[Name], gadis itu berdiri tegak di depan rak makanan. Terutama Kopi Jelly yang sedang ia incar. [Name] menyukainya dikarenakan kena racun dari Saiki K. Yaelah, betapa membingungkannya. [Name] menopang dagunya dengan tangan kirinya. Tangan satunya lagi memegang keranjang.
[Name] melihat kopi jelly tersebut dengan seksama bak sedang membaca manga hxh yang seperti koran. Pusing gue.
"Yang mana yang lebih memuaskan?" [Name] mengambil 1 set yang berisi 3 kopi jelly. "Pasti yang ini, 2 lebih jumbo. Karena jumlah selalu mengalahkan kualitas."
[Name] mengambilnya lalu melihat berat bersih makanan tersebut. "Hm? Berat bersih? Benar, juga!" [Name] menyimpan kembali kopi jelly tersebut lalu mengambil kopi jelly satuan. Dan melihat berat bersihnya.
"Seperti yang kuduga, setiap gelas isi tiganya lebih kecil. Ini bukan double, hanya lebih banyak 1.714 kalinya." Jadi kesimpulannya, kualitas tingginya ini menyeimbangi jumlah kurangnya. Karena kualitas selalu mengalahkan jumlah.
[Name] segera mengambil beberapa (banyak) buah kopi jelly yang jomblo tersebut ke keranjangnya. Dipikir-pikir, uang jajan [Name] 3,000 yen. Jadi dia bisa beli 21 buah...itu cukup untuk menutupi seluruh mejanya. [Name] tersenyum sombong.
Tapi tunggu, [Name] mengalihkan pandangannya yang kembali terhadap kopi jelly isi 3. "Jika beli yang ini, aku bisa beli 16 kotak dengan 3,000 yen. 16 dikali 3 =... 48?!" Bahlul ente! Bisa dibuat kasur noh!
Itu juga cukup buat untuk dibagikan ke seluruh member grup idola. (tidak juga sih), [Name] lebih tertarik ke yang gepeng. Awkwkwk kasian :D
"Tch!" [Name] berdecih, berjongkok dan mengamati kopi jelly isi 3. "Apa mending ini saja?"
Matanya tak sengaja menangkap kopi jelly yang lebih besar. Oh tentu saja, itu adalah kopi jelly premium. Matanya berbinar-binar. Apa si yang tidak menarik bagi seseorang pencinta akut kopi jelly? Padahal itu hanya satu porsi kopi jelly. Dan berakhir [Name] membeli kopi jelly tersebut.
[Name] melenggang keluar dari supermarket dengan membawa tas belanjaannya. Ya ampun, itu seharga 2,950 yen? Sungguh pemerasan. Siapa juga yang akan membeli itu, njir? [Name], sih.
[Name] mengeluarkan kopi jelly tersebut dari tas belanjaannya. "Apa yang kulakukan, njir? Dan ini hanya seberat 55 gr." Seenak itukah sampai mengalahkan 48 jeli kotak tiga-gelasan? Tidak, ini hanya sekedar kopi jelly. Tidak mungkinlah seenak itu.
[Name] kembali menyimpan kopi jelly-nya, memeluk tas belanjaannya. Dan lanjut melangkahkan kakinya. Pokoknya, [Name] harus cepat pulang. Jika ia kelayapan dengan kopi jelly seharga 3,000 yen, mungkin seseorang akan merampoknya.
Gadis bersurai blonde itu berjalan menuju rumahnya, namun langkahnya terhenti tatkala seseorang memanggilnya.
"[Name]!" panggilnya dari kejauhan. Sang pemilik nama menoleh, dan menatap kepada orang yang memanggilnya. Ah ternyata itu, Yukihira.
[ YUKIHIRA SOUMA, teman sekelas terus menerus dari tk hingga smp. Untuk SMA? entahlah. (Name) berharap tidak, sangat tidak. Dia sudah bosan dengan kelakuan tololnya Souma. Malu"in terus kerjaannya. Satu fakta menyenangkan, (Name) meledek nama Souma dengan panggilan Soimay. Masih untung bukan Soimah ]
"Apa?" tanya [Name], Yukihira berjalan mendekati [Name]. "Hanya menyapa, kebetulan bertemu." jawab Souma, sambil menggandeng paperbag di dadanya.
"Kau habis darimana, jam segini masih memakai seragam?" tanya [Name]. "Ah, hanya membeli bahan untuk sarapan." jawabnya.
[Name] dan Souma asik membicarakan seputar tentang sekolah saat lulus SMP nanti. [Name] yang notabane-nya anak dari chef terkenal di dunia, tentu saja ia sendiri juga tertarik dengan hal memasak. Begitu juga, Yukihira?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐘𝐎𝐔𝐍𝐆 𝐂𝐇𝐄𝐅, -sɴs.
Short StoryCeritanya berlatar di Akademi Kuliner Saryo Totsuki, sebuah sekolah kuliner elit yang terletak di Tokyo, Jepang, yang hanya meluluskan sejumlah kecil setiap tahunnya.Murid-muridnya sebagian besar berasal dari SMP Totsuki, tetapi transfer/pindah seko...