PART 29

3.1K 454 31
                                    

Hai...

"Jisoo!"

Jisoo menghentikan langkahnya ketika mendengar seorang gadis memanggil namanya, ia menoleh dan menemukan Nayeon, teman sekelasnya.

"Tadi kan pelajaran Ekonomi, gue nggak ngerti."

Jisoo mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.

"Lo kan pinter Ekonomi, gue boleh minta ajarin?" Nayeon sudah menatap melas pada Jisoo.

Ini merupakan kesempatan bagi Nayeon untuk mendekati Jisoo. Biasanya Jisoo selalu bersama dengan sahabatnya, Rosé. Saat melihat Jisoo sendirian seperti ini merupakan kesempatan baginya.

"Kapan?"

Jisoo bukannya tak peka dengan gadis di depannya ini. Jisoo cukup yakin kalau Nayeon menyukainya. Gadis ini selalu mengirimi pesan yang sekedar menyapa dan juga seringkali menelpon untuk menanyakan tugas. Jisoo hanya menanggapi sekedarnya, ia tak cukup tertarik dengan Nayeon.

Nayeon tersenyum. "Sekarang."

Jisoo terdiam sejenak sebelum mengangguk. Nayeon sudah berteriak senang dalam hatinya.

Mereka berjalan beriringan menuju parkiran. Sebelum membuka pintu mobilnya, tak sengaja Jisoo melihat Irene yang berjalan sendiri menuju halte.

"Emm Nay, belajarnya kapan-kapan aja ya. Gue ada urusan mendadak." Jisoo langsung masuk kedalam mobilnya tanpa mendengar jawaban Nayeon.

Nayeon mendesah kecewa melihat mobil Jisoo yang sudah jauh dari jangkauannya. Ia menghentakkan kakinya kesal.

Jisoo menghentikan mobilnya di samping halte, membuka kaca jendela di sebelah kemudi.

"Mau pulang bareng?" tawar Jisoo.

"Nggak usah, Ji." Irene menggeleng. "Gue naik taksi aja."

Jisoo bergegas turun dari mobilnya, menghampiri Irene yang tengah berdiri menunggu taksi.

"Lo ngapain disini?" Irene heran dengan Jisoo yang malah turun dari mobilnya.

"Nungguin lo sampai naik taksi, gue ajak bareng nggak mau sih.."

"Mending lo pulang aja." usir Irene.

"Kenapa? lo takut ketahuan sama Mario?"

"Lo!" Irene mendelik kearah Jisoo.

Jisoo mengangguk. "Gue tahu hubungan lo sama Mario, Rene. Rosé cerita banyak sama gue."

"Rosé juga cerita ke Jennie?"

"Enggak lah, makanya dia berusaha ngejauhin Mario dari Jennie, tapi you know lah."

Irene menghela nafas lega. Kenapa semua harus serumit ini. Irene ingin mengakhiri ini secepatnya sebelum Jennie tau tapi Irene sadar ini tak mudah.

"Lo gue antar aja deh. Udah mendung juga tuh. kayaknya bentar lagi ujan" jelas Jisoo sambil mendongak. Menatap langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap "Dan nggak pake nolak."

Irene menyerah, dengan pasrah ia ikut masuk ke dalam mobil Jisoo.

**

Sejak turun dari motor Mario tak melepas genggaman tangannya pada jemari Jennie. Walaupun Mario sering menggenggam tangannya namun Jennie selalu merasakan jantuknya berdetak cepat.

"J, inget cafe ini?" Jennie mengangguk.

Cafe pertama kali mereka bertemu setelah berpisah. Saat pertama kalinya Jennie menarik tangan Mario dan mengenalkan sebagai pacar padahal saat itu mereka baru saja bertemu. Mengingat itu membuat Jennie jadi malu.

Right In Front Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang