PART 11

5K 554 42
                                    

Haii...



Hujan. Jennie merutuki nasibnya hari ini. Tak mungkin ia berlari dari sekolahnya menuju bus halte depan. Pasti dia akan basah kuyub.

Tadinya ia akan pulang bersama Rosé namun ia malah dia disuruh oleh Bu Jessica untuk membawakan buku tugas teman sekelasnya ke ruangan guru killer itu. Padahal banyak siswa laki-laki tapi Bu Jessica malah menyuruhnya. Sejak kejadian Mario mengantarkannya ke kelas, Bu Jessica malah lebih sensi pada dirinya. Pokoknya ini gara-gara, Mario.

Tiba-tiba saja ada jaket yang tersampir di bahunya.

"Kai?"

"Hai Jennie!"

Jennie berusaha melepas jaket yang baru saja disampirkan oleh Kai di bahunya.

"Pakai aja, Jen."

Dengan cepat Jennie langsung melepas jaket lalu mengembalikannya.

"Dulu tiap hujan, lo selalu suka pakai jaket gue." Kai menatap hampa pada jaket yang Jennie baru saja kembalikan.

"Itu dulu. Sebelum lo khianatin gue sama sahabat gue sendiri!" ketus Jennie.

Kai berusaha menggenggam tangan Jennie tapi dengan cepat Jennie menghindar.

"Lo bisa lupain kejadian dulu nggak, jen?"

Jennie menatap tajam Kai. Enteng banget nih cowok ngomong buat ngelupain kejadian dulu.

"Jen, maaf..." Kai menunduk penuh penyesalan.

"Maaf? Kata-kata itu udah nggak berpengaruh lagi bagi gue." balas Jennie datar.

"Berapa kalian berhubungan?" tanya Jennie menunjuk gadis yang sedang duduk bermesraan dengan Kai, pacarnya.

Jennie memergoki keduanya bermesraan dikelas Kai.

"Jen, dengerin gue..."

Jennie menunjuk gadis itu untuk diam. "Berapa lama kamu nyembunyiin ini semua?" potong Jennie cepat.

"10 bulan."

Mata Jennie memanas, sudah 10 bulan dia dibodohi oleh pacar dan sahabatnya yang ternyata ada main api dibelakangnya. Kenapa selama ini Jennie tak merasa curiga?

"Kita udah jalanin hubungan ini hampir 2 tahun, Kai dan kamu malah main belakang sama sahabat aku."

"Aku sayang sama kamu Jen, tapi aku juga sayang sama Yeri."

Jennie menggeleng seakan tak terima. "Dan aku juga nyaman sama Yeri." lanjut Kai membuat tangis Jennie pecah.

Rosé yang sedari tadi diam, geram juga melihat adegan live didepannya. Ia langsung menarik kasar lengan Yeri agar berdiri.

PLAK

Tamparan keras melayang tepat di pipi Yeri. Semua tersentak termasuk Jennie.

Gadis blonde yang biasanya bersikap konyol bisa semarah ini. Jennie menatap Rosé yang menatap tajam Yeri. Tatapannya dingin dan penuh emosi.

Right In Front Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang