.
.
.
.
.
༶•┈┈⛧┈♛┈⛧┈┈•༶"Dimana (Name)?" Yuki bertanya kepada Mina karena tidak menemukan (Name) pada saat jam istirahat.
Masih dengan memainkan ponselnya, Mina menjawab "Dia izin, katanya ada urusan."
Yuki mengangguk mengerti. Jari telunjuknya menyentuh dagu, berpose sekan sedang berpikir.
"Menurutmu, ada urusan apa?"
"Entahlah."
_____________
"Terimakasih."Pelatih Ukai duduk setelah pelanggan pergi, ia membaca majalah dengan cerutu rokok terjepit dibibirnya sesekali menghembuskan asap.
Pintu toko terbuka menciptakan bunyi, pelatih Ukai menyapa tanpa melihat, masih fokus dengan majalahnya.
"Selamat datang."
Disana, (Name) sedang berdiri dengan celana kasual panjang berwarna pastel dan hoodie oversize bewarna abu-abu sebagai atasannya. Ia berjalan mendekati pelatih Ukai yang masih tidak memperdulikan.
"Selamat pagi, pelatih Ukai." sapa (Name) sambil tersenyum setelah berada di depannya.
Pelatih Ukai tersentak, ia menatap (Name) kemudian terkejut, heran mengapa (Name) disini. Tentu saja, karena jarak dari Shiratorizawa dan Karasuno itu bukanlah jarak yang dekat, lalu mengapa (Name) ada disini? Tidak mungkin kan ia kesini hanya untuk berbelanja?
"(Name) mengapa kau disini?" tanya pelatih Ukai terkejut.
(Name) memiringkan kepalanya "Memangnya aku tidak boleh kesini ya?"
Pelatih Ukai menggeleng "Bukan begitu, maksudku ada urusan apa kau sampai jauh-jauh kemari? Tak mungkin kan hanya untuk berbelanja? "
"Ada yang harus kita bicarakan."
Pelatih Ukai lagi lagi terkejut. Membicarakan apa?
"Baiklah, kalau begitu duduklah dulu." ujar pelatih Ukai.
(Name) mendudukan dirinya didepan pelatih Ukai dengan meja menjadi sebuah pembatas.
Sebelum memulai pembicaraan, (Name) mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, ia bergerak mencari posisi nyaman untuk duduk.
Rokok yang sudah hampir habis itu ditekan di sebuah asbak yang berada diatas meja untuk mematikannya. Pelatih Ukai menghembuskan asap terakhir yang masih ada di mulutnya.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" tanyanya sambil memandang (Name).
Iris biru milik (Name) menatap mata pelatih Ukai serius "Biarkan Hinata membuka matanya!"
Pelipis pelatih Ukai mengkerut "Hah? Maksudmu?"
"Aku sudah tau yang dialami kalian saat latih tanding di Tokyo kemarin." ujar (Name).
Pelatih Ukai menghembuskan nafas kasar, sedikit bergerak menyandar kesadaran kursi merilekskan tubuhnya.
"Jadi kau sudah tau ya, apa Kageyama memberitaumu?" tanyanya santai, tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positions || Haikyuu X (Oc) Reader
Fiksi PenggemarAihara (Name), gadis berusia enam belas tahun yang sangat diincar timnas Jepang itu ternyata memiliki kisah yang menarik! Ini hanyalah fanfiction dari anime ataupun manga milik Haruichi Furudeta yaitu Haikyuu, jika ada hal yang tidak masuk akal moho...