Nengok dikit, lo mati.
--Arlene Aurora Arabella Aires--
ARLENE membuka matanya. Hampir saja pisau itu mengenai telinganya. Bahkan jarak si pisau dan telinga Arlene hanya berjarak 1 centimeter.
"Sialan," umpat gadis cantik bernama Elisa.
Arlene mencabut pisau itu paksa. Kasihan, pasti Elisa tidak punya senjata lagi.
Baru saja menyeringai remeh, Arlene dibuat terkejut ketika melihat benda-benda di depannya melayang.
Ya Tuhan ... ia bahkan tidak tahu apa kekuatannya dan bagaimana cara melakukannya.
Benda-benda tajam itu dari kejauhan melesat cepat ke arahnya. Arlene menutupi kepalanya dengan kedua tangan yang disilangkan. Oke, ini sangat memalukan.
Slttt!
"AKHH!!"
Arlene menurunkan tangannya perlahan, kenapa ia tidak merasakan rasa sakit!?
"You winner"
- W e r e l d e n -
Kini Arlene dan Alven tengah berada di sawah untuk mencabut padi. Yha ... hitung-hitung untuk makanan mereka selama seratus tahun kedepan.
Yap, setiap harinya mereka pindah rumah. Karena 'kan mereka sudah membunuh banyak orang, agar tidak dicurigai warga, semua peserta diwajibkan untuk pindah rumah.
Entah bagaimana ceritanya, ingatan warga setempat akan menghilang ketika waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
Unik.
"Len," panggil Alven.
"Apaan?"
"Lo harus bunuh empat orang lagi, ya?" ucap Alven membuat Arlene kebingungan, bukan kah itu melanggar aturan?
"Dih, nanti gue ke eliminasi, ogah ah."
"Lo ga bakal tereliminasi, Arlene. Justru ini lebih baik! Semakin banyak pemburu yang tewas, semakin banyak peluang lo buat menang."
"Terus kalau kita bunuh nya tujuh orang gimana? Kita gitu, hasil buru lo sama gue, 'kan katanya bebas mau bunuh berapa aja, iya, kan?" tanya Arlene.
"Usahain sepuluh, lo lima gue lima,"
Arlene mengerutkan keningnya bingung, lima orang?
"Gue cuma dapet perintah dari Matilda," kata Alven menyingkirkan pikiran negatif Arlene. Wajar bila Arlene belum percaya sepenuhnya kepada Alven. Karena 'kan mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu.
Kepercayaan tidak akan muncul hanya beberapa jam saja.
"Oh, terus gue harus bunuh yang mana? Gue-"
"ARLENE! DI BELAKANG LO!"
SLING!
CLEB!
KAMU SEDANG MEMBACA
WERELDEN
Fantasy"Bukan seseorang yang pandai bermain hati, tapi seseorang yang pandai bermain tak-tik." Arlene, seorang perempuan yang rela terjun ke dalam dunia sihir untuk menyelamatkan nyawa sang mama. Ia pikir dunia sihir itu serba mudah, hanya mengucapkan "sim...