16-Healing to Reverenge

582 73 6
                                        

"ini sudah sangat sulit karena tuan Krist melakukan percobaan bunuh diri"

"tetapi aku sangat berterima kasih kepada kalian untuk memberikan penanganan awal kepada tuan Krist sehingga tidak melakukan tindakan hal ini lagi" ucap dokter seusai memeriksa Krist

"apa yang harus kami lakukan selanjutnya?" tanya Singto

"selama tiga sampai enam bulan ini tuan Krist dianjurkan untuk menjalani terapi berangsur untuk mengontrol emosi dan mengurangi rasa traumanya, jika tak kunjung membaik maka kami akan memberikan rujukan kepada tuan Krist untuk menemui psikiater agar mendapat penanganan dengan obat" Singto mengangguk mendengarkan penjelasan sang dokter

"jadi kapan Krist bisa memulai terapinya?"

"minggu depan aku akan mulai menjadwalkan Krist untuk satu minggu tiga kali, jika membaik akan berkurang satu minggu dua kali, jika lebih baik akan kami kurangi menjadi satu minggu sekali, jika lebih baik lagi maka Krist sudah bisa menghentikan terapi ini dan berkonsultasi hanya jika kondisinya tidak baik"

"jadi.. Krist harus tinggal disini minimal enam bulan?" tanya Singto

"iya, ada masalah?"

Singto memggeleng "tidak ada"

"baiklah, jadwal untuk terapi tuan Krist akan saya kirimkan lewat pesan nanti"

"baik, terima kasih"

Singto langsung kembali ke rumah yang ditinggali sementara dengan Krist di sebelah rumah ayah Bright. Ngomong-ngomong New sedang berkunjung ke sana untuk menemani Krist di hari pertama konsultasinya tadi.

"bagaimana dengan bimbingan skripsimu?" tanya New

"aku sudah menghubungi dosen pembimbingku dan menjelaskan semuanya, dia mengizinkan aku menerima bimbingan melalui telepon" mata Singto memandangi omeganya yang sedang tidur.

"baiklah jika itu maumu, semoga adikku cepat pulih"

Satu tahun berlalu, Singto sudah menyelesaikan skripsinya dan Krist yang sudah pulih walau belum sepenuhnya, ia terkadang masih membutuhkan obat antidepresan dari dokternya. Hari ini rencananya Singto dan Krist akan kembali ke Thailand untuk menghadiri acara wisuda Singto. Sekaligus mengenalkan Krist kepada sang ayah.

"kau siap?" Singto menggandeng tangan Krist.

Krist menghembuskan napasnya "akan aku coba" ucapnya sambil tersenyum pada sang alpha.

Orang tua Singto akan sampai dari Bangkok satu hari setelah Singto sampai di Kanchanaburi. Itu cukup untuk Krist mempersiapkan dirinya. Selama ini, hanya ibu Singto yang mengetahui jika alpha muda pack Leon sudah menemukan mate-nya.

Krist tak bisa tidur selama perjalanan di pesawat, Singto paham akan apa yang omeganya rasakan.

"tidurlah omega, saat kita sampai di Thailand nanti, akan ada banyak hal yang harus kita lakukan, kau juga ingin bertemu ibumu, kan?" bujuk Singto lembut.

Krist mengangguk lalu menyandarkan kepalanya pada bahu sang alpha, berharap menemukan kenyamanan agar dapat terlelap, hingga selang beberapa menit Krist bisa tertidur nyaman.

Ibu Krist sudah sadar beberapa bulan semenjak Krist memulai pengobatan, di Thailand ibu Krist juga menjalani berbagai terapi untuk melatih kembali tubuhnya yang kaku karena terbaring kome hampir tiga tahun.

Namun semua hal yang dijalani oleh Krist dan ibunya dilakukan secara diam-diam dengan bantuan Neen dan ayahnya, mengingat ayah Tay dan Mike yang masih berkeliaran bebas. Mengantisipasi jika kedua orang tersebut melakukan hal diluar nalar.

Satu tahun pula Neen, Tay, dan juga New membantu Bob untuk melakukan penyelidikan terhadap keluarga Mike. Begitu Singto dan Krist kembali ke Thailand, mereka akan menguak semuanya.

Thailand

"Tay, kapan adikmu kembali?" tanya ibu Krist untuk ke sekian kalinya.

"malam ini mereka akan...."

"ibu!" panggilan itu sontak membuat seluruh penghuni kondominium Tay menoleh kearah pintu, kode pintu rumit yang hanya diketahui oleh para pemiliknya, siapa lagi?

"Kit! Omega ibu sudah kembali!" Krist memeluk ibunya dan menangis, hal ini disaksikan Tay, New, juga Singto yang mengantar Krist ke kondominium Tay.

Ibu Krist menangis bahagia, ia menatap sendu wajah putranya "omega ibu cantik sekali hiks..." ibu dan anak omega itu menangis sambil menyelami wajah masing-masing.

"ibu..hiks.." Krist kembali memeluk ibunya erat, seakan takut jika dilepas maka ibunya akan pergi lagi.

"bibi, biarkan mereka masuk dulu, kasihan alpha Krist menunggu di luar" interupsi New membuat ibu Krist mengalihkan atensinya pada Singto.

"eum.. bu ini alpha Singto, mate ku" Krist malu-malu memperkenalkan Singto.

Ibu Krist berjalan mendekat kearah Singto yang memberikan salam hormat.

"demi Luna yang agung, alpha muda adalah calon menantuku?" tanya Ibu Krist tidak percaya melihat orang yang sudah melindunginya.

"ibu mengenalnya?" Tay kali ini membuka suaranya.

"iya Tay, keluarga alpha muda melindungiku, mereka mempekerjakanku sebagai pelayan pribadi alpha muda saat aku sedang dalam penyamaran" jelas ibu Krist.

"a-aku juga terkejut mengetahui bibi Mind adalah ibu dari mate ku, dan aku baru tahu jika bibi Mind adalah ibu Krist yang koma" ucap Singto terbata, ia merindukan pelayan pribadinya tersebut, orang yang ia anggap sebagai ibu kedua, tempatnya mencurahkan keluh kesah, membuatnya menemukan semangatnya hingga menemukan jati dirinya. Mendukung Singto hingga bisa menjadi sekuat baja.

"bibi Mind kemana saja? Kenapa bisa sampai koma? Jika bibi mengatakan padaku kalau bibi sedang menyamar pasti aku akan melindungimu" Singto berlutut di hadapan Ibu Krist.

"alpha muda, bangunlah dulu... aku tidak bisa diperlakukan seperti itu" ibu Krist menuntun Singto untuk berdiri.

Singto kembali berdiri, sedetik kemudian Krist menerjangnya "hiks..terima kasih p'Sing.. kalian melindungi ibuku hiks.." ucap Krist tulus sambil menangis.

"he-hey... Krist..."

"aku tak tahu lagi bagaimana caranya membalas semua kebaikanmu setelah menjadi mate ku, aku sangat berhutang padamu"

"Krist.. dengarkan aku dulu" Singto melepaskan pelukan Krist.

"aku tidak ingin mendapatkan balasan darimu, karena ibumu sangat memperhatikanku seperti anaknya sendiri" Singto mengusap air mata Krist.

"jika kau ingin membalasku, cukup tetap di sampingku, hiduplah selamamya denganku dan anak-anak kita nanti, kau mengerti?" ujar Singto.

Krist mengangguk "terima kasih, alpha"














Udah end belum sih? Belum ya? Hehe bercanda

Udah berapa lama ini book Vee anggurin? Sebulan? 2 Bulan? Vee lupa.

Vee belum kebiasa nulis fantasi, masih belajar, kapan-kapan bikin oneahoot omegaverse deh hehe.

Our Secret Story (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang