06-Missing

586 72 1
                                    

"sepasang mate yang sudah imprint akan bisa merasakan perasaan satu sama lain, dalam jarak jauh sekalipun. Entah itu perasaan senang, sedih, marah, bahkan saat kau kesakitan"

"akan bagaimana reaksinya, mae?"

"jika dia senang, kau juga senang, jika dia sedih, kau juga akan sedih, jika dia sakit, kau akan gelisah, dan masih banyak reaksi yang lain"

"bagaimana jika tak sengaja imprint?"

"tidak ada yang sengaja karena ini sudah suratan takdir"

"Singto!"

"huh?! Apa?" hampir saja Singto menyetir keluar jalur jika saja Tay tidak menyadarkan lamunannya

Beruntung bukan waktu kendaraan ramai saat mereka berada di jalanan sekarang, jika tidak mungkin akan terjadi kecelakaan

"kau masih belum sehat? Mau kuantar pulang saja?" tawar Tay

Singto menepikan mobilnya "tidak perlu, aku hanya sedang banyak berpikir, tapi tolong gantikan aku menyetir hari ini" Singto keluar dari mobilnya untuk pindah ke bangku penumpang di sebelah pengemudi

❤❤❤

"kau yakin akan kembali ke sana hari ini?" tanya New sambil membereskan piring sarapan mereka

"iya, tapi setelah kelasku sore nanti" jawab Krist sambil membaca materi pelajarannya

"oh iya, phi" Krist teringat sesuatu

"mumpung kelasku sore, ayo temani aku menjenguk ibu!" pinta Krist

New berpikir sejenak "boleh, nanti aku izin pada Tay dulu"

Krist berdecak "kalian ini, tinggal satu atap dan kemana-mana kau harus izin phi ku, macam sudah menikah saja" gerutunya

New terkekeh "kau kan tau ini wasiat orang tuaku, setidaknya law firm itu bisa menghidupi kami"

"terserah phi sajalah, aku tak akan ikut campur"

"yang penting aku sudah menemukan mate-ku" New mengedipkan sebelah matanya yang membuat Krist berdecak sebal

⛅⛅⛅

"apa yang kau ingat lagi selain matanya?" tanya Tay sambil menyeruput kopinya

"tidak tahu, tapi aku mengingat bahwa dia mempunyai mata yang cantik dan indah" ucap Singto sambil matanya menerawang ke jendela

"ciri-ciri seperti itu tidak bisa membantu karena cantik itu relatif" tukas Tay sebal

"bola matanya berwarna biru laut yang pekat, struktur matanya...." Singto menoleh kepada Tay

"Singto? Sing?" Tay melambai-lambaikan tangannya di wajah Singto

"kenapa mirip sepertimu?" lirih Singto

Giliran Tay yang terdiam

"Tay? Ponselmu!" Singto mengguncang tubuh Tay

Tay segera tersadar dan mengangkat telfonnya

"halo New?"
"Tay, aku akan menemani Kit ke rumah sakit menjenguk Luna, boleh kan?"
"hah? iya boleh, pergilah! tapi jangan pulang terlambat"
"baiklah terima kasih"

"kau kenapa sih?" tegur Singto setelah Tay menutup sambungannya

"tidak apa-apa" Tay kembali menyeruput kopinya

matanya mirip denganku? apa jangan-jangan...

"Tay aku ada kelas sebentar lagi, mobil kutitipkan padamu" Singto menyerahkan kunci mobilnya kemudian pergi begitu saja

Our Secret Story (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang