IV : keputusan

184 23 6
                                    

Daniel story

29 July 2020

"Sayang, lagi liat apa?" Ucapku sambil memeluknya dari belakang

"Entahlah"

"Kau pasti lelah, kita tidur yu" lanjutku

"Hmm" lalu dia berbalik dan mengalungkan tangannya pada leherku

Aku mengangkatnya dan menggendongnya seperti koala

"Aku lelah, ayo kita tidur kak" ucapnya

"Baik nona cantik" ucapku lalu menciumnya di rahangnya, dia menggeliat lucu di gendongan ku

"Pai cowok tau! Kak.. itu geli" ucapnya dengan nada lucu yg keluar dari mulutnya

Aku pun jalan kearah ranjang

Lalu menidurkannya..

"Tidurlah lebih dulu aku akan kekamar mandi bentar" ucapku sambil mengusak rambutnya

Dan berjalan kearah kamar mandi..

--

Setelah menyelesaikan urusan dengan kamar mandi aku kembali keranjang yg terdapat makhluk kecil yg sangat inginku miliki telah terlelap di dalam selimut

Aku menaikkan diri pada ranjang itu lalu memeluk dia dan mengecup pucuk kepalanya

"Aku ingin memilikimu tapi aku juga ingin kau bebas memilih, aku akan menunggumu sayang dan maaf.."

29 July 2018

Aku memasuki gedung milik 'Zhou company', ya itu milik keluargaku. 'Keluarga' hahaa.. hal paling 'tai' apa yg bisa mengungkapkan kata itu..

Tentu untuk anak dengan keluarga 'harmonis', mereka akan selalu menyebut kata 'tai' itu dengan 'segalanya' tapi denganku, 'tai' itu sudah seperti penghancur hidup yg membuatku seperti sekarang..

Di atas sebuah meja di depanku  tertulis oleh tinta hitam diatas kertas putih 'surat wasiat' dan juga 'surat pernikahan'

"Tapi Daniel belum lulus"

"Lalu apa hubungannya? Kuliahmu tak akan berhenti hanya karena pernikahan dan juga buang Patrick" ucapnya menegaskan kata akhir yg membuatku terkejut

'dari mana dia mengetahuinya?!' pikirku

"Aku tak peduli denganmu Daniel, jika kau tak mau, keluar dan silahkan nikmati kemiskinanmu diluar sana. Ahh iya aku juga akan mencabut hak mu di universitas" ucapnya dengan santai

'kau!!!' batinku sudah ingin meledak

"Apa?" Tanyanya

"Dasar kau Louis Zhou" ucapku lalu keluar dan membanting pintunya

--

Beberapa jam kemudian, di dalam pesawat.

Aku membuka hp ku dan melihat foto Patrick

dan...

Tangisan itu kembali datang

"Ibu, aku menangis lagi. Bagaimana ini"
Gumamku

Aku berjalan kearah toilet untuk membasuh wajahku "maafkan aku Pai"

--

31 July 2018

"Kita putus saja ya :)" ucapku dan memberi sedikit senyuman

"Apa?!"

Setelah mendengar kata itu dari mulut Patrick aku sudah tak sanggup lagi melihat kearahnya

"Patrick, hayu kita putus. Aku sudah bosan denganmu" lalu pergi seperti seorang pecundang

--

Aku membuka dan menutup pintu apartemen ku dengan kasar
(Kasihan pintunya padahal ga salah apa-apa 🥲)

"Aaakakkhkk!!" Teriakku sambil mengacak-acak rambut yg bahkan sudah ku siapkan untuk bertemu dengannya tadi

"Akhh!! Maaf..maafkan aku..hiks..maaf" ucapku berulang-ulang

Aku mengambil beberapa minuman beralkohol tinggi dan meminumnya

Entah beberapa gelas sudah lepas dari genggamanku

Aku memutuskan untuk membaringkan tubuhku di ranjang

"Maaf.." adalah kata terakhir yg aku katakan sebelum terlelap dalam mimpi

Tapi.. ini bahkan blm mulai..

Nightmare sesungguhnya belumlah datang tapi aku harus menunggunya? Atau mengabaikannya?


Makasih ya udh mau baca dan semoga kalian suka jangan lupa di vote ya

Kalo masih ada banyak typo maklumi ya masih belajar hehe😊

see you in the next chapter

My Fairytale Is You || KepatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang