neror aku lagi kan kalo aku bonceng kamu?"

Jeff tak akan menjawab, Haura tahu itu. Jeff hanya perlu memakaikan helm pada kepala Haura yang manguar aroma sampo stroberi, lalu mengenakan helmnya sendiri. "Naik," ucapnya pelan tapi dingin.

Haura menuruti kata Jeff. Mantan posesif yang selalu berhasil menaklukkannya hanya dengan mata yang seakan menjadi laser dan siap menyerang.

Lagi pula tak ada gunanya. Meski menolak bertemu di sekolah, Jeff akan selalu datang ke rumahnya. Dan perlu diketahui, bahwa Jeff sangat pandai mengambil hati kedua orang tua Haura.

"Jalan, Jeff." Gadis itu tahu kenapa Jeff tidak segera melajukan motor besarnya.

"Pegangan," tukas Jeff singkat.

Terpaksa kedua lengan Haura melingkari perut pemuda super posesif itu. "Yang kenceng."

"Ish!" Haura mendelik kesal. Dia mengeratkan lengannya agar Jeff segera mengantarkannya pulang. Dan, ya, seperti biasa. Mood Jeff akan kembali ceria setelah Haura bersedia melakukan kontak fisik yang intim seperti itu.

**

Cerita pertamaku yang bergenre teen-fiction. Dukung, ya.
Vote dan komen bakalan bikin aku makin semangat nulis kelanjutannya.

My Bastard ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang