XLVI

2.4K 88 33
                                    

"Orang itu, adalah orang yang sekarang ini membicarakan kenyataan pahit Keluarga Tee yang sebenarnya."

"Ya, orang tersebut adalah orang yang sama yang dulu membunuh selingkuhan pacar anda."

"Mew, lo nggak lagi bercanda kan?." dengan mata yang berkaca-kaca Wije mendekati punggung Mew yang membelakangi dirinya.

"Tidak ada yang mengatakan bahwa sekarang ini saya sedang bercanda!"
Teriak Mew dengan lantangnya menghiasi gendang telinga Wije, Wije tak bisa berkutik apapun sekarang ini. Seluruh tubuhnya melemah, ia sangat kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri karena telah membandingkan nasib Gulf dengan dirinya.

Orang yang di sana sebenarnya sudah mengetahui mengenai perihal yang telah Mew ucapkan. Tetapi, tetap saja mereka semua sedih melihat Wije, seperti itu walaupun sebenarnya mereka semua tidak tahu apa hubungan Wije dengan Gulf sebelumnya.

Mew berjalan ke arah pintu dan ingin mengecek sesuatu yang tadi sempat menyerang seluruh anggotanya dan anggota Veunenger.

Tetapi suatu tangan yang penuh dengan bekas ari mata memegang lengan Mew.
Wije menarik Mew ke arah pandangannya dan langsung menghantam wajah orang yang ia tarik lengannya tersebut menggunakan kepalan tangan nya bertubi-tubi.

"Kenapa Lo ngebunuh keluarga Gulf Mew!"

"Kenapa lo malah ngehancurin hubungan keluarga yang damai itu!"

"Asal lo tau Mew, Keluarga Gulf itu yang nge besarin dan nge didik gue dari gue bayi!. Gue di asuh di rumah yang damai tanpa prahara apapun, dan gue iri lihat Gulf, anak bungsu yang selalu di sayang dan di perhatiin, sementara gue nggak pernah ngerasain hal itu Mew Suppasit! Aarrggh!."  Rancau Wije yang tak sengaja juga ia menampar Mew setelah dirinya mengguncang tubuh Pria yang ia tampar saat ini.

"...." senyap,
Ruangan tersebut kini sangat senyap hanya ada suara sesegukan dari tenggorokan Wije karena tangisannya yang  tak kunjung berhenti.

Mereka semua hanya melihat Mew dengan tatapan kosongnya dan Wije dengan tangisan darahnya. Mereka semua bungkam tak mengeluarkan sepatah kata dari dalam bibir mereka.

Wije pergi dengan air mata yang masih menetes pada pipi halusnya. Ia pergi tanpa berpamitan dengan siapa saja yang berada di ruangan yang baru saja ia tinggalkan. Perlahan matahari mulai terbenam lampu lampu jalanan menerangi sisi gelap dari jalanan tersebut. Angin malam menghiasi suasana Wije maupun Gulf saat ini.

Selangkah demi selangkah ia melewati jalanan sunyi nanti sepi, jarang jika seseorang melewati jalanan yang sedang ia lewati, karena hanya beberapa yang tahu jalanan tersebut dan juga jalan pintas menuju rumah nya yang juga sangat sunyi.

Hanyut di dalam kesunyian dan juga alam bawah sadarnya mengenai sepupunya dan juga keluarga pamannya. Wije berjalan dengan mata kosongnya, tak sadar akan keadaan dirinya saat ini, Wije terjatuh pada aspal yang mulai mendingin karena sejuknya angin malam.

Berdiri dan membenarkan kondisi tubuhnya? Tentu tidak.
Wije menutupi wajahnya menggunakan telapak tangan nya dan menangis tanpa henti, ia berpikir hal tersebut lebih menyakitkan daripada ia kehilangan ayah nya sendiri. 

Mengapa hal tersebut harus terjadi pada dirinya, entah soal Ibu kandung nya sendiri yang telah meninggal dunia setelah mengidap Kanker stadium 3 bertahun-tahun dan juga keluarga dari pamannya yang telah tiada padahal merekalah yang telah membesarkan Wije dan memberikan kasih sayang terhadap Wije layaknya putri kandung mereka dan juga kakak mereka sendiri.

- [Zzzraazzzh..] Sebuah lamborghini aventador yang sepertinya sedang melintas dengan kecepatan yang lumayan tinggi, seakan pengemudi tersebut sedang berada di sirkuit balap.

Falling in love with 0017 | MEWGULF🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang