Sakura duduk disofa rumahnya. Ia baru saja selesai mencuci pakaian dan tangannya sangat pegal. Bibirnya dimajukan karena kesal. Ini semua karena suaminya, Sakura dihukum karena sudah membakar dapur rumahnya tadi pagi.
Padahal Sakura sudah meminta maaf, Sakura juga berjanji akan berusaha keras untuk belajar dan belajar lagi tapi mau bagaimana lagi.. Pada dasarnya Sakura memang tidak bisa memasak dan tidak diperbolehkan memasak.
Hal tersebut bermula saat dirinya menyalakan kompor saat kecil untuk merebus air. Kalau tidak salah Ibu dan Ayahnya sedang bekerja dan Sakura ingin sekali makan ramen. Tapi saat ia sedang merebus ramen tersebut Sakura ketiduran dan hampir membakar seisi rumah.
Dan sejak saat itu Sakura tidak pernah masuk ke dapur lagi. Begitupun sampai hari ini.
Sakura melihat kukunya yang patah. Bukan hanya satu tapi dua, ia hanya menatap kukunya dengan pandangan mengenaskan. Apakah setelah dihukum mencuci pakaian yang sudah satu minggu itu Sakura akan dimarahi lagi?
Ia sendiri sudah pasrah. Belum ada tiga hari pernikahan dan sudah terhitung sepuluh kali suaminya memarahinya. Sakura membuka buku diary miliknya. Benarkan sudah sepuluh kali..
Sakura meraih pulpennya, entah kenapa ia menjadi sedih sendiri karena dirinya tidak berguna untuk suaminya. Baru beberapa hari dan sudah sepuluh kali Sakura melakukan kesalahan.
10. Menggosongkan roti dan hampir membakar dapur lagi.
Si cantik itu menutup buku diary miliknya dan menaruhnya ditempat tersembunyi. Tempat tersebut adalah didalam Gucci mahal yang menjadi hadiah ibu mertuanya.
Ia sengaja menuliskan kesalahan-kesalahannya didalam buku. Sebenarnya hal tersebut untuk memotivasi agar belajar namun Itachi melarang Sakura melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.
Ponsel Sakura berbunyi, ia berbalik dan mendekati ponselnya yang ada didekat vas bunga yang ada diruang menonton tv. Matanya berubah antusias begitu melihat siapa si pemanggil.
" Mama " Sapa Sakura hangat. Saat tengah mencuci pakaian Ibunya menelfon, pada akhirnya Sakura hanya bisa berpura-pura menutupi nafasnya yang memburu karena terlalu capek.
" Menantu Mama sedang apa? Itachi galak nggak? " Sakura ingin menjawab iya namun dirinya takut Itachi bertambah marah.
" Papa.. em.. maksudku Itachi baik banget. Sakura baru .. eh maksudku lagi nonton tv Mah " Terdengar suara Ayah mertua dan Ibu mertuanya yang tertawa. Sakura lupa kalau Itachi sudah berpesan dirinya harus memanggil suaminya itu sayang dihadapan orang lain.
Tapi kan Sakura tidak sedang berhadapan dengan ibu mertuanya? Bukannya boleh-boleh saja?
" Kalau manggilnya mesra begitu Mama percaya kok kalian bahagia. Jadi, udah nggak takut sama ularnya Itachi dong? " Ular? Oh~ Sakura ingat kalau Ibu mertuanya bilang ularnya Itachi akan mengganas kalau masuk kedalam lubang yang tepat.
Awalnya Sakura sangat takut karena ibu mertuanya bilang ular Itachi besar dan panjang. Tapi saat melihat ular milik suaminya yang mengacung tegak dan berurat Sakura malah bersemangat.
Sakura merinding sendiri mengingatnya. Memang rasanya sakit saat pertama kali. Tapi setelah melakukannya sampai dua kali semalam Sakura menyukainya. Itachi bahkan mengatakan kalau dirinya seksi saat sedang dimasuki.
" Ularnya enak Mah, semalam masuk dua kali " Suara tawa Ibu mertuanya semakin besar. Sakura tidak tahu apa yang lucu sampai mereka tertawa sekencang itu. Apakah ucapannya ada yang salah?
" Jangan lupa makan ya sayang, jangan menunda untuk punya anak juga. Mama pengen sekali punya cucu " Sakura mengiyakan ucapannya. Tidak lama kemudian ia mematikan sambungannya. Sakura ingat kalau dirinya lupa kalau belum makan siang dan sekarang sudah pukul lima sore.
Sakura hanya memakai dress santai untuk. Sebentar lagi pasti suaminya pulang, karena tidak ada sesuatu yang bisa dimakan untuk makan malam Sakura pusing sendiri.
Ia tidak mau Itachi marah. Tapi kalau ia membeli makanan untuk makan malam dan makanan tersebut adalah makanan yang tidak ingin dimakan oleh suaminya bagaimana? Pasti Sakura kena hukuman lagi kalau sampai salah.
Begitu Sakura bangkit dari ranjang dikamarnya pintu kamar mereka terbuka. Itachi dengan wajah lelahnya menatap istrinya dengan pandangan lapar. Walaupun sedang lelah tapi kalau melihat penampilan seksi istrinya siapasih yang tidak lapar?
" Mau kemana? " Tanya Itachi. Walaupun wajahnya datar kekagumannya terhadap istrinya sama sekali tidak bisa ditutup-tutupi lagi.
Melihat wajahnya yang biasa-biasa saja Sakura bernafas lega. Ia kira Itachi akan marah lagi ternyata tidak.
" Tadinya mau beli makanan untuk makan malam tapi takut salah lagi " Nadanya saja mendesah manja begitu bagaimana bisa Itachi menolak pesona istrinya itu.
" Jangan mendekati dapur lagi " Titahnya. Sakura tahu Itachi tidak mungkin baik begitu saja, pria itu pasti masih kesal karena sudah menghancurkan dapurnya.
" Aku mau belajar masak sama Mama " Sahut istrinya pelan dan manja. Itachi memang masih marah, tapi kalau ia merajuk pasti tidak bisa menyentuh istrinya. Dadanya yang menempel sukses membuat Itachi panas dingin.
Lagipula marah lama-lama dengan istrinya itu rugi. Sakura itu walaupun polos punya banyak kejutan. Lalu tangan Itachi meraih tangan istrinya. Terasa sangat kasar sekali, istrinya pasti tersiksa karena mencuci pakaian mereka seharian.
" Sasori udah saranin aku, Seharusnya kamu emang nggak sentuh yang namanya dapur " Sakura terlihat kecewa. Tapi Itachi punya sesuatu yang bisa membuat istrinya bersemangat.
" Enghh~ Please izinin aku Pahh " Rajuknya dengan desahan manja. Sasori tadi marah-marah kepadanya karena Itachi jarang main billiard. Pria itu beralasan tidur cepat padahal ularnya tidak mau keluar dari sarangnya.
" Ihhh turunin~ " Pekiknya begitu suaminya mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar. Itachi sudah kelewat gemas ketika istrinya sudah mengeluarkan desahan.
" Ularnya mau bobo " Suaminya tersenyum mesum. Ular yang dimaksudkan oleh Itachi adalah penisnya yang sudah menegang.
..to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Daddy (Itachi X Sakura) ✔️
Fanfic(25+) Ketika sipolos bertemu dengan si mesum. Bagaimana Itachi mengatasi kepolosan istrinya namun ganas diatas ranjangnya? Disclaimer : Masashi Kishimoto Picture from Pinterest