Transmigrasi?
Ngaco! Gak ada yang namanya hal seperti itu.-Ata L.B
"Gilaaaa! Buku ini keren banget!"
"Iya, bener. Gue baru baca nih semalem, sumpah. Bagus banget, tentang transmigrasi."
"Aaaa, Transmigrasi beneran ada gak ya? Jadi pengen juga deh gue."
Gila, stres, halu.
Filma hanya mengumpat dalam hati, dirinya merasa sangat terganggu dengan tingkah dua gadis di hadapan nya saat ini.
Ini perpustakaan, tapi tingkah dua gadis--yang sialnya duduk di depan nya ini sangat berisik sekali. Filma heran, kenapa penjaga perpustakaan tidak menegur mereka.
Kepala Filma menoleh ke arah meja Penjaga Perpustakaan. Kosong, pantas saja.
Menghela napas berat, Filma memutuskan mengalah. Beranjak pergi dari sana daripada harus mendengarkan hal aneh yang di lontarkan oleh dua gadis tadi.
Langkah kaki nya berjalan menyusuri koridor sekolah, yang kini terlihat sepi. Sepertinya para murid kebanyakan sedang memanfaatkan waktu istirahat nya di kantin.
Ketika dirinya melewati sebuah kelas, terdapat satu cowok. Berdiri di depan pintu, menoleh ke arah Filma kemudian tersenyum. Namun sayangnya Filma abaikan, seolah-olah tak melihat keberadaan pria itu. Ia tetap melangkah melewatinya begitu saja.
Senyuman ramah nya seketika langsung berubah menjadi kecut, "ini bukan salah gue Fil, salah mereka." Pria itu melirih pelan. Menatap nanar punggung Filma yang kini makin menjauh.
✓✓✓✓✓
"Kita langsung pulang non?"
Filma menjawab dengan anggukan, selang beberapa detik mobil yang di naiki Filma melaju menjauhi area sekolah.
Lima menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, dan seperti biasa Filma langsung beranjak pergi dari kelas begitu saja. Walau masih terdapat guru di depan kelas nya, ia tetap mengabaikan.
Selain hatinya yang benar-benar beku, sikap nya pun tak kalah jauh dari hal itu. Ia tak pernah memikirkan perasaan orang lain. Jangan kan perasaan nya, keberadaan nya saja tak pernah ia anggap.
Karena, ia membenci manusia.
Manusia yang memiliki sifat serakah, tamak, dan kikir. Ia membencinya, sangat teramat membencinya.
Bahkan, kalau pun bisa. Ia tak ingin menjadi manusia. Namun, apa boleh buat. Takdir nya di dunia ini menjadi manusia, manusia yang tak memiliki hati.
Jangan salahkan ia yang seperti ini.
Karena masa lalu lah ia menjadi begini, masa lalu yang sangat Filma benci. Masa lalu yang mampu mengingatkan nya kembali pada kedua orang tuanya yang telah tiada.
Bruk
Lamunan Filma seketika menjadi buyar ketika mobil yang ia tumpangi mengerem mendadak. Beruntung ia menggunakan sabuk pengaman, jadinya cuma terhempas ke depan kemudian kembali ke belakang lagi.
"M-maaf non, saya tidak sengaja menabrak seseorang." Sang supir menjelaskan terlebih dahulu, lantaran sudah tau jika nona nya itu tak akan pernah mengeluarkan sepatah katapun hanya untuk bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi A-Film
Teen FictionA. Filma. gadis dingin berhati beku. selama ia hidup di dunia ini, tak ada satupun orang yang dapat ia percayai. hal itu lantaran suatu kejadian di masa lalu, masa lalu yang mampu membuatnya terpisah dengan kedua orang tua nya. namun, suatu waktu...