PART 9

4.5K 509 9
                                    

Mario duduk diatas ranjangnya, menutupi tubuhnya dengan selimut. Pemuda itu menatap layar laptopnya dengan senyuman yang mengembang dibibirnya. Disana terlihat seorang gadis yang sibuk memperlihatkan pakaian pada dirinya. Gadis itu paling tidak suka melihat Mario bertelanjang dada di hadapannya walaupun mereka sedang video call. Takut tergoda, katanya.

"Yang ini bagus, nggak?" tanyanya memamerkan baju yang tadi baru ia beli.

"Udah makan belum?" Mario balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan gadis tadi.

Gadis itu mendengus. Kebiasaan, tadi dia nanya apa dijawabnya apa?

"Udah tadi sama papa." jawabnya malas-malasan. "Pasti disitu masih pagi banget kan, ya?" tanya gadis itu merasa tak enak karena sudah menghubungi lelaki itu pagi-pagi apalagi juga ini hari minggu. Salah satu kebiasaan Mario di hari minggu adalah bangun pada siang hari.

"Guenya aja yang bangun kesiangan." balas Mario lembut saat menyadari raut wajah menyesal gadis d idalam layarnya..

Mario tersenyum. "You look so beautiful, Ai."

Gadis itu pura-pura muntah. "Mual gue denger gombalan lo."

"Loh gue tinggal kok malah jadi." Mario tertawa. "Padahal belum gue apa-apain juga?"

"Jadi apa? Haa!" gadis itu melotot galak.

"Jadi Limario junior!"

"Gue matiin nih!" ancam gadis itu. Mario itu suka sekali ngengombal.

"Jangan dong, gue masih kangen..."

"Beneran gue matiin nih, Limario!!"

"Emang lo nggak kangen gue?"

Gadis itu memalingkan wajahnya. "I hate you but i miss  you."

Mario terkekeh mendengarnya.

Hening beberapa saat sampai gadis itu kembali memberi tahu sesuatu yang sedari tadi Mario nantikan keluar dari mulut sang gadis.

"Gue bakal pindah ke Indo?"

Mario hanya diam tak menjawab membuat gadis itu juga terdiam.

"Papa mau ngurus perusahaan yang ada di Jakarta, jadi gue terpaksa ikut." lanjutnya pelan.

"Bukan karena Grandpa kan??" nada suara Mario bahkan terdengar datar.

Dengan cepat gadis itu menggeleng. "Bukan. Papa cuma nggak mau ninggalin gue sendiri disini…"

Belum sempat gadis itu melanjutkan kata-katanya Mario sudah lebih memotongnya. "Grandpa yang mindahin om Wardana ke Indo, Rene! Si kakek tua itu pengen lo selalu ada disamping gue, Irene!" suara Mario sedikit meninggi.

Irene Song Wardana. Gadis asli keturunan Indonesia.

Om Wardana merupakan papa Irene. Gadis itu hanya tinggal berdua dengan sang papa. Mamanya meninggal saat ia baru beranjak SMP.

Irene masih diam, dia juga merasa bersalah pada Mario. Sebenarnya, Irene sudah tahu dengan rencana kepindahannya dengan papa-nya pasti ada hubungannya dengan Grandpa Mario, Tuan Marco Manoban.

Right In Front Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang