Chapter 2

208 16 1
                                    

~~~

"Apakah kamu marah karena aku terlambat?" Aku merenungkan pertanyaannya. Apakah aku pernah marah kepadanya dan kurasa jelas jawabannya tidak. 

Mikhail Albert Hassen, pria yang kucintai sekaligus pemeran utama pria dalam novel ini. Saat aku menatap wajahnya, hatiku tetap merasa tenang sekaligus ketakutan, ada perasaan putus asa didalamnya.

"Aku sangat mencintainya, tetapi cinta itu menghilang begitu cepat." batinku saat melihatnya

Diriku di masa lalu percaya bahwa dia adalah penyelamat serta membuatku mendambakan cinta. Kuberikan segalanya bahkan berarti kata-kata kecil dan tidak penting yang akan dia katakan dan akan gugup jika ekspresi wajahnya sedikit negatif,takut dia akan meninggalkanku.

Namun, pikiran dan kepribadianku benar-benar berubah ketika ingatan kehidupan masa lalu di mana mengurus biaya kuliah , pekerjaan, dan biaya hidup kulakukan sendirian.

'Masa depan adalah sesuatu yang dapat kuubah sendiri dan aku tidak butuh penyelamat' .hal inilah yang akan menjadi motivasiku selama berjuang untuk akhir yang lebih baik

Setelah kesadaranku kembali, aku menjawab pertanyaan Mikhail

"Aku tidak marah."

Tidak ingin terus membuang waktu dan perasaan yang lebih mendalam padanya. Aku memutuskan untuk menyelesaikan hubungan ini. Saat selesai menjawab pertanyaanya, Mikhail menatapku dengan ekspresi sedikit kesal

"Juvellian." Ucap Mikhail dengan emosi didalamnya

Meskipun itu adalah hubungan yang aku paksakan, sudah 2 tahun sejak aku mulai berkencan dengan Mikhail.

"Tentunya hubungan kita tidak akan kacau karena hal seperti ini?"

Terdapat makna tersirat dalam ucapannya yang berarti 'Jangan menjadi menyebalkan'. Itu bukanlah sebuah permintaan tapi merupakan peringatan sopan. Namun seperti biasa, aku memberikan senyum polos.

"Aku tidak akan marah karena hal seperti itu.Aku hanya bercanda padamu".  Aku mencoba untuk meringankan suasana tetapi melihat ekspresi serius di wajahnya, sepertinya aku menyinggung perasaannya dengan mengatakan itu adalah sebuah candaan.

"Sebuah candaan? Itu sangat berbeda denganmu." Dia menghela nafas panjang sebelum menatapku dengan mata lelah.

"Jadi untuk urusan apa kamu memanggilku ke sini?"

Melihat ketidaksukaannya yang terang-terangan untuk berada di sini, aku menghela nafas lagi. Hal tersebut tentu dapat kumengerti karena ini bukan yang pertama atau kedua kalinya aku mengganggu pelatihannya. Setelah mempertimbangkan semua kesalahan di masa lalu, aku memutuskan untuk mundur sekarang.

"Mikhail, hari ini aku-"

"Aku meluangkan waktu hari ini karena kamu mengatakan itu hanya akan memakan waktu sebentar, tapi sulit bagiku jika kamu terus menyeretnya seperti ini."

Mikhail memotong kata-kataku bahkan sebelum aku bisa menyelesaikannya,membuatku tertawa mendengarnya. Namun, sepertinya dia tidak peduli.

"Jika tidak penting, aku akan pergi."

Benar saja, dia mencoba pergi seperti biasa. Dia mungkin tidak mau bersamaku lebih dari yang seharusnya.

"Hanya butuh beberapa saat." Aku mecoba menahannya

"Aku takut aku harus pergi sekarang,  aku memiliki sesi pelatihan penting. "

Saat aku bertemu matanya yang berhati dingin, aku merasakan gelombang kemarahan.

'Ha, pria yang picik! Ada batas untuk sebuah kesombongan! Dia bahkan tidak bisa meluangkan waktu 5 menit untukku?' Aku mengutuknya dalam hati

Ayah, Aku Tidak Ingin Menikah ! [Novel Terjemahan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang