Epilogue

669 172 66
                                    

"Oke listeners, dari kisah kisah yang telah dibagikan oleh beberapa penelpon malam ini. Mari kita ambil sisi baik dan tinggalkan sisi buruknya. Sekian Over Midnight Time kali ini, selamat pagi dan sampai jumpa minggu depan!"
 
 
 
 
 
 
 
 
Alunan musik berjudul Hell in Heaven mulai terdengar seiring dengan program acara yang berakhir. Kim Taeyoung, yang memang selalu mendengarkan program tersebut dari awal hingga akhir, melepaskan earphone yang menyumpal telinganya.

Diletakan benda yang sangat penting baginya itu di atas meja nakas, lalu tubuh yang sebelumnya bersandar pada bahu tempat tidur, merosot hingga memposisikan dirinya menjadi terlentang dengan wajah menghadap ke langit-langit kamarnya.

Satu detik. Satu menit. Taeyoung terus dia selama beberapa saat. Ada kesan yang beda yang ia dapatkan dari menyimak program kesayangannya tersebut.

Over Midnight Radio memang selalu sukses membuatnya excited dan merinding setiap kali mendengarnya. Tapi, ada yang berbeda kali ini. Sensasi tegang yang ia dapatkan sangat bisa ia rasakan. Bahkan hal itu membuatnya sedikit kepikiran.

Semuanya, seperti tak asing dan saling berhubungan.... dengan dirinya.

Mulai dari tema, kisah-kisah yang ia dengar malam ini, hingga ke penelpon terakhir yang mempunyai nama sangat mirip dengan miliknya.

Dan lagi.... Taeyoung pernah mengalami hal yang sama. Hanya saja itu bukan mimpi. Melainkan kenyataan. Yang terjadi di mimpi penelpon terakhir tadi hampir sama dengan yang ia alami. Bedanya, Taeyoung tetap menaiki angkutan umum yang membawanya tersebut sampai ke tempat tujuan. Di mana awalnya Taeyoung merasa sang supir membawanya ke tempat lain, namun akhirnya ia dibawa ke tempat yang memang sudah menjadi tujuannya.
 
 

"Bisa gitu ya..." gumam Taeyoung sembari meletakkan kedua tangannya di belakang. Menjadikannya bantalan dari kepalanya sendiri.
 
 

Taeyoung kemudian melihat ke samping. Jam digital di atas meja scandinavian miliknya menunjukkan pukul 4 pagi lewat 15 menit. Setelahnya pandangannya kembali beralih. Kembali menatap langit-langit kamarnya.

Kedua matanya fokus pada satu titik lampu yang menyala. Ia terus menatap lampu tersebut hingga perlahan tapi pasti kelopak matanya mulai terasa berat.
 
 
 

Berat.
 
 
 

Berat.
 
 
 

Dan berat.
 
 
 

Sampai akhirnya menutup dengan sempurna.
 
 
 
 
 
TING!
 
 
 
 
 
Kedua mata Taeyoung langsung membuka. Ia menoleh ke arah pintu kamarnya.

Suara itu...

Suara itu adalah suara dari mesin pemanggang roti milik ibunya yang akan berbunyi ketika roti selesai dipanggang.

Biasanya benda tersebut digunakan oleh sang ibu untuk membuat sarapan.
 
 

"Hah?!"
 
 

Taeyoung langsung bangkit dari tidurnya. Kembali ia lirik jam digital di samping.
   
 

"Jam 8?!!!!" Taeyoung terbelalak. Matanya hampir keluar kalau saja tidak ada saraf dan otot yang menahan bola matanya. "Sialan! Gua telat!"
 
 

Tanpa menunggu lama-lama, Taeyoung langsung bangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk mandi dan berangkat ke sekolah.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

👻👻👻
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"Perasaan gua baru nutup mata. Kok tahu-tahu udah jam 8 aja...."
 
 

over midnight radio; cravity ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang