3

76 6 0
                                    

Hari ini Jisoo akhirnya berangkat dan tanpaknya Kwluarganya ikut mengantarnya ke bandara.

"Jisoo sayang nanti telpon Eomma ne jika sudah sampai" kata Eomma Jisoo
"Apa harus kamu bekerja ke Seoul? Kita bisa Carikan kerjaan di sini saja nee, Appa masih ada tabungan sedikit"
"Anii... Tabungannya Appa simpan untuk keperluan penting, Jisoo akan baik-baik saja"
"Eonnie Rose gak usah kuliah aja gapapa, Rose bisa cari kerja ko" kata Rose
"Benar eonnie, aku juga tidak berkuliah tidak apa" kata Lisa Juga.
"Ani, eonnie yang kuliah saja masih direndahkan apalagi jika kalian yang tidak kuliah, eonnie tidak mau mau kalian direndahkan"
"Siapa yang merendahkan Eonnie?" Tanya Lisa
"Dan dimana Taeyong, apa jangan-jangan penyebab Ini semua adalah lelaki itu" duga Lisa
"Anii, ini tidak ada hubungannya dengan Lelaki itu kami sudah putus Lisa-ya"
"Aku sudah muak dengan lelaki itu sejak awal" kata Rose.
"Tidak boleh seperti itu"
"Jangan-jangan waktu itu eonnie mabuk karena lelaki berensek itu?" Tanya Lisa
"Mabuk? Ah sudahlah lupakan jika kalian selalu mengajakku berbicara aku bisa tertinggal Pesawat nanti" kata Jisoo
"Ahh nee benar, hati-hatilah disana jaga kesehatan di sana" kata Eomma Jisoo
"Pulang jika kamu lelah nak" kata Appa Jisoo
"Kami akan merindukan eonnei" Lisa dan rose memeluk Jisoo.
"Eonnie juga akan merindukan kalian" Jisoo membalas pelukan Mereka.

Jisoo pun pergi meninggalkan mereka, Hanya ada punggung Jisoo yang semakin menjauh yang mereka lihat, sungguh andai waktu bisa berputar Eomma dan Appa Jisoo akan memperbaiki hal yang menyakiti putri mereka itu.

Jisoo sudah dikonfirmasi dari pihak perusahaan bahwa ada seseorang yang akan menjemputnya. Ketika Jisoo sampai dibandara Busan dia bingung harus bagaimana dia bahkan tidak mengenal seseorang yang akan menjemputnya. Namun dia mencoba mencari dan ternyata ada seseorang yang memegang kertas bertulisan nama Kim Jisoo, Jisoo pun menghampiri seseorang itu.

"Hai, anda mencari Kim Jisoo Tuan?"
"Lu gak lihat?"
"Ais, begini saya Kim Jisoo"
"Ya sudah ikuti gue"
"Tapi sa-" Jisoo pinsan
"Aigo, kenapa harus pake pinsan segala sih?" Gumam lelaki itu.

Karena Jisoo tak kuncung sadar, lelaki itu menelpon Tuan Kim memberi taukan bahwa Jisoo dia bawa ke Apartemennya karena Jisoo sedang pinsan dan tuan Kim mengijinkannya. Lelaki itu adalah sahabat dekat Tuan Kim, sebenarnya bukan dia menjemput Jisoo tapi karena seseorang yang menjemput Jisoo sedang tidak bisa jadi dia harus dengan sabar membantu sahabatnya itu yang bahkan dia anggap sebagai adiknya.

"Aku seperti melihat kamu ketika melihat wanita ini dek" gumam lelaki itu memandangi Jisoo yang terbaring di kasur miliknya.
"Bahkan sepertinya dia wanita yang sangat baik, aku jadi merindukanmu, sudah 20 tahun sangat lama" lagi gumam lelaki itu.
Tampa sadar Ia meneteskan air matanya membelakangi tubuh Jisoo.
"Anda menangis Tuan?" Tanya Jiso
"Ani, lu udah sadar? Kenapa harus pake pinsan sih"
"Saya mabuk pesawat tadi, mianee, lalu saya dimana?"
"Diapertemenen gue"
"Miaane tapi siapa anda? Dan kenapa saya tidak berada di kantor Kim's Grup"
"Gue sahabat tuan Kim, gue disuruh jemput lu"
"Ohh mianee merepotkanmu tuan"
"Sangat merepotkan, pakai acara gendong lu kesini" kesal lelaki itu.
"Sangat kejam dan dingin" gumam Jisoo
"Nee? Gue masih dengar suara lu!"
"Ahh Mianee" kata Jisoo
"Gue bosan dengar lu minta maaf terus dari tadi, kalo bukan karena Taehyung gue juga gak bakal mau jemput lu"
"Taehyung?"
"Bos lu"
"Ahh bos iya bos" kata Jisoo bingung.
"Apa seorang kakak semuanya kejam dan dingin?" Gumam Jiso.
"Apa gue sekejam dan sedingin itu?"
"Mianee, saya tidak bermak-"
"Gue bahkan tidak pantas menjadi kakak yg baik" Lelaki itu memotong omongan Jisoo dengan mata berkaca-kaca
"Waee? Anda menangis lagi tuan, mianee saya tidak bermaksud"
"Gue emang bukan kakak yang pantas" kata lelaki itu.
"Kenapa tidak perbaiki saja, berhentilah menjadi kejam dan dingin tuan kepada adikmu jika itu membuat anda tidak nyaman " kata Jisoo ceplas-ceplos
"Dia bahkan sudah bahagia di atas saja" perkataan Lelaki itu seketika membuat Jisoo kaget
"Mianee Tuan"
"Berhentilah meminta maaf lu gak salah, gue Min Suga "
"Ah nee saya Kim Ji-"
"Udahh tau" kata Suga
"Mianee Tuan anda kenapa sangat Suka memotong pembicaraan oranglain"
"Begitulah gue, GK usah terlalu pormal ngomong biasa aja" kata Suga.
"Ahh nee, jadi kenapa gue disini kenapa lu gak Antar gue ke perusahaan tempat gue kerja?"
"Lu masih cape! Entar kalo lu kenapa-kenapa gimana?"
"Miaenee, gue cuman pengen cepat kerja"
"Lu sama kaya adek gue masih kecil dulu dia suka meminta maaf untuk segala hal bahkan senyum lu sama kaya Adek gue"
"Jinja? Dia pasti sangat cantik dan baik hati"
"Nee namanya Sooya, dia meninggal 21 tahun yang lalu sejak dia berusia yang ke 4 tahun dia meninggal"
"Dia seumuran denganku" kata Jisoo
"Nee mungkin kalian seumuran, sejak dia pergi gue selalu berharap gue bakal dipertemukan dengan sosok yang sama seperti dia namun sampai sekarang gue belum bisa dapatin itu" ucap Suga sendu
"Jangan bersedih, jika lu gak keberatan lu bisa anggap gue adek lu ko"
"Jinja? Tapi gue kejam dan dingin dan bahkan gak ada yg bisa gantiin posisi adek gue"
"Gue udah Nerima banyak perlakukan kejam dari kelurga gue dari kecil tapi gue udah biasa, tentang posisi adik lu gue gak niat ambil, gue cuman mau hibur lu ko" kata Jisoo
"Jinja? Gue janji perbaiki sifat gue ini dan lu adalah adek gue juga sekarang" kata Suga senang.
"Gue senang jika lu senang"
"Berhenti, panggil gue Oppa, apa gue boleh peluk lu?"
"Ahh nee, boleh Oppa"

Suga langsung memeluk Jisoo dengan erat yang dibalas dengan lembut oleh Jisoo.

"Mari pulang ke rumah Eomma dan Appa mereka pasti senang mendengar ini"
"Tapi Oppa?"
"Mereka semua baik, jangan hawatir"

Suga membawa Jisoo ke mesion keluarga Min sangat luas dan besar dengan halaman yang juga sagat luas.

"Appa Eomma, Hyung turunlah" teriak Suga dari lantai satu. Tampaknya semua turun untuk melihat.
"Nee, ada apa Suga?" Tanya Sandara Eomma Suga
"Wae? Kenpa berteriak nak" kata Siwon Appa Suga.
"Siapa dia?" Tanya Min Soekjin.

Jisoo habya tersenyum dan membongjokkan badanya 90°. Membuat satu keluarga terpesona dengan senyumnya dan Institutnya .

"Hai anak manis siapa namamu?" Kata sandara
"Oh hai ahjooma saya Kim Jisoo" kata Jisoo ramah.
"Kamu sangat cantik dan senyummu sangat mirip dengan Sooya" kata siwon Appa Suga.
"Benar Appa, bahkan dia sangat cantik seperti Sooya" kata Jin
"Dia sangat manis Appa, dia diterima kerja di perusahaan Tae dia dari Busan" kata Suga.
"Jinja? Kau pasti sangat lapar nak mari makan Anjeoma sudah membuatkan Makanan yang banyak" kata Eomma Suga
"Kamsahamida Anjeoma kau sangat baik" kata Jisoo
"Ahh anggap rumah sendiri, kenapa jauh bekerja ke Seoul dan meninggalkan Busan nak?" Tanya Eomma Jisoo
"Di perusahaan Kim's menawarkan Gajih yang luamayan ehjooma, jadi saya tertarik karena saya harus membiayai sekolah adek-adek saya" kata Jisoo.
"Jisoo, besok bosmu akan menjemputmu dari sini" kata Suga
"Besok? Tapi bagaimana dengan malam ini Oppa?" Tanya Jisoo hawatir.
"Wae? Menginaplah, tak apakan Eomma?" Tanya Suga pada eommanya
"Kenapa tidak? Bahkan untuk selamanya itu tidak masalah" Kata Sandara eomme Suga.
"Tu dengar" kata Suga.

Jisoo dan Sandara banyak bercerita hingga malam, malam ini keluarga Min memutuskan untuk bersantai dihalaman rumah mereka.
"Ahh aniya...aniya ahjooma"
"Jangan dipendam sendiri nee"
"Ceritalah jika kau perlu mengeluarkan enek-enekmu" kata Appa Suga.

My ChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang