1. Aneh

128 34 6
                                    


.
... ..

Kalian percaya adanya Transmigrasi gak?

Yah, sebenarnya. Itu adalah pertanyaan yang sudah basi, karena di setiap cerita tentang Transmigrasi pasti selalu ada pertanyaan seperti itu.

Oke, ganti pertanyaan.

Percaya gak kalian kalau transmigrasi itu ada?

Sebenarnya, Filma tentu tak akan pernah percaya omong kosong tersebut. Tapi, apa yang tengah ia alami sekarang. Membuatnya menjadi setengah percaya adanya transmigrasi.

Baru bangun dari tidur dan ternyata ia berada di tubuh gadis yang tak ia kenal.

Aneh sekali, seingatnya. Semalam ia tidur di kamarnya. Pintu kamar nya pun telah terkunci rapat. Tak mungkin ada orang aneh yang masuk dan menyuntikan sesuatu pada tubuhnya agar jiwa nya berpindah ke tubuh orang lain kan?

Awalnya, Filma mengira ini adalah mimpi. Jadi, ketika ia baru menyadari jika wajah bahkan tubuh nya berbeda. Ia langsung mencubit lengan kiri nya, bahkan menampar pelan pipi nya.

Yang sayangnya, ini bukan mimpi. Tapi nyata.

"Kan aku udah bilang, kamu ada di tubuh aku. Gak percayaan banget sih?"

Filma mendengus kecil. Ia hampir melupakan sosok setan. Yang terbang melayang di samping ranjang rumah sakit tempat ia berbaring.

Tadi, setelah Filma berusaha untuk menyadarkan dirinya karena masih mengira jika ini mimpi. Sosok setan itu tiba-tiba muncul dan memberitahunya jika apa yang terjadi sekarang itu nyata.

"Aku mau minta tolong sama kamu, tolong untuk saat ini kamu jadi aku dulu. Karena saat ini kamu juga ada di tubuh aku."

Seketika tatapan tajam Filma layangkan pada sosok setan tersebut. Enak saja minta tolong.

Filma bukan tipe orang yang suka tolong menolong. Bahkan, ia membenci hal itu. Menurutnya, semua manusia sama saja. Ketika di mintai tolong pasti selalu memohon-mohon, giliran kita sendiri yang meminta tolong selalu banyak alasan untuk menolak.

"Tapi aku itu hantu, bukan manusia lagi."

Kening Filma mengkerut, ketika sosok setan ini tiba-tiba saja menyahut demikian. Seperti...

"Iya, aku bisa tau isi pikiran kamu. Karena sebelum nya ini tubuh aku sendiri."

Filma mendengus, "gak sopan." Ia hanya membatin.

"Darimana gak sopan nya? Kan tubuh aku sendiri."

"Udah jadi bekas."

Giliran sosok setan itu yang mendengus sebal, "kamu itu yaa. Gak bisa ngomong apa gimana sih? Ngomong nya dalam hati Mulu."

"Serah gue."

Sosok setan tersebut menghela napas. Mungkin, untuk saat ini tak apa jika Filma hanya ingin berbicara dalam hati karena ia akan tetap mengetahui nya.

Namun, jika sampai keluarga nya bertemu dengan nya nanti. Masa iya, Filma akan tetap berbicara dalam hati? Hell, keluarga nya bukan dukun ataupun tukang cenayang.

Setan itu hendak berkata kembali. Namun urung ketika mendengar suara pintu rumah sakit yang terbuka secara perlahan. Itu keluarganya, dan sosok setan tersebut langsung menghilang bersamaan dengan keluarga dari setan itu masuk ke dalam ruangan.

"Kamu sudah sadar Fai?"

Fai? Bukannya setan tadi bilang kalau nama dia itu Alma? Kenapa jadi Fai? Jauh banget dari Alma ke Fai.

"Mama khawatir banget tahu gak, pas denger kalau kamu kecelakaan." Wanita paruh baya mendekat ke ranjang, kemudian duduk di sisi nya.

Tersenyum ke arah Filma yang kini sudah berpindah ke tubuh Alma--nama sosok setan tadi.

"Kakak lega kalau kamu sudah siuman Fai." Lelaki yang tadi berkata kembali. Berdiri tak jauh dari ranjang nya, Filma hanya menampilkan raut wajah datar walau tiga orang yang berada di ruangan yang sama dengannya tersenyum bahagia padanya.

"Kenapa kamu bisa kecelakaan sih Al? Setahu kakak, sebelum itu kamu cuma minta izin untuk pergi ke rumah kita yang dulu. Terus tiba-tiba kakak dapet kabar kalau kamu kecelakaan." Kali ini, laki-laki yang berseragam SMA bersuara. Filma hanya memperhatikan.

"Tahu gak sih kamu, nyawa kakak hampir melayang pas denger kamu kecelakaan--aduh!" Pria berseragam SMA itu seketika memekik sakit lantaran kepalanya di pukul oleh pria yang berdiri tepat di samping nya.

"Gak usah lebay."

Tampak pria berseragam SMA langsung merotasikan kedua bola matanya malas, "Halah, kek lo kaga aja Jamal! Emang lo kira gue gak tau? Kalau nyawa juga hampir melayang pas denger si Alma kecelakaan? Ah, bukan hampir lagi. Emang dah mati di tempat rasanya."

Pria berseragam SMA tampak tersenyum puas kala melihat pria di samping nya mendengus.

Sedangkan Filma berpikir, jika nama pria di samping pria berseragam SMA itu namanya ternyata Jamal.

Kampungan banget sih.

"Ssst, udah. Jangan ribut, ini adik kalian baru aja siuman loh. Kok kalian malah berisik." Wanita paruh baya yang bilang dirinya 'Mama' tadi melerai.

Hanya pria berseragam SMA tadi yang menjawab 'iya' atas ucapan sang mama. Sedangkan pria di sebelahnya mendengus sebal.

Keadaan hening mendadak, hingga kemudian suara hentakan pintu terdengar memekak-kan telinga. Di pintu masuk, terdapat satu pria yang memakai jas rapih. Terlihat jelas napas nya yang ngos-ngos-an seperti habis di kejar debt kolektor.

Tanpa sepatah katapun pria itu melangkah mendekati Filma kemudian langsung memegang kedua tangan nya, "kamu gak apa-apa kan? Ada yang sakit? Kok bisa kamu kecelakaan sih? Kan kakak udah bilang sebelum nya, hati-hati. Seharusnya kamu bolehin kakak aja waktu itu untuk temenin kamu. Pasti hal ini gak akan terjadi. Oh iya, pelakunya udah ketemu? Kalau belum, kakak bakal cari sampai dapat. Enak saja, lukain kesayangan kakak terus lari gitu aja."

Filma hanya diam, memandang aneh kepada pria di depan nya saat ini. Kemudian melirik ke arah kedua tangan nya yang di pegang oleh pria itu. Seketika ia langsung menarik kasar kedua tangan nya, yang dimana hal itu membuat semua orang yang berada di dalam ruangan cukup terkejut.

"Gila, main narik tangan orang sembarangan." Catatan kecil, Filma sama sekali tak suka di sentuh oleh orang asing. Jangan kan orang asing tak di kenal, nenek kakek nya pun Filma larang untuk menyentuh nya barang se-inci pun.

"Aaa, dia baik-baik aja kok Zid. Jangan khawatir." Sepertinya paham akan suasana, sang mama langsung berkata demikian agar bisa sedikit mencairkan suasana.

"A-ah, oke." Pria yang memegang kedua tangan Filma mengusap tengkuk nya canggung. Kemudian beralih menatap Filma. "Kamu, beneran udah baik-baik aja kan?"

Filma menghela napas panjang, "kalian... Siapa?"




TBC

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

Transmigrasi A-FilmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang