-000-

3.2K 242 4
                                    


Suara decitan roda brankar menggema di sepanjang lorong menuju ruang persalinan, seorang wanita terus merintih merasakan sakit di perutnya. Disebelahnya, ada sang suami yang setia menggenggam tangan dan menenangkannya. Diikuti pria lain yang tengah menggendong gadis kecil yang sedang menangis.

" Bertahanlah Chagi , kita akan segera melewatinya " Ucapnya lirih melihat sang istri perlahan menghilang di balik pintu.

" Semoga semuanya baik-baik saja, tolong selamatkan istri dan kedua putriku Tuhan, kumohon " Pria itu duduk bersimpuh tepat di depan pintu.

Menatap kosong ke arah pintu yang sudah tertutup. Jantungnya masih berdetak kencang, ia terlalu terkejut. Seharusnya sekarang belum waktunya, masih ada beberapa Minggu lagi hingga saatnya. Tentu saja ia terkejut, apalagi saat istrinya yang tiba-tiba mengalami kontraksi, dan disusul dengan cairan ketuban yang sudah merembes.

Pria itu tak henti-hentinya berdoa, berharap istri dan bayi kembarnya selamat.

Tak berselang lama, sebuah suara tangisan bayi terdengar nyaring dari dalam ruangan, pria itupun tersenyum lebar, akhirnya sang buah hati lahir. Tapi, setelah menunggu beberapa saat, ia tak mendengar suara tangisan lain.

Kemana suara tangisan putrinya yg lain? Pria itu mulai gelisah karena tak kunjung mendengar suara tangisan lagi dari dalam ruangan.

" Kau di sini saja bersama Irene, aku akan masuk untuk memeriksa " Seorang pria lain yang ikut menemani tadi bergegas masuk ke ruangan itu.

°°°

" Jisoo, Rosé jangan lari-lari begitu nak, nanti kalian jatuh " Peringat seorang wanita yg duduk di sebuah ayunan.

Wanita itu terus tersenyum, terkekeh bahkan tak segan untuk tertawa karena tingkah dua gadis kecil yang sedang saling mengejar di depannya.

" IMO!! Chaengi terus menggangguku bermain gelembung " Keluhnya, gadis dengan rambut kecoklatan dan bibir berbentuk hati itu terus saja mengadu saat sepupunya tak kunjung berhenti mengganggunya.

Sedangkan gadis berpipi chubby yang sedari tadi terus-terusan dikejar orang yang sudah ia ganggu hanya tertawa karena berhasil membuat sepupunya kesal, entah kenapa ia sangat suka membuat sepupunya itu marah.

" Jangan lari terus Chaengi, aku lelah mengejarmu tau " Lagi dan lagi, gadis itu menggerutu kesal dengan kejahilan sepupunya.

Gadis itu sudah sangat kesal karena tingkah jahil sepupunya, dengan sisa-sisa tenaganya, ia mengejar sang sepupu tanpa henti. Kali ini, ia tidak akan membiarkan sepupunya lolos lagi, mereka sama-sama berlari kencang dengan Rosé yang terus tertawa.

Hampir seluruh penjuru halaman belakang rumah Rosé yang begitu luas sudah mereka keliling.

Saat Jisoo hampir berhasil menangkap Rosé, tiba-tiba saja Jisoo menghentikan langkahnya dan langsung jatuh terduduk, Rosé yang tadinya sudah berjarak cukup jauh dengan cepat berbalik lari ke arah Jisoo.

Wanita yang menemani mereka juga ikut berlari saat melihat keponakannya jatuh, pria yang sedari tadi memperhatikan mereka dari dalam rumah pun turut berlari keluar menyusul sang istri yang sudah lebih dulu mengangkat Jisoo.

" Hey lihat Imo, katakan apa yang kamu rasakan sayang " Wanita itu tampak khawatir dengan kondisi keponakannya.

Jisoo, gadis kecil itu seperti sedang kesulitan bernafas, mulutnya terbuka guna meraup udara lebih banyak, tangannya meremas kuat lengan wanita yang menggendongnya.

Gadis kecil itu tetap diam, ia tak memberikan respon apapun selama bibinya berbicara, air matanya mulai mengalir karena rasa sakit yang perlahan muncul.

" Berikan " Tubuh mungil Jisoo kini sudah berada di gendongan pria yang tak lain adalah pamannya.

" Dengarkan Samchon oke, tarik dan buang nafasmu perlahan, jangan panik dan tidak perlu terburu-buru, tetap buka matamu " Pria itu mulai memberikan instruksi agar Jisoo sedikit tenang.

Susah payah Jisoo melakukan apa yang pamannya minta, sampai akhirnya ia tak lagi sanggup menahan rasa sakit yang semakin menyiksanya dan, kesadarannya pun terenggut begitu saja.

" Kita ke Rumah Sakit sekarang! "












Chu😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chu😘

GlassBeat | ( Proses Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang