15

15 1 0
                                    

Heart's Desire
Chapter : 15

Busho Tantei Sha, Apartement, Yokohama.
Japan.

      Kelopak matanya tampak tertutup secara perlahan, angin malam dan juga rasa lelahnya yang terasa berlipat ganda kini membawanya lebih cepat menemui Lucid dream, anak rambut yang sedikit berantakan seolah menari-nari bergesekan dengan pipi tirus nya, wajah tenang gadis itu benar-benar merupakan candu yang mematikan bagi Dazai Osamu.

Mereka berdua kini berada di dalam sebuah komedi putar, entah bagaimana bisa ( Your Name ) terlelap di bahunya. Yang jelas, dengkuran lembut itu membuat Dazai sadar bahwa seorang manusia cantik ini telah terlelap. Ada rasa gemas untuk tak mencubit hidung kecil nan mancung itu, berusaha begitu keras untuk tidak menautkan bibirnya secara diam-diam karena dengan jarak mereka yang begitu dekat ( re. Menempel ) tercium aroma peach yang bercampur dengan saus tempura juga dumpling yang di santap.

Ketika permainan telah berakhir, Dazai mengangkat tubuh itu dengan begitu lembut seolah begitu berhati-hati untuk tak sekalipun memberikan luka gores atau lecet pada kulit putihnya, malam yang terasa singkat bagi Dazai dan panjang bagi ( Your Name ) benar-benar tak pernah terencana kan sebelumnya.

Ketika matahari telah terbit begitu cerahnya, sang gadis memutuskan untuk membuka matanya. Merenggang kan punggung untuk merilekskan tiap sendi juga tulangnya, baru saja ia akan merealisasikan planning nya tersebut justru sebuah tangan mengunci pergerakannya.

Sebuah tangan yang di lilit oleh kain kasa, tampak jemari lentik yang merengkuh hangat perutnya.

" Kyaaaa!!!!!!! "

Dazai terbangun setelah mendengar teriakan yang amat melengking, mungkin saja kalau para anggota masih berada di kamar mereka maka unit kamar itu akan di dobrak secara paksa oleh Kunikida dengan kesalnya.

" Eum, ada apa Chibi kawai? "

Panggilan apa itu?! Batin ( Your Name ) mengatur degup jantungnya. Sialan. Ini masih pagi dan dia hampir terlelap untuk yang kedua kalinya karena shock.

" Apa yang kau lakukan barusan! "

" Memelukmu "

" Kau benar-benar kurang ajar, brengsek! "

" Terimakasih atas pujiannya " jawab Dazai lalu mengucek kedua retinanya, setengah bergumam lalu bangkit dari posisinya.

Setelah lelaki itu memasuki kamar mandi, ( Your Name ) terduduk di atas futon. Menghela nafas lelah dengan kepala yang mendadak berdenyut nyeri.

" Aku hampir mengira bahwa yang memelukku adalah mumi Tutankhamun " cibir nya sembari merapihkan selimut dan bantal. Menata kasur lantai itu dengan rapih tanpa kusut.

Sekitar 15 menit kemudian, Dazai keluar dengan wajah yang terlihat lebih manusiawi. Tak pelik dapat ia ingkari, wajah pemuda Osamu itu benar-benar menawan di bawah sinar mentari yang menerangi kamar itu.

Ia dapat melihat bahwa sang maniak bunuh diri tengah sibuk mengacak-acak isi kotak di dalam lemari, tampaknya sedang mencari sesuatu.

" Apa kau melihat perban di dalam kotak ini, ( Your Name ) Chan? "

" Aku sudah membuangnya " jawab gadis itu dengan ringannya, berjalan ke arah kamar mandi tapi terasa kedua kakinya berat. Dazai melingkarkan kedua tangannya.

" Aku mau membersihkan diri! "

" Kenapa kau begitu jahat, ( Your Name ) Chan? Kau tau bukan jika perban adalah hal yang terpenting bagiku selain Odasaku "

" Odasaku... Otou-san?!! " Gadis itu membulatkan matanya, menatap Dazai dengan berbinar.

" Kau dan Otou-san sudah bukan musuh lagi kan? Bisa kau antarkan aku bertemu dengannya, aku sangat merindukannya! " Pinta ( Your Name ) dengan cepat, saking bersemangatnya nya sampai-sampai tak sadar bahwa kini Dazai tersenyum penuh duka dengan sorot mata yang tak dapat di jabarkan lewat aksara.

Ango, mungkin yang membenci mu tak hanya aku saja setelah anak ini mengetahui semua fakta mengenai ayahnya.

[ Heart's Desire ]
Chapter 15

Yokohama Apartment State, Japan.

Lelaki berkacamata itu membuka pintu kediamannya setelah memasukan kode khusus, melepaskan sepatu dan juga melonggarkan dasi. Menggantungkan jas kerja dan mengganti kemejanya dengan kaus yang lebih santai.

Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamar nya. Beban tugas beberapa hari ini begitu menyulitkan nya, belum lagi di tambah dengan masalah pribadi yang menjadi beban pikiran.

Ia mendapat kan informasi dari sekertaris nya, mengatakan jika ada sebuah taman bermain yang baru di buka pada kota Yokohama. Ango pikir dirinya mungkin saja bisa menghilangkan sejenak kepenatan dengan menghibur dirinya untuk pergi ke sana, tapi hal yang tak pernah ia harapkan malah terjadi.

Ia melihat jika Dazai dan ( Your Name ) tengah memperdebatkan suatu hal sampai kepada akhirnya sang mantan sahabat pergi menjauh meninggalkan sang gadis yang terduduk di kursi, ada rasa rindu saat dirinya melihat kembali sosok seorang bocah yang 7 tahun lalu masih berceloteh banyak hal dengan wajah polosnya kini tumbuh menjadi gadis manis dan juga cantik. Rambut ( Hair Colour ) nya tampak sedikit memanjang, wajah buntalnya telah tergantikan oleh lekukan tulang yang tirus.

Entah berapa lama dia berada di posisi itu, memandangi dari jauh anak angkat Odasaku tersebut. Sebuah bunyi langkah mendekat kepadanya, tubuhnya membeku tak dapat bergerak.

Apa yang akan ia katakan mengenai ayahnya?

Pikiran itu kembali menyerang akal sehatnya, ketika ( Your Name ) membalik wajah menatap Dazai yang menyerukan namanya. Ango segera mengambil tindakan untuk pergi berlari sejauh mungkin meninggalkan taman bermain dengan peluh yang membanjiri pelipis.

Langkahnya berlari tak tentu arah, membawanya ke pada sebuah kompleks pemakaman, menaiki anakan tangga kecil yang membawanya kepada sebuah batu nisan bertuliskan S. Oda.

Kedua tungkainya duduk bersimpuh, merasakan ketakutan luar biasa yang kembali mendera dirinya. Hatinya menjadi begitu tak tenang, sesak yang terasa memuakkan.

" Apa yang harus ku lakukan, Oda? Sudah ku katakan bukan bahwa aku tak akan pernah bisa menjaga dan melindungi anak itu. Kau meninggalkan wasiat yang menyebalkan, tak bisakah kau sadar jika dia masih hidup saat ini hanya untuk bisa kembali merasakan kebahagiaan yang sempat hilang bertahun-tahun lalu "

" Apa yang harus ku lakukan... " melirih di akhir katanya, merasakan air mata keluar tanpa mau berhenti.

" Aku...aku, tak bisa. Kau adalah rumah dimana anak itu kembali pulang "

Melepaskan semuanya, di sana. Seolah sosok yang ia ajak bicara kini hanya diam mendengarkan semua keluh kesahnya, ketika merasa sudah jauh lebih baik sang pemuda Sakaguchi memutuskan untuk pulang.

Berjalan dengan lugai, memasuki kawasan kompleks apartemen dengan penjagaan ketat. Merenungkan kembali semua hal yang ia lakukan, semua mengenai kesalahan yang ia sudah perbuat.

Tak hanya hati Dazai yang ia lukai, sebentar lagi hati ( Your Name ) akan ikut rusak bersama dengan amarah juga kebencian terhadapnya.

Keheningan yang terasa membunuh, rasa kosong juga kesepian yang menusuk tiap jiwa di dalam tubuhnya. Bunyi jarum jam yang menciptakan melodi mengerikan di sebuah ruangan kosong yang bergema oleh nafas berat.

Ango adalah representasi dari lelaki paling pengecut yang Tuhan ciptakan. Setidaknya, itu yang sang lelaki yakini di saat matanya mulai memejam.

Heart's DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang