14-Terberkati

549 78 0
                                    

Singto berjalan tergesa, langkahnya diambil lebar-lebar, perasaannya tak karuan

"suster, pasien ICU ruang empat belas!" singkat Singto dan kembali tergesa bersama seorang dokter dan dua perawat, menuju ruang rawat Krist

Satu minggu sudah Krist tidak sadarkan diri, dan kini Krist menggerakan jemarinya, Singto bersyukur

"mohon tunggu di sini" ucap perawat seraya menutup pintu di wajah Singto

Alpha itu cemas, kedua kakinya melangkah mondar-mandir di depan pintu, tangannya dimainkan tak bisa tenang, bibirnya terus merapal doa. Secara keseluruhan, Singto merasakan tidak karuan pada dirinya, dan hatinya

Pintu terbuka setelah beberapa saat, Singto mendongakkan kepalanya bersamaan dengan sang dokter keluar

"tuan Krist sudah sadar, keadaannya stabil tetapi harus tetap berada di sini untuk beberapa saat"

"boleh saya masuk?" tanya Singto, dokter mengangguk

Singto melangkahan kakinya masuk kedalam ruangan pujaan hatinya itu, nampak punggung tangan kirinya dipasang selang dengan dua kantung infus yang berbeda warna cairan, kemudian alat penunjang kehidupan sudah dilepas, namun alat bantu pernafasan masih di pasang

"alpha..." Singto mempercepat langkahnya begitu sang pujaan hati memanggilnya

"iya Krist, aku disini... terima kasih sudah bangun" Singto meraih tangan kanan Krist dan menghujaninya dengan kecupan

"ja-jangan pergi" ucap Krist lemah

"tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu, aku disini Krist" Singto mengusap surai Krist dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain masih menggenggam tangan sang omega

Singto senang bukan main, matanya masih bisa menatap manik biru laut yang sudah menjadi favoritnya kini, jemarinya masih bisa menggenggam milik mate-nya

"shh..." rintih Krist saat jari Singto mengenai perban di pergelangan tangannya

"apakah sakit? maafkan aku" Krist mengangguk lirih

"aku panggilkan dokter" tangan Singto ditahan Krist saat hendak beranjak

"tidak perlu, temani aku saja disini" Krist memohon. Singto kembali duduk

"istirahatlah, kau perlu memulihkan diri" Singto mengusap-usap rambut Krist

"janji dulu kau akan tetap disini bersamaku?" Singto mengangguk lembut "tidurlah"

Singto menghentikan tepukan lembut pada surai omeganya, kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang

"halo Tay, Krist sudah bangun" Singto sedikit merendahkan suaranya

"hah! Syukurlah... sekarang bagaimana keadaanya?"

"dia masih harus dirawat di ICU, tetapi dia sudah tidak apa-apa. Setelah cairan vitaminnya habis dia akan pindah ke ruangan biasa"

"apakah aku harus menyusul kalian?"

"tidak perlu, uruslah urusan keluargamu dahulu, setelah Krist benar-benar pulih ayo kita ungkap kasus beta itu" ada nada kemarahan dari kalimat Singto

"baiklah... tolong jaga adikku, nanti aku hubungi lagi"

Singto menghembuskan napasnya kasar, jujur saja dirinya lelah, dua hari semenjak sahabat dan pasangannya itu kembali pulang ke Thailand untuk beberapa urusan mendesak, Singto belum bisa tertidur dengan nyenyak. Terlalu mencemaskan pasangannya

Melihat matenya terlelap, Singto juga merasakan kantuknya menyerang sehingga ia memutuskan untuk terlelap juga

"tidak dulu americano, mate ku sudah aman" gumamnya seraya menyusul Krist ke alam mimpi

Our Secret Story (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang