7. Pacar Mesum

36.1K 464 24
                                    

"Sayang, kamu nyuruh Kenzo buat nyariin aku?" Haura bertanya masih dengan posisi badannya yang terjepit oleh kedua kaki Jeff.

Jeff mengangguk tanpa memandang Haura yang tengah mengernyit. "Dia nyariin aku di mana aja?"

"Gue minta dia nyari lo seluruh wilayah Jakarta- aww!" Jeff berteriak kesakitan saat tangan Haura mencubit seluruh badannya. "Anjing, sakkiittt! Stop, Ra!"

"Sukurin. Siapa nyuruh buat ngerjain anak orang seenak udel!" Haura ingin bangkit dari jepitan kaki Jeff, tapi tak bisa. "Lepas, ih! Aku mau ambil minum."

"Gue juga mau minum, By. Kalau boleh susu lo aja, deh." Tak lama setelah mengucapkan itu, Jeff mengaduh kesakitan saat rambutnya dijambak gemas oleh Haura.

Haura mengerucutkan bibirnya. "Aku mau pulang aja. Kamu ngomongnya mesum terus."

Jeff tertawa renyah. "Kalau nggak mesum bukan Jeff namanya, Sayang," kata Jeff dengan melepaskan kaitan kakinya yang mengurung tubuh Haura. "Pulang sendiri, sana."

Haura berdiri dan menyambar tasnya. "Siapa takut! Banyak, kok, cowok yang mau nganterin aku pulang kalau aku mau nelfon mereka."

"Nggak usah pulang!" sentak Jeff dengan tangannya yang menyambar tali tas milik Haura.

Haura melepaskan tasnya, lalu berlari menuju dapur. Jeff mengejarnya. Ternyata Haura hanya menggodanya dengan berpura-pura pulang, kenyataannya gadis itu hanya mengambil minuman di dapur.

Jeff mendekati Haura. Melihat betapa seksi leher gadisnya saat meneguk air minum untuk menghilangkan dahaga. Kini dahaga itu berpindah pada Jeff.

Haura tersentak saat Jeff menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi leher dan bahunya. Jeff memeluk Haura dari samping, mengendus pada bahu dan lehernya yang terbuka akibat ulah Jeff yang menarik kerah kaos tipis Haura.

"Ngelihat lo minum kayak tadi kenapa bisa bikin gue haus, ya?" bisik Jeff di telinga Haura yang tampak bersih dan menggiurkan untuk dicecap.

Haura bergidik. "Ke-kenapa?"

"I'm so thirsty with your love and your touch on my body," ucap Jeff dengan diakhiri jilatan pada cuping telinga Haura yang membuat gadis itu mengembuskan napas berat. Tangan Jeff menuntun Haura untuk menyentuhnya di dada lalu turun ke bawah.

Refleks tangan Haura mendorong dada Jeff menjauh. "Anterin aku pulang yuk, Yang?" pinta Haura untuk mengalihkan perhatian Jeff. "kalau kemaleman nanti papa nyariin, terus nggak bolehin aku ketemu sama kamu lagi. Gimana?"

Jeff mengacak rambut Haura sebelum mengecup seluruh wajah Haura bertubi-tubi. Jeff tahu bahwa Haura belum siap melakukan hal yang lebih vulgar dengannya. "Siap, Tuan Putriku yang Cantik," jawab Jeff gemas.

Haura merangkul sebelah lengan Jeff dan menuntunnya ke ruang tamu untuk mengambil tas juga ponselnya. Sedangkan Jeff melangkah menuju lemari penyimpanan helm di sebelah pintu masuk apartemen.

"Udah semua barangnya?" tanya Jeff memastikan.

Haura memeriksa tasnya. Buku, ponsel, liptint, sisir, kaca, semuanya sudah masuk ke dalam tas ranselnya. "Nggak ada yang ketinggalan kayaknya," gumam Haura, lalu menutup resleting tas ranselnya.

"Ternyata hati gue yang tertinggal buat lo seorang, By?"

Haura mencubit pipi Jeff gemas. "Bisa gombal juga kamu, Yang? Ihh jadi gemes."

"Kalau gemes dicium, dong," sahut Jeff.

Haura mencebikkan bibirnya. "Yee maunya!"

"Emang elonya nggak mau, By? Ciuman gue kurang hot, ya?" tanya Jeff serta merta memerangkap Haura dengan kedua tangannya yang bersandar di dinding.

My Bastard ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang