6~|kemunculan kenangan Lalu

45 21 112
                                    

Keseruan tidak hanya dari ceritanya, karena kalian juga bisa melihat cover keren yang berbeda-beda tiap chapternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keseruan tidak hanya dari ceritanya, karena kalian juga bisa melihat cover keren yang berbeda-beda tiap chapternya. 😊

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SOWKA DIKA

Komandan mendatangi semak-semak itu sambil membawa borgol di tangan.

Saat ia membuka semak-semak itu...

Tiin...Tiin... Suara klakson mobil berbunyi diiringi suara keramaian jalan raya.

"Pak... sadar pak..."

"Aghh..." lirih komandan. "Saya dimana ini? saya kenapa ini?" tanya komandan kebingungan.

"Pak... bapak baik-baik saja kan, bapak baru saja pingsan. Mungkin karena dehidrasi yang membuat bapak tidak sadarkan diri," ujar pengendara.

Yaa... komandan masih di jalan dan sedang memperbaiki ban mobilnya yang lagi bocor,

semua yang terjadi seperti ibu dan anak yang dibawa ambulan, dia bertemu istri dan anaknya, bahkan saat ia melakukan tembakan,

itu adalah halusinasi sang komandan saat dirinya jatuh pingsan.

Sungguh dalam aura papa Dika atau El Antonio Blood, sampai-sampai menimbulkan rasa takut yang mendalam, bahkan terbawa ke alam bawah sadar sang komandan.

Setelah komandan lebih enakan, ia kembali menuju rumahnya.

melihat istri dan anaknya lagi asik bermain. Ia berlari ke kamarnya dan tidak menemukan apapun yang seperti ia takuti.

Semua yang terjadi itu hanyalah mimpinya saat ia terjatuh pingsan.

Sungguh hari yang melelahkan.

Kini matahari sudah tergantikan dengan bulan.

Burrr... Suara guyuran air membasahi preman itu yang membuat preman terbangun.

Huuuu... Bakar... Siksa dia... Bunuh...
Begitulah sorak yang di tujukan ke preman yang di bawa oleh Ayah Jaka atau Keluarga Tira tadi.

Preman itu di kurung di jaring-jaring besi besar di tengah lapangan luas.
Ya... mereka berada di KAMPUNG KUALA, tempat di mana markas besar TIRA KID berada.

Preman itu di kurung sambil di kerumunin oleh orang banyak. tanpa kurungan itu, preman sudah dipastikan mati dalam waktu singkat.

"Woy lek," panggil Ayah Jaka ke preman. "waktumu sudah habis," serunya sambil menodongkan pistol kearah preman itu.

LEK adalah panggilan Ayah Jaka kepada banyak orang.

Lek = Bro.

"Aku sudah siap, kapan pun aku mati, aku siap. Cepat tembak aku tembak!" teriak preman itu.

"Sungguh besar mulutmu! Kita lihat apakah nyalimu sebesar dengan mulutmu," menendang preman itu.

"Woy lek ku semua... bersiap..." teriak Ayah Jaka kepada anak buahnya.

Semua anak buahnya, mengeluarkan pisau, pemukul, bahkan gergaji mesin.

"Aku hitung 1 sampai 3, jika kau tidak sujud di kakiku. Aku akan membiarkan mereka semua masuk kesini, dan melakukan sesuatu yang belum pernah kau bayangkan sebelumnya." Ancam Ayah Jaka atau Bos Gangster.

"Cuih, kau kira aku akan takut karena itu?" sambil tertawa paksa.

"1...2...3..." teriak Bos Gangster.
Kurungan pun di buka yang membuat anggotanya masuk semua.

"Tenang saja lek, ini akan menyenangkan," ujar anggota Gangster sambil tersenyum.

Aghhh... Jerit preman kesakitan.

Mereka memukuli, menusuk, menyayatnya yang tak berdaya.

"3..." teriak Bos Gangster.

"Ampun Bos, ampun... Aku belum mau mati," sambil bersujud di kaki Bos Gangster.

Ya... kejadian ia telah di pukuli hanya bayangannya saja.

"Hahaha, sudah aku duga nyalimu tidak sebesar mulutmu," ketawa Bos Gangster.

"Akan ku ampuni kau, tapi sebelum itu, kau cium dulu kakiku," sambil tertawa mengangkat tangan.

"Ku kira by one, ternyata ramean," preman berkata dalam hatinya.

Preman itu mencium kakinya Bos itu, dan membuat orang diluar kurungan bersorak-sorak sambil tertawa.

Bos Gangster keluar lalu...

"Cepat beri dia makanan dan minuman," perintah Bos Gangster ke anak buahnya.

"Untuk apa kita kasih makan orang bejat itu?" tanya anak buah.

"Karena akan ada permainan setelah dia makan," jawabnya sambil tertawa.

"Jaka kemari!" panggil Ayah jaka.

"Ada apa yah?" tanya Jaka.

"Telpon anak blood itu," ujar Ayah Jaka.

"Dika? untuk apa yah?"

Ayah Jaka hanya tersenyum sambil memandangin preman itu.

Tutt... suara nada dering.

"Ya... ada apa Jak?" tanya Dika.

"Dika The Blood, ini Ayahnya Jaka.
Ada yang saya mau omongin sama kamu!" sambil duduk santay.

"ada apa ya om," tanya Dika bingung.

"kalau kamu mau tahu, kamu ke rumah Jaka saja sekarang."

"Waduh om, ini sudah larut malam om. Pasti gak di bolehin sama Pa..."

"Tentang Ibu kandungmu," potong Ayah Jaka.

"Apa..." kaget Dika.

Dika terdiam beberapa saat, karena perkataan Ayah Jaka.

"Bagaimana om bisa tahu tentang itu?" tanyanya kebingungan.

"Kalau mau tahu datang saja dulu, kita ngobrol-ngobrol santay. Tapi dengan catatan datang sendirian!"

Dika... Tok Tok... suara Mama Dika mengetok pintu kamar.

"Oke, om. Dika kesana," Ujar Dika.

Mama masuk ke kamar Dika.

"Dika... owhh ternyata sudah tidur," gumam mamanya melihat Dika sudah tidur.

Saat Mamanya keluar, Dika pun ikut beranjak dari tempat tidurnya.

Tutt... suara nada dering.

"Cakra... siapkan mobil ya, Dika mau ke supermarket ada yang harus di beli untuk sekolah besok," kata Dika ke sang pengawalnya itu.

"Astaga Tuan Muda, ini sudah jam 12. Apa tidak sebaiknya besok pagi saja sekalian kita berangkat?" tanya pengawalnya sambil menahan ngantuk.

"Sekarang soalnya penting untuk tugas, besok harus kumpul. Tapi jangan sampai papa sama mama tahu!" ujarnya,

"Siap Tuan Muda"
Dika pun pergi bersama pengawalnya berdua, saat sampai di supermarket Dika pun turun dari mobil.

Tiba-tiba...

-------------------------------------------------

Terimah kasih sudah membaca, jangan lupa untuk vote dan coment ya. Soalnya coment akan selalu di balas kok.

Apa yang akan Ayah Jaka lakukan ke preman itu?
Apa tujuan Ayah Jaka menemui Dika?
Bagaiman rencana Dika untuk bisa ke sana?

Lihat kelanjutannya----->

SOWKA DIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang