T I G A B E L A S

296 32 7
                                    


.
.
.
༶•┈┈⛧┈♛┈⛧┈┈•༶

Air tak henti-hentinya jatuh menetesi tanah. Menggenang mengalir ketempat terendah dengan deras.

Bau amis menusuk indra penciuman siapapun yang ada disana. Lantai yang tak lagi mengkilap karena ternodai oleh darah yang ada dimana-mana.

Air mancur yang seharusnya memancurkan air jernih berubah menjadi berwarna merah sepekat darah.

Suara langkah kaki dan teriakan terdengar.Memanggil siapa pun yang selamat, berharap mendapat jawaban.

''To.... long!''

Gadis kecil itu bersuara pelan, berusaha dapat dingengar oleh seseorang.

Tubuh mungilnya terikat dipenuhi darah.

Matanya memandang kosong kearah depan. Tepatnya meja makan.

Ratusan kepala manusia terjajar diatas sana.

Fokus gadis itu tepat kesatu kepala yang sengaja diletakan dipaling tinggi tempat hidangan makan bertingkat.

" Mom...my.''

Pandangan gadis itu perlahan menjadi buram.

Kepalanya pusing seperti ingin pecah rasanya.

Ia memejamkan matanya perlahan dibarengi suara teriakan yang terdengar samar.

"(NAME) !''

____________

"Kau tidak menahannya?!"

Tegas suara lelaki memenuhi telinga. Pelipis (Name) berkerut, menyesuaikan cahaya yang datang menusuk matanya.

"tentu saja. Tapi dia malah keluar dari mobil dan lari."

Mata (Name) perlahan terbuka, rasa pusing menyergap seketika. Dimana ini?

(Name) berusaha bangkit mendudukan diri. Ia menyengritkan dahi ketika merasakan sesuatu di lengan bagian dekat nadi. Alat infus terpasang disana, memberikan cairan untuk tubuhnya melalui selang kecil.

"(Name)!"

Seorang lelaki menghampiri, membantu (Name) agar duduk menyandar dengan nyaman.

"Tobio?" Gumaman lirih (Name) terdengar oleh kedua lelaki yang sedang berdebat.

"Kau baik-baik saja? Apa masih pusing?" tanya Tobio khawatir.

"Minggir!" lelaki bersetelan jas hitam mendorong Kageyama, membuatnya menjauh.

"Kau tidak apa-apa? Apa kita perlu kerumah sakit?" Lelaki itu langsung mencengkram bahunya pelan.

(Name) menatap lelaki itu "Daisuke nii?"

"Kenapa kau melewatkan tidur dan makan sih dari kemarin?" Lelaki bernama Daisuke itu bertanya dengan wajah marah namun berusaha untuk tidak membentak.

(Name) menunduk meratapi kesalahannya "Maaf." Hanya itu yang dapat ia katakan.

Daisuke melepaskan cengkramannya, ia menghembuskan nafas kasar sambil berjalan pelan menuju brankar pasien yang ada disamping.

Levi yang sejak tadi berdiri didepan brankar yang ditempati (Name), berjalan mengambil makanan dan duduk dikursi samping brankar.

"Makanlah, biar kusiapi." ujarnya sambil menyendok bubur yang masih hangat.

Pandangan (Name) mengedar mencari sesuatu "Dimana, Tian?"

Positions  || Haikyuu X  (Oc) ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang