Seminggu setelah kepergian Gio. Hana tetap mengurung dirinya di kamar. Nggak mau makan. Nggak ke kampus. Hanya termenung sambil memandangi foto mereka, dan banner pemberian Gio.
Hana memandangi meja belajarnya. Flashdisc dari Judi masih terletak begitu saja di dekat laptopnya. Hana masih belum siap melihat video itu.
"Gue harap, setelah nonton ini, lo bisa kuat, tanpa ada Gio sekalipun di samping lo."
Hana mengacak rambutnya. Dia kepo sama video itu. Tapi dia tidak siap juga melihat wajah Gio saat ini.
Akhirnya, setelah lama menimang, Hana menghidupkan laptopnya, dan langsung mencolok flashdisc Gio.
Isi flashdisc hanyalah beberapa tugas kampus, lirik lagu dan foto mereka. Ada satu file yang menarik perhatian Hana. File dengan nama video sorry buat Hana.
Hana langsung menghidupkan video itu.
Nampak Gio yang sedang mensetting kameranya. Air mata Hana mulai mengalir lagi.
"Eh, Hana. Kalo lo liat video ini, sepertinya ini adalah hal terakhir yang akan gue kasih ke lo. Dan, gue akan pergi dari samping lo. Karena gue tau. Lo pasti marah besar sama gue."
Hana menyentuh layar laptopnya. Terlihat wajah Gio yang sangat bersalah.
"Gue tau gue salah. Gue santai aja buat ngijinin itu cewek masuk. Tanpa curiga sedikit pun. Tapi jujur, gue nggak ada apa-apa sama dia. Dia aja yang nggak tau adat kayak gitu di apartemen gue.
"Dan, gue mohon sama lo. Maafin gue. Kalaupun gue nggak ada di sisi lo lagi. Dan..."
Gio mengambil sesuatu. Sebuah kotak. Gio membuka kotak itu.
"Gue mau ngasih lo ini. Kalung dengan bandul bunga. Hana. Dalam bahasa jepang artinya bunga. Dan gue mau lo akan selalu jadi bunga di hati gue Na. Walaupun gue nggak bisa bahagiain lo. Gue sayang lo Na."
Video terhenti di sana. Memperlihatkan senyuman Gio, dengan air mata yang menumpuk di matanya.
Air mata Hana semakin menjadi.
"Gue udah maafin lo, Gio. Gue tulus udah maafin lo. Semoga lo tenang di sana, Yo. Gue sayang sama lo, ucap Hana lirih sambil memegang erat kalungnya.
***
Halooo, jangan lupa vomentnyaaa:)