11~|Tekad Bertahan

29 5 1
                                    

Keseruan tidak hanya dari ceritanya, karena kalian juga bisa melihat cover keren yang berbeda-beda tiap chapternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keseruan tidak hanya dari ceritanya, karena kalian juga bisa melihat cover keren yang berbeda-beda tiap chapternya. 😊

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Cepat katakan apa maumu!” ujar Bos Gangster itu.

“kirimkan salamku dengan malaikat maut, karena yang mati hari ini bukan diriku, melainkan...”

Dor... Satu tembakan meluncur dari senjata Cakra menembus persis di kepala Bos Gangster itu, seketika Bos Gangster langsung terjatuh dan membuat nyawanya lah yang bertemu dengan malaikat maut.

“Sembunyi di belakang mobil Tuan!” teriak Cakra kepada Dika.

Sekian detik suasana tiba-tiba hening, anggotanya hanya bisa melihat Bosnya terkujur kaku bersimbah darah.

“Bos... Bos... Bangun!” panggil anggotanya ke Bos yang sudah tak bernyawa lagi.

Dan Dor... Dor... Suara pistol dan Dret... Dret...(Suara tembakan laras panjang) menembaki secara brutal ke arah Cakra dan Dika yang sedang bersembunyi di belakang mobil. 

Cakra masih terus melakukan tembakan balasan, dan pada akhirnya.

Dor...

Cakra terkena tembak di bahu kanannya, yang membuat dia tidak bisa menembak lagi menggunakan tangan kanannya. Namun ia masih terus berjuang untuk menembak dengan menggunakan tangan kirinya yang masih tersisa.

Tapi apa yang ia pikirkan, ia hanya menggunakan pistol dan lawannya menggunakan laras panjang, dan di tambah dari segi jumlah mereka kalah jauh.

Dika yang melihat darah keluar deras dari bahunya hanya bisa terdiam. Seperti ia merasakan kematian semakin mendekat kepadanya.

“Cakra berikan pistol itu!” ujar Dika.
Dika mengambil pistol Cakra dan langsung menembaki Gangster tersebut, dan akhirnya satu persatu Gangster itu mati terkena tembakan Dika.

“Aghhhh...” Suara jeritan Cakra terkena tembakan lagi.

Karena jeritan itu, Dika kembali sadar. Ternyata tadi hanya karangan di dalam pikirannya saja. nyatanya ia masih bersembunyi tak berdaya sambil melihat pengawalnya berjuang sendirian.

Dika merasa dirinya sangat tidak berguna, dia hanya bisa berdoa agar bisa selamat. Karena dirinya tidak mahir menggunakan senjata apalagi dalam situasi perang seperti ini, tembakan dari mana-mana.

Cakra hanya bisa terduduk tak berdaya karena bahu kanan dan kirinya sudah bersarang dua peluru atau pun lebih.

“Ibu tolong Dika ibu!” ujarnya sambil melihat Cakra yang sedang sekarat.
Kuping penuh dengan dengungan suara tembakan yang merusak pendengaran.

“Cakra bertahan lah, aku tidak ingin kehilanganmu!”

Dika memberanikan dirinya merangkak mendekati Cakra dan mengambil pistolnya, lalu bangkit mencoba menembak mereka semua. Namun tembakannya tidak ada yang kena satupun, sampai-sampai ia menghabiskan pelurunya.

Angin tiba-tiba berhembus sedikit agak kencang, burung-burung terbang berhamburan. Terdengar dari kejauhan suara iringan mobil yang sangat ramai.

Dan secara Tiba-tiba, langsung memberondongi dengan ribuan peluru ke arah Gangster itu sampai-sampai mereka mati semua tanpa terkecuali karena tidak sempat untuk berlindung bahkan untuk menembak balik.

Mereka terus menembak sampai-sampai tidak ada yang bergerak lagi sedikitpun.

Dika yang masih bersembunyi semakin takut karena mengira itu adalah pasukan bantuan Gangster yang lainnya, yang membuat Dika semakin tidak berani untuk mengintip.

Saat suara tembakan mulai kian mereda, Dika memberanikan dirinya untuk melihat.

Ternyata itu adalah Papanya beserta pengawal-pengawalnya yang berjumlah kurang lebih 20 orang.

Dika senang namun tiba-tiba...

Pandangannya mulai buram, keseimbangan pun menghilang.

Ia kehilangan kesadarannya lalu jatuh pingsan.

Cakra berhasil untuk membawa Dika dan Gangster itu ke kawasan kota ZAVURA.

Ya... Nama kota tempat tinggal dan bersekolah Dika, Jaka dan yang lainnya adalah Kota ZAVURA.

“Syukurlah tepat waktu,” ucap pelan bibir Cakra lalu pingsan juga.

Ini adalah rencana Cakra yang membawa para Gangster ke kawasan Kota Zavura. dan berhasil menahan mereka  cukup lama, hanya agar pasukan The Blood Thirst bisa datang membantu. Karena  di kawasan kota Zavura adalah area kekuasan penuh dari Keluarga The Blood Thirst.

Ada tiga wilayah yang masing-masing wilayah di pimpin oleh satu Keluarga besar.

Kota Zavura di pegang oleh Keluarga Mafia The Blood Thirst.
Kampung Kuala di pegang oleh Keluarga Gangster Tira Kid.
Dan wilayah yang terakhir yaitu Kampung Kubah yang di kuasai oleh Biker atau Gang Motor Ticki Two.

Sangat salah besar jika menganggap ketiga wilayah itu hidup rukun dan damai, ketiga wilayah sangat jauh dari kata aman, peperangan sangat sering terjadi antara gank-gank kecil ataupun keluarga besar seperti Tira kid dan Ticki Two.

“Semua tetap waspada jangan ada satu pun yang terlewatkan dari pandangan kalian bahkan satu ekor lalatpun!” ujar Daren di radio ke pada seluruh anggota yang sedang menjaga parimeter rumah sakit.

“Siap Bos.”

Anggota yang menjaga di sekitaran rumah sakit sekitar 32 orang lebih, kendaraan yang masuk dan keluar pun mereka cek satu persatu, itu semua mereka lakukan agar Keluarga Inti terhindar dari ancaman apapun.

“Aghh... Ini dimana?” ucap pelan bibir Dika.

“Ahh... Syukurlah akhirnya kamu sadar juga Dika, Papa dan Mama sangat khawatir.”

“Cakra dimana? Cakra tidak apa-apa kan? Tanya langsung Dika.

“Iya, Cakra baik saja kok. Dia bukan orang yang lemah jadi Dika tenang saja,” ucap Mama Dika sambil tersenyum agar putra satu-satunya merasa tenang.

Apakah yang akan Ayah Dika lakukan setelah ini?
Apakah di rumah sakit akan terjadi sesuatu?
Apakah bener Cakra baik-baik saja?

Lihat kelanjutannya------->
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Terimahkasih sudah membaca, jangan lupa untuk vote dan coment ya. Soalnya coment akan selalu di balas kok.☺️

SOWKA DIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang