Mr. X and blue roses

199 28 4
                                    

Xiao Zhan menatap binggung ruang kerjanya, ia memang mendapat sambutan hangat dari semua orang tetapi tetap saja sedikit aneh jika melihat berbagai karangan bunga yang didominasi warna biru ini. Tidak masalah jika disana hanya ada satu atau dua buket bunga mawar biru namun lihatlah bahkan ruangan bernuansa gelap cenderung mencekam miliknya justru berpadu apik dengan hiasan mawar-mawar biru sejauh mata memandang.

"Aku merasa tidak aman" Zhan bergidik melihat tiap sudut ruangan dihiasi mawar-mawar yang entah dari siapa.

"Yang jelas dia mengagumi anda tuan" timpal Darren.

"Kau nampaknya tahu banyak mengenai nilai filosofis bunga" Zhan berlalu.

"Sedikit, hanya sebagai pertahanan agar tidak ada yang berniat buruk bagi keluarga Xiao" Darren mendelik acuh, pergi meninggalkan Zhan sendirian di ruangannya.

"Yaaak... Kau mau kemana, bereskan bunga-bunga ini, aku merasa sedang berada di pemakaman kalau dikelilingi bunga sebanyak ini, Hei! Darren!" pekik Zhan.

Kekacauan hari pertama Zhan di kantor nyatanya tidak berhenti sampai disana, ia mendapat sebuah email anonim dari salah seorang yang mengaku sebagai pengusaha properti, dan email tersebut langsung dikirimkan ke surel pribadi Zhan. Padahal ia sudah yakin bahwa cv mengenai pekerjaan sampingannya dulu sudah di take down dari media sosial.

"Distrik delapan lantai lima?" bukankah itu berjarak beberapa blok dari sini, pikir Zhan.

Zhan menggulirkan layar berisi informasi mentah mengenai proyek megah itu, ia tersenyum miring saat tahu ada logo yang familiar tercetak di gedung disamping lokasi proyek. 

"Darren!" pekik Zhan nyaring, suara lengkingan itu bahkan menggema keseantero lorong di lantai sepuluh, membuat beberapa karyawan tersentak.

Tak berselang lama Darren datang ke ruangan tuan Xiao, menatap sinis sosok manis diporos ruangan, "Kau tidak tahu cara menggunakan telepon didepanmu, hah?! Tidak sopan berteriak di kantor" desisnya.

"Maafkan aku" Zhan tersenyum kikuk, "Aku punya pekerjaan lain, bisakah kau menangani perusahaan selama beberapa hari kedepan?" cicit Zhan penuh harap.

"Dengan siapa? Kemana? Dan apa jenis pekerjaan yang kau kerjakan?" balas Darren acuh.

Zhan mengusap kasar wajahnya, "Ada klien meminta tenagaku sebagai design grafis, tenang saja aku akan mengajak temanku untuk membantuku nanti, bisa 'kan?"

Darren tak habis pikir mengapa tuan muda Xiao itu masih mau bersusah payah menyanggupi keinginan-keinginan klien randomnya padahal ia cukup duduk manis disini dan menandatangani beberapa dokumen.

"Bersama siapa?" desis sekertarisnya -lagi-

"Kau posesif sekali! Aku bersama Ji Li dan Yubin mereka tim ku sejak lama!" dengus Zhan.

Darren mengangguk patuh, "Kirimkan salinan kontraknya padaku, aku akan melaporkannya pada tuan Huang"

Rahang Zhan seakan jatuh kelantai, ia tidak bisa percaya bagaimana patuhnya Darren pada sosok sang ayah.

"Kau lebih menakutkan dari penggemar sintingku itu" Zhan menatap horor kearah pria didepannya.

"Demi keselamatan anda tuan"

.........

Acara makan siang Zhan harus diundur beberapa jam karena ia sibuk main kucing-kucingan dengan sekertarisnya, menyebabkan kedua sahabat lama yang juga masih mengurusi XZstudios menatap kesal kearah tuan muda ini.

XZstudios sendiri adalah label pribadi milik Zhan terlepas dari seluruh anak perusahaan Xiao, dan ia lebih mempercayakan studio kecilnya digarap oleh kedua sahabatnya sejak di bangku kuliah.

Unforeseen [ YIZHAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang