Ruangan itu luas namun terasa sempit baginya. Kaos longgar dan celana jeans 3/4 tergeletak begitu saja di lantai. Tas converse hitamnya tersimpan di atas kasur. Isinya berceceran tak beraturan. Sepatu adidas putih terpisah dari pasangannya. Alunan musik KPOP yang khas memecah kesunyian pagi hari yang cerah. Ia bangun dari tidurnya. Meski ia merasa lelah, ia tak bisa kembali terlelap dalam tidurnya.
Baru saja ia akan membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan ketukan pintu diiringin dengan pintu kamarnya yang terbuka dengan kasar.
"Lala! Mom dengar dari Bibi Rum kalau kamu baru pulang jam 2 pagi. Kamu lupa dengan perjanjian kita?Kau harus pulang sebelum jam 12 malam! Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu terhadap dirimu? Mom khawatir sekali, kau tahu? Dan lagi... Oh gosh! Lihat kamarmu. Seperti kapal pecah saja! Bereskan! Sekali lagi kamu seperti ini, Mom tidak akan mengizinkan kamu pergi dengan teman-temanmu!"
Lala hanya bisa mendengus. Baru saja bangun dari tidurnya, ia sudah mendengar teriakan ibunya. Ia tahu ibunya sangat marah dan sangat khawatir. Apalagi mendengar ibunya memanggilnya Lala bukan Sharon.
Sharon Camilla Ladyanta, memang biasa dipanggil Lala oleh teman-temannya. Panggilan Sharon hanya dikhususkan untuk orang terdekatnya, yaitu keluarga, pacar, dan sahabatnya.
Ia tidak suka jika ada orang selain mereka memanggilnya Sharon dengan seenaknya. Ia merasa panggilan itu sangat khusus bagi dirinya.Hari ini ia mau tak mau harus pergi karena ada janji dengan sahabatnya, Nadya. Mereka telah bersahabat sejak awal masuk Sekolah Menengah Pertama. Teman-teman di sekitar mereka menyebut mereka "amplop dan perangko" saking dekatnya mereka.
"Kau dimana, Sharon? Aku sudah menunggumu di Starbucks sejak 15 menit yang lalu dan kamu belum juga muncul. Apa kau lupa dengan janji kita kemarin? Jika 10 menit lagi kau belum juga muncul tak ada ampun bagimu!" Ujar Nadya dari seberang telepon. Sekali lagi Lala mendengus kesal. Baru saja ia terkena amarah ibunya, kini ia kembali terkena amarah sahabatnya. Ia membuka pintu mobilnya dan melesat pergi dengan kecepatan 60 km/jam. 15 menit kemudian ia sampai di tempat dimana sahabatnya berada.
"Sharon! Sebelah sini!"
Lala melihat Nadya melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum lebar. Dia masih sama seperti dulu. Selalu tersenyum sehingga membuat orang yang melihatnya merasakan kehangatan."Maaf aku terlambat". Ujar Lala sambil menarik kursi di depan sahabatnya.
"Kau tidak pernah berubah, Sharon. Selalu telat jika ada janji dengan teman".
"Tadi ada sedikit masalah di rumah".
"Ada apa?"
"Yah... Aku pulang larut malam karena menghadiri pesta bersama teman-teman kampusku".
"Ya ampun! Kukira kamu tidak akan pernah berpesta sampai malam seperti itu. Tak ku sangka ternyata kamu akan melakukannya juga"."Penasaran. Itu yang aku rasakan. Ternyata itu buruk sekali. Aku tak mau lagi. Dan lagi, aku merasa tidak enak dengan Mom. Dia begitu khawatir".
"Kasihan aku dengan ibumu. Kau selalu membuat dia cemas". Kata Nadya sambil mengaduk cappuccinonya.
"Aku tahu. Karena itu aku ingin sekali tinggal di sana agar aku tidak menyusahkan mom".
"Di sana? Di mana?"
"Kau lupa? Sudah lama sekali aku ingin tinggal di Korea. Kau tahu kan aku fans KPOP. Aku ingin tinggal di sana dan bertemu dengan artis kesukaanku, 2PM".
"Jadi kau ingin tinggal di Korea hanya karena ingin bertemu dengan mereka? Oh dear, jangan bercanda. Kamu bisa bertemu mereka lewat konser yang diadakan di Indonesia".
Lala menatap wajah sahabatnya yang berwajah oriental itu dengan sinis. Ia sudah menyangka bahwa Nadya tidak mendukung impiannya untuk tinggal di negeri gingseng.
Soal Nadya berwajah oriental, ia memang memiliki mata sipit, hidung kecil dan mancung serta berkulit kuning langsat. Wajahnya berbentuk oval dan dagu berbentuk V. Tak jarang banyak yang mengira ia orang Tiongkok asli. Wajar saja karena ayahnya adalah keturunan Tiongkok - Indonesia. Meskipun begitu, Bahasa Mandarin Nadya sangat payah bahkan hanya mampu mengucapkan selamat pagi dan terima kasih.
"Nadya, mari berbicara tentang dirimu".
"Kau mau tahu tentang apa? Aku tidak banyak cerita menarik".
"Tunanganmu? Bagaimana dia sekarang? Sudah 4 tahun kalian bertunangan tapi tak kunjung menikah juga".
Nadya mendengus, "Kau belum merasakannya jadi kau tidak akan mengerti. Kami butuh waktu yang tepat".
Lala mengangguk dan termenung.
Kau belum merasakannya.
Kalau Nadya sudah bertunangan selama empat tahun, lain halnya dengan Lala. Ia baru saja putus dengan pacarnya, Archi, yang merupakan teman SMAnya."Sudahlah tak usah dibicarakan. Aku rasa sekarang sudah seharusnya kamu mencari pengganti Archi, Sharon".
Lala menyeruput kopinya yang masih mengepulkan asap itu. "Kau bicara apa sih? Aku capek nemikirkan tentang laki-laki."
Tiba-tiba terdengar lagu 2PM - Only You
"Sebentar, ada telepon." Ujar Lala .
Selama 15 menit Lala tak henti-hentinya tersenyum gembira sambil berkata, "benarkah? Anda tidak main- main, kan?". Sesekali ia juga berteriak kecil. Nadya hanya bisa kebingungan melihat tingkah laku sahabatnya yang seperti anak kecil.
"Baiklah aku mengerti. Terima kasih. Akan aku sampaikan pada ibuku. Terima kasih banyak. Ya, selamat pagi."
"Siapa yang menelpon? Kenapa kau bertingkah laku seperti anak kecil?" Tanya Nadya sesaat setelah Lala menutup teleponnya.
"Nadya, aku tidak percaya ini! Sungguh, ini seperti mimpi! Ah, aku belum menceritakannya padamu."
Nadya tidak menjawab dan terus menatap Lala dengan penasaran.
"Minggu lalu aku ikut kompetisi yang di adakan oleh salah satu perusahaan terkenal dari Korea. Tadi salah satu staff mereka menelponku. Aku... Aku jadi pemenangnya, Nadya! Aku akan pergi ke Korea bulan depan dan menjadi trainee JYP Entertainment! Agensi 2PM!"
Lala tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya mampu tersenyum dan berteriak. Ia mengambil ponselnya di atas meja dan mulai menuliskan pesan singkat untuk ibunya
To: Mom💕
Mom! Aku menang lomba dan aku akan pergi ke Korea bulan depan!
Tak sampai 5 menit, ponsel putihnya berbunyi menandakan ada pesan datang.
From: Mom💕
Congratulation, dear! Akhirnya impianmu tercapai^^
Senyumnya yang lebar menghiasi wajah Lala. Ia menatap wajah Nadya dan Nadya membalas senyumannya dengan hangat.
Aku akan ke Korea! Aku akan jadi terkenal!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Man After My Heart (SHINee Jonghyun Fanfiction in Bahasa)
Teen Fiction"Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?"