"WOI ARLENE, BANGUN!" Alven berteriak di samping telinga Arlene, membuat cewek itu langsung bangun dari tidurnya.
"Monyet! Santai dong!" Arlene mengucek-ngucek matanya, berusaha menetralkan rasa kaget barusan.
"Ya abisnya lo tidur kayak orang mati, cewek apaan bangun siang."
Arlene melirik jendela, melirik langit yang masih gelap, "Siang apaan! Ini masih subuh tolol!"
"Santai dong, mandi sono, abis itu kita cari kayu bakar."
"Dih, cewek apaan mandi pagi-pagi gini?"
Alven memutar bola matanya malas, kenapa cewek ini sulit sekali untuk di atur, "Yaudah ayo ambil kayu bakar," ajaknya langsung menarik tangan Arlene untuk keluar.
"Buat?"
"Buat masak."
Arlene tidak merespon lagi, dirinya masih linglung karena habis bangun tidur tadi, sesekali kakinya tersandung oleh akar-akar pohon yang menjuntai panjang sementara tangannya terus ditarik oleh Alven.
Sampailah mereka di hutan yang lebat, keadaan sudah mulai terang karena matahari sudah mulai naik ke atas tuk menunjukkan sinarnya.
Alven melepas tangan Arlene, "Lo cari buah atau sayuran, gue cari kayu."
"Masih gelap, gue bantu lo cari kayu aja, nanti kita cari buah-buahannya bareng-bareng."
Alven mengangguk setuju.
Mereka mulai menyusuri hutan, mengambil kayu yang terjatuh dari pohon dan kayu-kayu yang sudah kering lainnya.
Kayu sudah terkumpul banyak, Alven mengikat kayu itu menggunakan tali yang ia bawa dari rumah.
"Itu ada buah rambutan, Ven! Ambil gih, mumpung pohonnya pendek," ucap Arlene menunjuk pohon rambutan yang lumayan pendek.
"Gue ambil rambutan, lo ambil paya, gimana?"
"Lo sekalian aja si."
"Gak, lo harus kerja jangan bebanin gue sendiri."
"Terus kayu nya? Nanti kalau ditinggal ada yang maling."
"Gak ada, udah sana." Alven mendorong bahu Arlene agar cewek itu mendekati pohon pepaya yang buahnya sudah matang.
Alven memungut sampah plastik untuk dijadikan wadah rambutan, ia mulai memetik buah rambutan itu sebanyak 5 ranggai, secukupnya saja untuk dirinya dan Arlene.
"Bisa nggak, Len?"
"Bisa." Arlene langsung merojok buah pepaya hingga terjatuh, Alven yang mempunyai reflek bagus mengarahkan plastik rambutan ke titik jatuh sehingga buah pepaya itu langsung masuk ke dalam plastik.
"Keren, ada lagi? Udah yuk, balik, banyak nyamuk, gak betah gue."
Keduanya berjalan bersama untuk mengambil kayu bakar, tapi dari kejauhan Arlene melihat ada seseorang yang hendak mengambil kayu bakar itu.
"WOI!" tegur Arlene langsung berlari agar jarak lebih dekat.
"Ini, kayu punya gue!" tekan Arlene menarik paksa kayu bakar, tapi orang itu menahannya membuat aksi tarik menarik tak terhindarkan.
"Gue yang nemu kayu ini di sini tanpa pemilik!"
"Ya tapi itu kayu gue, anj–" Arlene terjatuh ketika cowok di depannya mendorng kayu kedepan hingga menabrak tubuhnya.
"Makan tuh kayu!" ucap cowok itu lalu pergi.
Alven yang melihat itu langsung menyingkirkan kayu dari tubuh Arlene lalu membantu cewek itu 'tuk berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
WERELDEN
Fantasia"Bukan seseorang yang pandai bermain hati, tapi seseorang yang pandai bermain tak-tik." Arlene, seorang perempuan yang rela terjun ke dalam dunia sihir untuk menyelamatkan nyawa sang mama. Ia pikir dunia sihir itu serba mudah, hanya mengucapkan "sim...