6. Hukuman

38K 609 10
                                    

Haura masih berada dalam pelukan hangat Jeff. Embusan napas panas Jeff terasa menggelitiki lehernya. "Yang, aku bukain pintu dulu. Itu go-food nya udah dateng."

Jeff menggeliat dan seketika membuka matanya. "Gue aja yang buka pintu. Lo ambil piring sama sendok aja, By."

Haura mengangguk. Dia berdiri setelah menyingkirkan kedua lengan Jeff yang melilit rapat di tubuhnya dengan susah payah. Namun, baru berjalan selangkah, tiba-tiba Jeff menepuk bokongnya. "Gemes!"

Haura melotot dan berdiri menghadap Jeff. "Apa? Nggak terima? Bales aja, biar satu sama," tantang Jeff bangkit dari sofa.

"Modus!" Haura berjalan dengan kaki yang mengentak kasar permukaan lantai.

Jeff mengambil makanan pesanannya. Haura sudah menunggu dengan peralatan makan dan duduk di depan televisi, siap memutar drama korea kesukaannya. "Nonton drakor buat nonton ceritanya apa buat mantengin cogannya?" tanya Jeff sengit.

"Seneng aja sama cowok yang bucin, terus cara ngomongnya super romantis." Haura memandangi makanan yang dipesan oleh Jeff. Gado-gado dan mi goreng ekstra pedas kesukaannya. "Ini kenapa kamu cuma pesen makanan kesukaanku aja, Jeff?"

"Sa-yang." Jeff mengoreksi panggilan Haura untuknya.

"Kamu nggak makan, Yang?"

Jeff tersenyum manis dan tanpa aba-aba menggigit pipi Haura. "Jeff!" Haura mengusap pipinya dengan tisu yang berada di atas meja.

"Sekali lagi lo panggil gue kayak gitu, bakalan ada hukuman nikmat yang menanti, Baby." Jeff mengusap pelan bibir Haura yang mengerucut akibat mendapat serangan mendadak di pipinya.

"Terus ini kamu mau makan apa, Sayang?" tanya Haura gemas. Dia sebenarnya masih dongkol karena Jeff semaunya menyerang tubuhnya, tapi Haura mencoba mengabaikan.

Jeff adalah Jeff yang melakukan apa pun sesuka hatinya. Termasuk menyerangnya dengan kecupan bertubi-tubi ataupun gigitan gemas di seluruh tubuh Haura. Berani bertaruh, sebentar lagi mulut Jeff akan kembali mampir di bahu atau tengkuknya.

"Gue mau makan lo aja, By." Jeff menarik bagian kerah kaos putih yang dikenakan Haura. Dan seperti dugaan sebelumnya, Jeff menggigit pelan bahu Haura yang tampak sangat indah di matanya.

Haura menepuk pelan pipi Jeff karena laki-laki itu tak kunjung menghentikan kegiatan menggigit gemas bahunya. "Ish! Nanti bolong-bolong semua badan aku kamu gigitin terus, Sayang."

"Salah lo, kenapa gemesin banget." Jeff menjawab singkat, lalu mulai beralih menggigit cuping telinga Haura.

"Jangan kuping, Jeff!" Larang Haura.

Tiba-tiba Jeff melumat dengan buas bibir tipis Haura. "Hukuman," kata Jeff. "Kenapa kalau gue gigit kuping, lo turn-on? Sange, Yang?"

"Mulutmu!" Haura menepuk gemas bibir Jeff dan membenarkan kaosnya yang terlihat compang camping akibat kelakuan Jeff.

Jeff mendekatkan bibirnya pada telinga Haura. "Kenapa sama mulut gue? Enak?"

Haura mencubit keras perut Jeff. Laki-laki itu mengaduh kesakitan. "Nyubit tuh jangan perut, By. Sini nih kalau mau nyubit." Tangan Jeff mengarahkan telapak tangan Haura menuju dada bidang nan liat miliknya.

"Kenapa emangnya?" tanya Haura cemas. Dia takut andai Jeff punya riwayat bedah operasi di perut atau sekitarnya. Perbuatannya mencubit perut Jeff tentu berbahaya jika benar Jeff mempunyai riwayat itu.

"Ya kan biar gue balesnya enak, biar impas."

Senyum mesum Jeff membuat Haura gemas ingin menggetok kepalanya.

My Bastard ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang