2. Surat.

255 34 2
                                    

         Seorang gadis yang baru pulang selesai membantu di Restoran ayahnya telah sampai di toilet rumahnya. Sembari bercermin, merapikan rambutnya, dan memasangkan perban ke jari lentiknya yang terkena goresan pisau. Biasa, resiko orang suka memasak mah gitu.

[Name] memang suka membantu restoran ayahnya, kadang-kadang menggantikan posisi ayahnya menjadi pemilik restoran dikalau sang ayah pergi ke luar negeri. Mama? entahlah, dari umur 7 tahun [Name] sudah ditinggal oleh mamanya.

Wajahnya yang terlihat setengah mengantuk akibat tidak tidur siang dan marathon menyelesaikan permintaan pelanggan yang tidak ngotak. Ga si, hitung-hitung mengembangkan skill percepatan memasak [Name].

"Anjay, kenapa di cermin wc aku terlihat lebih glowing, atau jangan-jangan ini mah minyakkan? hmm, konspirasi wahyudi." gadis itu bermonolog.

Pakaian yang ia pakai dilepas, menggantinya dengan baju tidur. Duduk dan bersender di sofa empuk. Menyalakan televisi, [Name] akan Netflix and Chill 😎👍🏻. Astaghfirullah bestie, Chill nya dihapus. [Name] masih minor! masih umur 15 tahun.

Tak lupa menyetel lagu kesukaannya, dash uchiha pls ku tak suka preman brengsek.

Kring! dering ponsel [Name] berbunyi, ia segera mengangkat telepon. Ternyata telepon dari sang Ayah.

"Hei, Ayah?" sapa [Name].
"Yah, kau sudah pulang?" tanya Ayah.
"Sudah, ada apa?" balas [Name].

"Ayah keluar mengurus beberapa hal hari ini." -Ayah
"Seperti biasanya." -[Name].
"Ayah mungkin gaakan pulang sampai besok, jadi kau sebaiknya tidak usah membuka restoran." -Ayah

"Lah? kan ada pegawai yang lain." -[Name].
"Tidak apa-apa, hitung-hitung libur untuk para pegawai." -Ayah.
"Oke." -[Name].

"Hei... apa rencanamu setelah lulus SMP?" tanya Ayah, [Name] berpikir sejenak. Dari awal, [Name] ingin belajar memasak di restoran. Tapi, suatu mufakat telah ditemukan. "Mungkin akan ke sekolah memasak?" jawab [Name].

Ayah terkekeh, "Begitu ya." kemudian ayah mematikan teleponnya.

" kemudian ayah mematikan teleponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku pulang." [Name] membuka pintu rumahnya dengan keadaan baju yang basah kuyup. Sembari menggendong seekor kucing berbulu putih di perutnya yang diselimuti oleh jaket milik [Name].

"Selamat datang." ayah [Name] yang diketahui Akahana Zephyr, menyambut kedatangan anak tunggal-nya.

"Lah, ayah udah pulang tuh." [Name] melepas sendal sepatunya ke tempat cuci.

Ayah mengangguk, "Ini kenapa, kok basah kuyup?" tanya Ayah.

"Oh, tadi aku sama Souma nolongin anak kucing. Dia nyangkut di kolong jembatan, tapi karena licin akhirnya kecebur. Untungnya, anak kucingnya selamat. Gak sia-sia basah kuyup begini." jelas [Name] sambil tersenyum tipis.

Ayah terkekeh atas penjelasan dari anaknya, dan menyuruh [Name] untuk segera mandi dan mengganti bajunya. Juga [Name] menitipkan kucing ke ayahnya.

Ayah kembali duduk disofa, sambil merangkul kucing di pahanya. "Tch, mendoukse. Apa kubunuh saja ya kucing ini?" gumam Ayah berdecak tidak suka terhadap kucing. (( sikopet lu zephyr ))

Sel otak lainnya tidak setuju, "Apa di titipkan saja dirumah nenek?" Ayah bergumam...

子。

Selesai mandi dan berganti baju, [Name] ditawarkan untuk memakan Zouppa Soup buatan ayahnya. Sudah lama [Name] tidak memakan zouppa soup. Habis mandi begini, ditambah cuaca agak dingin. Memang enaknya makan atau minum yang hangat-hangat.

Slurpp, sudah hampir habis zouppa soupnya. Tiba-tiba ayah memberikan [Name] sepucuk surat. [Name] bingung, mata ayah mengkode [Name] untuk membuka surat tersebut.

Dengan segera, [Name] membukanya. Terlihat selembaran surat penerimaan murid Akademi Totsuki. Makin bingung lah si [Name] ʅ(◞‿◟)ʃ

"Ini saatnya bagimu untuk pergi, [Name]. Mencari tau apa yang kau miliki." ujar Ayah.
"Tunggu.." belum juga selesai berbicara, ayah langsung memotong dialog [Name].

"Bukannya kau sendiri yang bilang kalau ingin ke sekolah masak?" lanjut Ayah tersenyum.
[Name] terkesiap, "Ah, iya si.. tapi.." [Name] mengelak sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Ayah beranjak berdiri dari kursi, "Tenang saja, Ayah akan mengirimimu uang untuk biaya hidup."

理。

[Name] berangkat pergi menuju ke Akademi barunya, yakni Totsuki menggunakan Limousin hitam. Juga diantar oleh sopir. Lima kata ; [Name] anak tunggal kaya raya.

[Name] duduk santai di dekat jendela, kaki kanannya diangkat satu. Kedua tangannya dilipatkan. Netra abu-nya menatap daun-daun dari pepohonan yang ada di sekitar jalanan.

Antara senang dan bingung, pikirnya kalau sekolah memasak disini pasti membosankan. Kedua, senang. [Name] senang dikarenakan tidak bersama dengan Soimay lagi. (( Ehehehhehe kaga tau aja lu nem )).

Selang beberapa menit, sudah sampai lah [Name] di tempat tujuan. Mata [Name] berbinar-binar sekaligus cengo melihat keadaan Totsuki. Ini jauh diluar ekspetasinya.

[TOTSUKI, ini sekolah masak paling top di Jepang. Dengan jumlah kelulusan kurang dari 10%. Itu sekolah super elit.]

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tbc.
9 Oktober 2021, S-SHINJU.

𝐘𝐎𝐔𝐍𝐆 𝐂𝐇𝐄𝐅, -sɴs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang