CHAPTER 09

13 4 0
                                    

Lukas menatap ke jendela luar, melihat orang orang yang berlalu lalang disana. Dan saat matanya melihat beberapa pasangan yang datang ke cafe atau hanya lewat di sekitarnya, hatinya merasa... Iri (?)

"Ran.."

"Apa?", jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Lukas menghela napas berat.

"Lo ada masalah? Kenapa? Cerita aja", ujarnya seraya meletakkan ponselnya di meja kemudian membenarkan posisi agar lebih nyaman.

"Gue kangen Fira"

"Ha?"

Lukas mengusap wajahnya dengan ke-2 tangannya, menenangkan dirinya sebentar, lalu menatap Rania.

"Gue mau jujur, tapi jangan sampe bocor"

"Gue emang 11 12 kayak Kayla, tapi mulut gue nggak bocor kayak dia"

Lukas tertawa renyah. Tampan. Rania mengakui itu, namun sebanyak apapun dan setampan apapun pria yang pernah dia temui, hanya ada satu yang bisa mengambil hatinya.

"Waktu gue di China.. Gue berasa kayak orang gila. Ada sesuatu yang hilang dari hidup gue, rasanya mirip mirip waktu gue putus ama Fira, tapi kali ini... Sesuatu yang hilang itu seolah bikin gue gak tenang, kayak sesuatu yang harus gue cari dan dapetin lagi"

Rania masih menyimak.

"Dan gue sampe berubah, jadi Lukas yang asing di mata kalian. Gue sendiri pun merasa gue bukan Lukas, gue orang lain. Pokoknya gue merasa bener bener gila. Sampe suatu malem setelah gue minum obat penenang, gue tidur dan gue mimpi. Di mimpi itu.. Isinya semua kenangan gue sama Fira. Dan setelah bangun, gue sadar. Yang hilang itu Fira"

Lukas terdiam, seolah memberi kesempatan untuk Rania berbicara.

"Dari pengamatan gue ke Fira setelah dia putus sama lo, dia itu masih gamon. Bahkan waktu hari lo berangkat ke China, muka dia kusut dan badannya lesu, kayak gitu sampe 3 hari. Dan menurut gue.. Kemungkinan besar dia masih punya rasa sama lo, tinggal lo nya aja yang beraksi"

Lukas mengangguk, karena dia bisa merasakan itu.

"Gue denger, lo yang bertanggung jawab di kost-an. Jadi.. Gue minta kalo misal si Fira pulang malem-

"Batas pulang paling malem jam 20.00, dan di tambah 30 menit buat alasan macet", ucap Rania tegas.

"Oke, makasih!", ujar Lukas seraya memegang kedua bahu Rania. Buru buru si Rania lepas.

"Biasa aja kalik!"

"Kumat lagi mode maungnya"

///

Sehari..

2 hari..

Sepekan..

Sudah 1 pekan setiap pulang kuliah Fira selalu ke apart Lukas, dan hari harinya penuh dengan Lukas, sampai Tama merasa sangat jengkel dengan manusia bernama Lukas.

"Mau masak apa lo hari ini?"

"Lo tuh kenapa sih nggak catering lagi? Lo sengaja jadiin gue babu ya?"

Lukas terkekeh, "Gue kecanduan masakan lo sih.. Lo kasih narkoba ya?"

Fira melengos.

"Utututu~ cantikku melengos", ujarnya seraya menangkup wajah Fira.

Astaga.. Siapapun tolong Fira! Jantungnya berdetak tidak normal!

"Jangan marah ya.. Siang ini go food aja, oke?"

4- Friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang