Chapter 7

411 59 2
                                    

"Hm aku masih menemaninya"

"...."

Seorang wanita tengah berbincang dengan seseorang diseberang telepon. Selama berbicara sesekali ia menoleh pada seorang remaja yang terbaring dengan beberapa alat sebagai penopang kehidupannya didalam ruang ICU

"Hah~ aku tidak tau. Jika bisa,aku ingin dia bangun sekarang"

Jika bisa mengulang waktu,wanita itu sangat ingin melakukannya tapi semuanya terlambat.Karena ego dan keegoisannya sendiri akhirnya orang yang seharusnya menjadi prioritasnya itu harus menanggung cobaan seperti sekarang ini

"Terima kasih. Jika dia-"

Wanita itu berhenti bersuara ketika matanya menatap lurus kedalam ruangan ketika melihat bahwa remaja itu sudah membuka matanya yang bahkan tidak ia ketahui kapan itu dilakukan

"D-Dokter"

Dengan suara bergetar ia berteriak memanggil dokter yang bertugas, ia tidak bisa sembarang masuk karena jam besuk sudah usai sejak 1 jam lalu

Suara derap langkah tak beraturan terdengar memasuki ruangan disusul seorang dokter yang
Segera memeriksa kondisi pasien nya

Tiiitt~

"Nyalakan Defibrilator"

Dari arah luar wanita itu sudah menangis tersedu karena Dokter terlihat memegang alat yang membuatnya merasa takut serta layar monitor yang tampak menampilkan garis-garis lurus yang tak pasti

"Kumohon jangan.."










_____________________________________________










"Hah!"

Renjun terbangun ketika merasa bahwa tubuhnya sedikit berkeringat serta napasnya terdengar seperti orang yang baru saja lari marathon

"Akhirnya kau bangun. Kau tidak apa?"

Mendengar suara Chenle ketika membuka mata sontak membuat Renjun menoleh dan mendapati jika Chenle sedang terlihat menyimpan beberapa barang kedalam sebuah tas

"Ini di rumahmu?"

Interior dan segala yang ada dalam kamar ini sekarang menyadarkan Renjun bahwa keduanya berada dikamar Renjun yang adalah dirumahnya Chenle

"K-kenapa bisa disini? Apa yang terjadi?"

Pertanyaan yang sudah dapat ditebak oleh Chenle

"Kemarin kau pingsan karena memuntahkan darah segar-"

"Apa? Tunggu! Kemarin?"

Chenle mengangguk membenarkan,sepertinya ia barusan mengucapkan kalimatnya dengan cukup jelas

"Sebenarnya apa yang terjadi"

Renjun berguman sendiri sambil menyeka keringat yang ada didahinya dan perlahan menetralkan detak jantungnya yang masih berpacu dengan cepat

"Renjun"

Kali ini Chenle sudah selesai dengan semua barangnya dan sudah menggendong tas yang semula diisinya beberapa barang itu

"M-maksudku hyung!..
Aku tidak tau apa yang terjadi padamu tapi kita tidak bisa terus berdiam disini tanpa melakukan sesuatu"

"Apa maksudmu?"

Renjun beranjak dari ranjangnya dan berdiri mendekati Chenle yang berdiri di samping jendela dan menatap keluar

"Haish kenapa dia datang sekarang?"

ELECTRA | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang