Kedua netra Yoongi terbuka dengan perlahan. Sang empunya mengerjap beberapa kali menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu yang terlalu menyorot ke arahnya. Setelah penglihatannya cukup jelas, Yoongi menyadari bahwa saat ini ia tengah berada di salah satu kamar rawat rumah sakit.
"Yoongi.." dapat Yoongi dengar suara sang kakak memanggilnya.
Yoongi kembali mengerjap agar penglihatannya semakin jelas sembari mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut di kamar rawat ini. Dapat Yoongi lihat kakak dan adik-adiknya serta sang mantan istri juga para keponakannya tengah berkumpul di kamar rawat ini. Namun yang membuat Yoongi heran adalah kenapa mereka semua memakai pakaian serba hitam? Lalu kedua mata mereka juga terlihat sangat sembab dan raut wajahnya terlihat sangat sendu seperti ada kepedihan yang begitu mendalam.
"Bang, akhirnya lo bangun juga.." Yoongi kembali mendengar suara, kali ini suara yang berasal dari salah satu adiknya yakni Namjoon. Tapi mengapa suara Namjoon terdengar begitu lirih, serak dan bergetar? Terdengar seperti orang yang tengah menahan tangis.
Begitu banyak pertanyaan yang bercabang di kepala Yoongi. Lantas dengan perlahan ia mencoba bangkit dari tidurnya, namun sang kakak -Jin- lebih dulu mencegahnya.
"Jangan dulu banyak gerak Yoon," ucap Jin, dan lagi suara itu tak jauh beda dengan Namjoon.
"Gue gapapa bang," memang pada dasarnya Yoongi itu keras kepala, ia tetap kekeuh ingin bangun, dan akhirnya Jin pun membantu sang adik untuk merubah posisi tidurnya menjadi duduk.
"Berapa lama gue tidur, bang?" tanya Yoongi.
"2 hari Yoon," jawab Jin seadanya.
Yoongi terdiam sejenak. Ia memandang satu persatu keluarganya yang hadir disini. Namun Yoongi mengernyit heran saat tak mendapati orang terkasihnya berada di antara mereka. Yang ada hanya Jin, Hoseok dan Namjoon yang menatapnya sendu, wajah mereka terlihat sembab dan pucat. Lalu ada seluruh keponakannya yang kini tengah menangis dalam diam memenuhi keheningan di kamar rawat ini, membuat entah mengapa rasa takut tiba-tiba muncul menyelimuti hati Yoongi. Dan perasaan takut itu semakin menjadi saat melihat Wendy yang tengah duduk di sofa menangis pilu sembari memeluk frame yang berisikan foto sang anak.
DEG!!!
'T-taehyung?'
"B-bang, anak gue mana? K-kok ga ada? T-taehyung kemana, bang?" tanya Yoongi saat menyadari bahwa sang anak tak ada diantara mereka.
Jin tak langsung menjawab, air matanya mengalir begitu saja.
"Bang? Kok lo nangis sih? Kalian juga kenapa nangis? Ada apa sih? Wen, kamu kenapa nangis? Anak kita kemana?" cecar Yoongi dengan nafasnya yang memburu lantaran pikirannya sudah mulai kacau dan berpikir yang tidak-tidak, saat ini Yoongi tidak bisa berpikir positive, namun disaat yang bersamaan ia selalu menampik pikiran negative itu.
Wendy juga tak menjawab, tangisnya malah semakin pecah membuat Yoongi semakin takut dan kebingungan.
"Kalian kenapa sih? Bang Jin? Hoseok? Namjoon?"
"Bang hiks," Hoseok tak sanggup menjawab pertanyaan Yoongi begitu juga dengan Namjoon yang kini tengah menangis.
"KALIAN JELASIN DONG JANGAN NANGIS AJA! KEMANA TAEHYUNG?!" teriak Yoongi karena tak kunjung mendapat jawaban.
"Ikhlasin ya Yoon.."
DEG!!!
Tiga kata singkat yang terlontar dari mulut Jin membuat harapan Yoongi runtuh seketika.
"M-maksud lo apa bang? Gue tanya kemana anak gue, sialan! Jawaban lo ga nyambung sama sekali!" seru Yoongi dengan meninggikan nada bicaranya.
"Kami baru mengantarkan Taehyung pulang ke tempat peristirahatan terakhirnya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Papo Dan Semestanya✨[COMPLETE]
Fiksi Penggemar[Side/Sequel Story Of THE DIRGANTARA]