22

936 44 13
                                    


"Kondisi pasien belum sadar tetapi janin yang ada di kandungan nya bisa di selamat kan" ujar dokter kepada semua orang.

Semua orang sangat bahagia mendengar ini. "Lalu bagaimana dengan kondisi istri saya?" tanya Lu Sicheng menanyakan kondisi sang istri ke dokter.

"Kondisi nyonya Tong Yao kasih kritis, tunggu beberapa hari dia akan segera pulih" ujar dokter.

Sudah 2 hari Tong Yao belum sadar. Setiap saat Lu Sicheng selalu di samping nya.

"Lu Sicheng... Kau belum makan apa apa dari kemarin... Makanlah sedikit" bujuk nyonya Lu membujuk Lu Sicheng agar makan.

"Aku belum lapar bu" jawab nya.

"Kau jangan menyakiti diri mu sendiri... Tong Yao pasti sadar, jika dia sadar dan melihat mu seperti ini apa dia tak akan marah?" Lu Sicheng sangat keras kepala.

"Baiklah".

Lu Sicheng tidak menyukur kumis nya. Dia terus menggenggam tangan Tong Yao dan tidak dilepaskan.

" aku takut Tong Yao... Sadarlah... Aku merindukan mu... Aku tak bisa hidup jika kau terus begini... Tong Yao..." dia terus berbicara kepada Tong Yao.

Semua orang yang melihat ini sangat kasian. "Baru kali ini aku melihat cheng ge seperti ini" ujar Xiao Pang dengan merasa kasian.

"Kau benar, dia terlihat sangat hancur"jawab Lao K.

" Tong Yao cepatlah sadar kasian cheng ge kami" ucap Lao Mao.

Saat sedang memegang tangan Tong Yao dia bisa merasakan tangan nya bergerak saat dilihat Tong Yao perlahan membuka mata nya.

"Tong Yao kau sudah sadar" perkataan Lu Sicheng membuat semua orang kaget.

"Tong Yao sadar?" ucap semua orang.

Dokter pun datang untuk memeriksa Tong Yao. Hasil nya cukup baik. Semua orang sangat senang apalagi Lu Sicheng, dia tak bisa menahan air mata nya saat memeluk Sang istri.

"Aku sangat kau sudah sadar aku takut terjadi sesuatu padamu.... Maaf kan aku tak bisa menjaga mu dengan baik" Lu Sicheng memeluk erat tubuh Tong Yao sembari menangis.

"Kenapa kau menyalahkan dirimu hm? Liat apa yang terjadi dengan mu? Apa kau tak bisa menjaga diri mu dengan baik? Kau begitu kurus" Tong Yao baru bangun tetapi sudah mengomel.

"Kau baru sadar sudah mengomel!! Tapi aku sangat merindukan omelanmu" Lu Sicheng tersenyum.

"Bagaimana anak kita? Apa baik baik saja? " Tanya Tong Yao.

"Dia baik baik saja, nak kau anak yang kuat persis ibu mu" jawab Lu Sicheng.

Kedua orang tua mereka datang ke ruangan.

"Yao Yao kau..." ibu Tong Yao tak bisa menyelesaikan kalimat nya dia langsung menangis.

"Bu aku baik baik saja... Lihat anak mu dan calon cucu mu baik baik saja!!" ujar Tong Yao.

"Tong Yao kau sangat pintar mengeles" ucap ayah nya.

Mereka semua sangat bersyukur Tong Yao akhirnya sadar. Sekarang giliran Jinyang yang datang saat dia masuk ruangan dia sudah menangis.

"Hiks hiks.... Tong Yao.... K-kau m-membuatku sangat khawatir....." Jinyang memeluk Tong Yao dan menangis sesegukan.

"Sahabatku.... Maaf kan aku membuat kau khawatir" balas Tong Yao.

"Tong Yao apa kau tau sudah 2 hari ini pekerjaan dia hanya menangis, kepala ku pusing" ledek A Jia. Membuat Tong Yao tertawa.

"Saat aku menemukan pelakunya akan aku mutilasi tubuh nya tan mencincang nya".

" hm hm baiklah terserah dirimu sekarang berhenti lah menangis kau seperti anak yang gagal saat ujian" ledek Tong Yao.

A Jia dan Lu Sicheng meninggal kan mereka berdua. Mereka berdua membiarkan kedua sahabat itu untuk mengobrol.

Dokter bilang Tong Yao harus di rawat 1 minggu lagi. Ini membuat Tong Yao sangat bete.

"Cheng ge aku di rawat 1 minggu lagi? Bukannya ini gila?aku tak ingin... Aku ingin pulang... " rengek terus menerus Tong Yao.

"Hanya seminggu sayang... Tak akan lama" Lu Sicheng terus membujuk Tong Yao agar mau di rawat.

"Bagaimana jika aku di rawat di rumah saja?" ujar Tong Yao.

"Tidak!!" tegas Lu Sicheng.

"Cih!!" Tong Yao marah.

Cleklek..

Suara pintu terbuka. Dia adalah ibu mertua nya, nyonya lu.

"Tong Yao ada apa ini? Ada apa dengan wajah mu? Apa anak ku melakukan sesuatu pada mu?" Tanya ibu Lu.

"Bu... Aku tak ingin lama lama disini... Bukankah 2 atau 3 hati cukup?" rengek Tong Yao.

"Bersabarlah nak Tidak akan lama".

" Bu disini aku sangat bosan... Dan aku tak menyukai bau rumah sakit... Rasanya aku ingin muntah" Tong Yao teruss merengek ke ibu mertuanya.

Ibu mertuanya yang mendengar itu mengerti bagaimana mual nya Tong Yao.

"Baiklah Tong Yao aku akan bilang ke dokter untuk merawat mu selama 3 hari dan sisa nya di rumah" akhirnya ibu mertuanya luluh.

"Bu apa apaan ini kenapa kau setuju? Tidak, tidak bisa dia harus di rawat selama  1 minggu". Dia marah dengan prilaku lembut ibunya.

" bu lihat dia..." Tong Yao terus merengek.

"Kalian berdua membuat ku sangat pusing" ibu nya menyerah.

Tiba tiba ayah mertua nya datang tuan Lu.

"Ada apa disini?" tanya tuan Lu Pada istrinya.

"Lihat kedua anak mu... Yang satu menginginkan pulang dan yang satu ingin tetap Tong Yao di rawat" jelas ibu Lu.

"Ayah... Aku ingin pulang saja disini aku sering merasa mual aku tak suka bau rumah sakit" sekarang giliran Tong Yao merengek ke ayah mertuanya.

"Ya benar bau rumah sakit memang tak enak. Lu Sicheng biarkan lah istri mu pulang setelah di rawat selama 3 hari. Apa kau tak kasian melihat istri mu mual mual?" Akhirnya ayah Lu Setuju dengan Tong Yao. Lu Sicheng kalah.

"Kalian sangat manjakannya, aku menyerah" Lu Sicheng menyerah.

Sekarang Lu Sicheng harus pergi dia ada urusan.

"Tong Yao aku akan keluar sebentar kau tunggu aku" Lu Sicheng meminta ijin kepada sang istri.

"Kau akan meninggalkan aku?" ujar Tong Yao.

"Tidak akan lama... " jawab Lu Sicheng.

"Hm.. Baiklah... Saat pulang bawakan aku cemilan" mau tak mau dia mengijinkan suami nya untuk pergi.

"Sebelum pergi bukannya harus cium" Lu Sicheng mencium wajah Tong Yao mulai dari dahi, hidung, mulut, leher, dan perut.

"Baiklah aku akan pergi sekarang, anak ku jaga ibu mu hm.." Lu Sicheng berpamitan.

"Pai pai" Tong Yao melambaikan tangan nya ke suami nya. Sebenarnya dia tak ingin di tinggal oleh suami nya. Tetapi, dia harus mengerti kondisi suami nya yang sibuk.

Gais jangan lupa buat vote sama komen okehh....

Falling Into Your Smile (FF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang