Hai...
Irene dan Jennie berjalan beriringan menuju kelas. Banyak mata memandang kagum ke arah Irene. Segan mau menyapa Jennie karna gadis itu sudah berpawang.
Jennie menyenggol pundak Irene, menggoda gadis itu karna ada banyak kaum lelaki yang menyapanya.
Langkah mereka terhenti saat ada lelaki asing bagi Irene namun tidak dengan Jennie. Jennie mengenalnya.
"Kai!" gumam Jennie.
Irene mendengar gumaman Jennie. Kai. Irene pernah mendengar nama lelaki ini yang di pernah di ceritakan Rosé sebagai mantan pacar Jennie.
Kai melirik sekilas pada Irene. "Ada yang mau gue omongin sama lo?"
"Menurut gue udah nggak ada yang perlu di omongin." Jennie menoleh kearah lengannya yang di tahan oleh Kai lalu menghempaskannya.
Irene hanya diam tak berniat untuk mencampuri urusan Jennie dan mantannya.
"Mario bukan cowok yang tepat bagi lo."
Jennie menatap Kai aneh. Tak ada hentinya lelaki ini mengganggu hubungannya dengan Mario.
"Jen, lo harus percaya sama gue?"
"Gue pernah percaya sama lo terus lo ngehianatin gue."
Kai bungkam. Memang benar apa yang dikatakan Jennie, Kai akui itu. "Gue akan berusaha jadi yang terbaik buat lo kalau lo mau ngasih gue kesempatan lagi, Jen. Gue nggak mau Mario nyakitin lo?"
Jennie menatap Kai dengan senyum sinis. "Jadi lo doang yang boleh nyakitin gue?"
Kai gelagapan. "Bukan gitu maksud gue."
Jennie langsung menarik tangan Irene untuk segera pergi dari hadapan Kai. Irene hanya pasrah mengikuti langkah Jennie yang membawanya. Irene mengerti apa yang dimaksud Kai. Sepertinya lelaki itu tahu sesuatu tentang Mario dan dirinya.
"Jen, kali ini lo harus percaya sama gue!!" seru Kai yang di hiraukan oleh Jennie.
Kai menggepalkan kedua tangannya saat Jennie sudah jauh dari pandangannya.
**
Senyum Mario mengembang ketika melihat jennie yang sudah berdiri di depan parkiran menunggu dirinya. Raut wajah kesal Jennie tercetak jelas karna telah terlalu lama menunggunya.
"Hey, My girl." Jennie berjengit kaget ketika seseorang langsung merangkul bahunya.
Jennie memukul si pelaku yang membuatnya kaget. "Mario, lo tuh yaa!" Jennie sudah gemas dengan kelakuan Mario, ia sudah bingung harus mengatakan apalagi menghadapi tingkah ajaib pacarnya itu.
Mario menyengir, menikmati wajah terkejut kekasihnya itu. "Gemes sekali pacarku yang satu ini." Mario menepuk kepala Jennie lembut.
"Emang pacar lo ada berapa?"
Untuk sesat raut Mario berubah tegang. "Cuma satu dong, Jennie Jovita. Its only you!"
Gummy smile-nya mengembang mendengar penuturan Mario. Mario meraih tangan Jennie dan digenggamnya dengan erat.
"J, gue pernah bilangkan kalau jari kita bagus kalau saling bertautan gini. Jadi gue mau nunjukin ini ke semua orang." ucap Mario menunjukkan jemarinya dan jemari Jennie saling bertaut satu sama lain.
"J, kalau gue tiba-tiba ninggalin lo gimana?"
Kali ini Jennie menghentikan langkahnya. Menatap Mario dengan dahi mengernyit. "Lo mau ninggalin gue?" Tiba-tiba ini Jennie merasakan perasaan yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right In Front Of You
FanfictionKata orang, First love, never dies. "Cinta Pertama Sulit Dilupakan." Memang benar adanya, Mario mengalaminya sendiri. Dia hanya ingin mengejar cinta pertamanya. Hai, Baby J new version