2. Unknown Presence (1)

5 1 0
                                    

Dua hari yang lalu

"Yang Mulia Pangeran Cyan, mohon berhati-hatilah dalam berlari. Yang Mulia bisa terjatuh jika berlari terlalu kencang!" Ucap salah seorang pelayan yang selalu berada di dekat pangeran kedua kerajaan Hildegarde.

Pangeran yang memiliki tubuh kecil dengan rambut berwarna emas dan bermodel mullet itu berlari sangat kencang menghindari pelayannya.

Pangeran Cyan berlari sembari tersenyum. Beliau juga menyapa para penjaga yang sudah tak sabar untuk berpindah shift. "Selamat pagi, Erdo. Selamat pagi, Steve!"

Kedua penjaga itu menunduk sedikit dan membalas sapaan dari sang pangeran yang dijuluki sebagai, "Yang Mulia Pembuat Onar".

Julukan itu dimulai sejak sang pangeran selalu saja melakukan hal untuk membuat masalah setiap kali kedua matanya terbuka. Pangeran Cyan akan selalu menjahili para pelayannya, namun mereka tidak pernah marah karena Pangeran Cyan tampak sangat imut dan tidak pernah melebihi batas yang ditetapkan.

Daripada menjahili, para pelayan selalu merasa diajak bermain setiap kali Pangeran Cyan menjahili mereka. Beberapa diantara mereka juga justru merasa terhormat dapat menjadi orang yang dijahili oleh beliau.

Saat Pangeran Cyan tengah berlarian, beliau mendadak berhenti setelah merasakan tekanan yang membuatnya kesulitan untuk bernapas dan bergerak.

Para pelayan yang mengejarnya pun berhasil mendekati beliau dengan napas yang terengah-engah. Mereka berkata, "Pangeran, kami mohon harap berhati-hati."

Namun pangeran yang selalu ceria dan usil itu tidak menjawab sepatah kata dan hanya diam mematung sembari menatap ke luar jendela.

Salah satu orang yang merupakan pengasuh Pangeran Cyan mengerutkan keningnya merasa aneh. Pengasuh tua itu lalu mendekati Pangeran Cyan yang berumur sepuluh tahun dengan khawatir.

"Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?"

Masih tidak ada jawaban.

Pengasuh itu kembali bertanya, "Yang Mulia, apakah Anda kesulitan untuk bernapas?"

Pangeran Cyan masih terdiam dengan wajah ketakutan.

"Pangeran Cyan apakah Anda-!"

Pengasuh itu terkejut tatkala pangeran yang selalu ceria itu kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke atas pelukan si pengasuh.

Pengasuh tersebut dengan sigap menggendong pangeran menuju ruang kesehatan agar dapat diperiksa oleh dokter.

Dia beserta dua orang pelayan lainnya berlari dengan tergesa-gesa dan penuh khawatir. Meskipun pangeran yang kini menjadi sangat lemah itu sangat usil, namun mereka selalu khawatir terhadap beliau.

Pintu kayu ruang kesehatan dibanting dan dan terbuka, salah satu dokter yang tengah membaca buku untuk meningkatkan pengetahuannya pun dibuat terkejut. Dokter dengan pengalaman sebanyak dua puluh tahun itu menengok dan melihat sosok pangeran Cyan yang lemah.

Si pengasuh meletakkan tubuh pangeran Cyan di atas ranjang dan membiarkan dokter memeriksa kondisi tubuh pangeran Cyan. Namun dokter itu mengerutkan keningnya seolah tak paham.

Pengasuh itu bertanya, "Apakah yang terjadi terhadap Yang Mulia?"

Dokter tersebut menjawab, "Tubuh Yang Mulia baik-baik saja, tetapi... Tunggu! Cepat panggil spiritualis atau seorang mage untuk memeriksa tubuh Yang Mulia!"

Salah satu pelayan menyampaikan pesan itu terhadap seorang penjaga, kemudian penjaga tersebut berlari dan memberitahu atasannya yang memiliki otoritas lebih tinggi untuk memanggil seorang spiritualis.

The Chaotic Child Descends to The SurfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang