3. It's coming, Babe.

48K 767 27
                                    

21++

Telapak tangan lembut Haura membelai selangkangan Jeff. Tak ada kata yang bisa terucap, hanya erangan yang keluar dari bibir basah Jeff. Haura mempermainkannya dengan sangat liar.

"Ahh, honey. Yes, ahhh ...," lenguh Jeff yang ke sekian kali.

Tak mau kalah, tangan Jeff mulai berani menyusup ke dalam sweter Haura. Menemukan dua buah kesukaannya yang telah mengeras ujungnya. Haura melenguh hebat.

Tangan Haura semakin berani menyusup ke dalam kaos Jeff. Membelai otot perut yang terbentuk dari olah raga teratur setiap harinya. Manik mereka bertemu saling menyiratkan gairah yang telah membakar diri masing-masing.

Bibir berpagut, lidah saling membelit. Keduanya tanpa lelah mencecap rasa yang ada.

"Ahhh, yes, Honey," lenguh Haura di tengah belitan lidah basah Jeff di dalam mulutnya.

Mendapat sentuhan di kedua bukit kembarnya membuat Haura basah di bawah sana. Dengan cepat dia berpindah tempat duduk ke pangkuan Jeff. Menggoyangkan tubuh bagian bawahnya agar bertemu dengan pasangannya.

Telapak tangan kecil milik Haura tampak tak sabar membuka kancing celana jeans milik Jeff. Setelah terbuka, mata Haura melotot tak percaya. Meski sedang berada di tempat yang gelap dan tak ada penerangan di dalam mobil mereka, Haura bisa melihat dengan jelas betapa kokoh junior Jeff telah berdiri. Tegap dan menantang.

"Gede banget, Jeff. Nggak mungkin muat," racau Haura sembari mengocok pelan pusaka Jeff.

"Ahh ... Baby." Jeff kalang kabut. "Ahh ... kamu bakalan puas, Sayang." Untuk pertama kalinya Jeff memanggil Haura dengan sebutan 'kamu'.

Haura menggigit bibir Jeff sensual saat bibir mereka bertaut. "aku takut, By. Ini gede banget. Nggak bakalan muat."

"It's okay. Pelan-pelan aja, hm?" tangan Jeff beralih membuka kaitan celana Haura. Dengan sekali sentakan, celana beserta dalamannya telah tanggal dan dilempar ke jok bagian penumpang.

"Ahh, Jeff." Haura bergerak tak tentu arah ketika jemari Jeff membelai lembut intinya. "ah, baby. Ahh," lenguhnya tak tahan. Lidahnya membelit lidah Jeff dengan brutal.

"Kamu becek, Baby. Aku suka kamu berubah liar begini, ahh ...." Jeff terpancing gairah Haura.

Dengan satu tangan membelai inti Haura, tangan yang lain dia gunakan untuk menanggalkan sweter gadis itu, dibantu oleh tangan Haura yang tampak sama bergairahnya dengan Jeff.

"Emmm ... my favourite." Diciuminya kedua bukit kembar Haura ketika bra merah itu telah tanggal dalam sekali sentakan.

"Ahh ... Jeff. Jeff ...." Haura meraih pelepasan pertamanya dengan jari Jeff yang masih berada di sana membelai intinya.

"You're so wet, Babe." Jeff menjilati jarinya yang penuh dengan cairan milik Haura.

"Intiku sudah siap bertemu dengan pusakamu, Jeff. Ahh ...." Haura lemas bukan main.

Jeff tak henti memainkan kedua putingnya, beralih menuju lembah yang sudah sangat basah. Jemari Jeff tanpa lelah menari dan membelai apa yang dapat dijangkau.

"Are you ready, Baby?" Jeff bertanya sebelum memosisikan juniornya untuk masuk ke gerbang kenikmatan milik Haura.

Mata sayu Haura menyiratkan gairah yang semakin bergelora. Meski tak dapat dipungkiri dia juga khawatir. Ini adalah yang pertama untuk Haura. "Aku takut, Babe."

"Aku bakalan pelan-pelan, Sayang. Percaya sama aku." Jeff menyingkirkan beberapa helai rambut yang meriap di wajah Haura. Kemudian menangkup rahangnya dan menyerbunya dengan ciuman yang semakin membakar gairah.

My Bastard ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang