🚧 Warning 🚧
Segala yang aku tulis di buku ini adalah karangan fiksi semata, kalau ada beberapa hal di buku ini yang pernah terjadi di dunia nyata, hal itu murni kebetulan dan hanya untuk tujuan hiburan semata dan bukan buat ngasih informasi sesat apalagi menggiring opini, jadi bijak-bijak dalam membaca dan berkomentar ya
jangan ditelen mentah-mentah segala informasi yang ada di buku ini, kalau ada yang baik diambil, yang nggak baiknya jangan diikutin
ah dan jangan bawa cerita ini ke platform media sosial lain yaaa, apa yang ada di wattpad cukup nikmati di wattpad 🤍
👻👻👻
"Gue Wonyoung, dari Tangerang."
"Oke, Wonyoung, lo ada cerita apa nih buat diceritain ke kita?" tanya Wonjin pada Jang Wonyoung, penelepon ketiga dari segmen ketiga malam ini.
Bukan hanya ia dan Minhee, saat ini di dalam studio juga sudah ada Woobin yang akan turut mendengarkan cerita Wonyoung dan memberikan tanggapan setelahnya.
Tak langsung menjawab. Sambungan pada panggilan ketiga kali ini mendadak hening. Membuat Wonjin dan Minhee saling berpandangan bingung. Keduanya kemudian melihat ke arah luar, tepatnya kepada Jungmo, Hyeongjun dan Serim.
Wonjin menggerakan bibir dan bertanya, 'ini masih nyambung?' tanpa suara kepada ketiganya yang berada di luar dan hanya dipisahkan oleh kaca setebal beberapa milimeter tersebut.
'Masih!'
'Coba dipanggil lagi.'
"Halo, Wonyoung? Lo masih di sana?" kali ini Minhee yang bertanya.
"Masih kok. Dia juga masih."
"Hah? Maksudnya?" tanggap Minhee bingung.
"Boleh gue mulai cerita sekarang?"
Minhee menoleh ke arah Serim. Serim memberikan isyarat berupa anggukan kepala.
"Oke, Wonyoung. Go ahead."
Allen menaikan sedikit volume dari instrument milik Nox Arcana yang berjudul Undying Love, kemudian menurunkannya ketika suara Wonyoung mulai kembali terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
over midnight radio; cravity ✅
Fanfictionkisah tentang wonjin dan minhee yang kini ditunjuk menjadi penyiar acara radio tengah malam