about december🥀...
Oliv poin't of view.
Jadi, apa yang kalian bayangkan tentang Desember?
Apakah tentang—
"Now my heart feel like December, when somebody say your name..."—clip song 'Memories.Maroon5.'
Yap! Sebuah kenangan.
Atau tentang—
The end of a year's taste (akhir sebuah rasa selama satu tahun).
Atau—
Kamu hanya menganggap bahwa Desember hanyalah bulan terakhir dari dua belas bulan dalam setahun?
Oke, mungkin aku terlalu banyak bertanya! Lagian dunia fana ini tidak seperti lagu yang selalu mengidentikkan bulan Desember sebagai bulan yang akan menjuruskan sejuta kenangan ketika namanya disebut.
Begitupun opsi kedua, tempo sebuah rasa tidak harus selama satu tahun. Dan Desember belum tentu menjadi akhirnya. Karena faktanya, Desember hanyalah sebuah akhir dari waktu satu tahun.
Yap! Ternyata opsi ketiga lebih akurat.
Namun bagiku, Desember ini hanyalah soal berkutat dengan mengisi formulir pendaftaran untuk sebuah pelarian.
"Argghhh."
Aku meregangkan otot-otot tanganku. Selembar kertas dengan judul 'X-University Sydney Application Form' kuhamburkan begitu saja. Menyatu dengan kertas-kertas kusut dengan satu dua gumpalan kertas yang kuhempaskan secara semerawut. Tinta biru dan hitam terlihat belepotan, membentuk sebuah lukisan abstrak di meja belajarku.
Hingga tak sengaja netraku mengarah ke selembar kertas yang masih terlihat rapi dan klimis. Belum ada segores tinta nakal dan bekas lipatan. Membuatku tak kuasa menahan hasrat untuk tak mengambilnya. Akupun mengambilnya dan langsung menungakan aksara dengan tinta biru di atasnya.
about december🥀...
Impossible, wish to be happier.
Because one happiness, requires a million tears.
Which makes a person look weaker.
Nope!
I love too much with one tears.
[tentang desember🥀...
Mustahil, untuk berharap lebih bahagia.
Karena satu kebahagiaan, membutuhkan sejuta air mata.
Yang membuat seseorang terlihat lebih lemah.
Tidak!
Aku terlalu sayang dengan satu air mata.]
Akan tetapi, mungkin Desember ini akan sedikit berbeda, Elena Blythe. Tahukah kamu? Desember ini akan menjadi waktu terakhir untuk pengabdian janjiku kepadamu. Meskipun aku tidak berharap mengingkarinya untuk Desember selanjutnya.
Sekejap, tintaku berhenti pada tumpuannya. Membuat kalimat itu ikut berhenti setelah kutuliskan tanda titik di akhirnya.
"Aku janji aku akan selalu ada di hari ulang tahunmu, Blyhte!"
Aku tersenyum miring ketika teringat satu kalimat itu. Yap! Sebuah kalimat yang diikrarkan oleh seorang gadis 12 tahun dengan sok tegas. Si kecil yang dikenal dengan sikap ketusnya yang seakan mengintimidasi seluruh dunia. Gadis yang selalu menguarkan sikap temperamennya untuk membalas kekejaman dunia yang telah merenggut sosok raja dari putrinya.
Dia benci dengan 'tiga detik pertama setelah pukul dua belas malam.' Waktu singkat yang membuat hidupnya kian terasa memuakkan. Semua orang memandangnya abmormal, monoton, dan membosankan. Tiga detik itu! Membuatnya dipandang bertolak belakang dari kembarannya yang feminim, berwarna, dan menyenangkan. Kembarannya yang lahir pada detik-detik sebelum pukul dua belas malam. Ketika sagitarus belum digantikan dengan capricorn.
Entahlah! Apakah ini karena zodiak? Karena mereka dilahirkan saat hari telah berganti, diiringi dengan pergantian rasi bintang pula. Antara tanggal 20 dan 21. Antara sagitarus dan capricorn. Antara detik-detik sebelum dan detik-detik sesudah pukul dua belas malam.
Bukan! Ini bukan soal kepercayaan.
Ini hanyalah cerita mengenai karakteristik zodiak yang membuatku pusing setengah mati.
Oke, back to janji itu. Tiba-tiba aku berpikir, aku yang selalu ada di hari ulang tahun Blythe belum tentu Blythe harus ada di hari ulang tahunku juga.
Oke, overthinking mode on.
Ini nggak baik untuk kesehatan
otak.
"Ya, itu harus Oliv. Aku ada sebuah tantangan untukmu!"
"Apa?"
"Di ulang tahunku yang ke berapa kamu bisa mewujudkan pesta dan kado impianku?"
Seketika senyum miringku berubah menjadi senyum kemenangan. Kotak kecil dengan dua garis bak mega berwarna emas serta diamond yang tertulis ukiran huruf 'B' sebagai hiasan atasnya, mengalihkan atensiku. Sebuah gelang dengan manik buah plum, itu kado impianmu. Kotak kecil itu akan menjadi rumah yang baik untuk melindungi berlian impianmu itu. Aku terus menulis.
Deretan gelas kaca berisi cairan buah plum. Aku pikir, itu salah satu dekorasi impian untuk pesta ulang tahunmu Blythe! I wish be nice for 20 December. Dan semoga, untuk kata 17 tahun akan menjadi keberhasilanku dalam menerima tantanganmu.
Aksara-aksara dua dimensi itu membuatku larut dalam waktu. Setiap detik. Setiap menit. Setiap jam. Tidak terasa. Bagai raga ini telah terbawa hembusan angin malam yang menyelinap masuk lewat fentilasi yang sudah berdebu. Menusuk tulang yang bahkan sudah tak kurasakan entitasnya. Biarlah!
Semua aksara ini melenyapkanku dari kekejaman dunia yang menjadikan perbedaan sebagai standar kesengsaraan.
><
Note:
Nb. Tulisan yang digaris bawahi, adalah tulisan yang dituangkan si 'aku' atau Oliv dalam kertas klimis itu.
Holaaa:)
Cerita fantasi nih:) simak dong!
Aduh! Saya lupa mengingatkan kepada kalian kalau prolog ini tidak baik untuk kesehatan
otak.
Ada yang bingung? Kalau iya, berarti otak anda sudah keracunan kalimat-kalimat belibet yang saya tulis untuk prolog ini. Maapkan🤓
Nah jadi nih ya, di note ini saya cuma mau bilang kalau saya tidak akan menyinggung permasalahan bahwa si A agamanya apa, si B agamanya apa... bukan karena mereka atheis (tidak percaya adanya Tuhan), mereka percaya kok.
Cuma kan, berhubung ini cerita fantasi... jadi nggak saya singgung. Takutnya malah jadi mlenceng:*(( Apalagi ada zodiak-zodiak 'kan ya... Meski nggak ada scene ramalan-ramalan... tapi kan takutnya nanti malah ada yang salah pengartian...
Di sini yang dibahas cuma soal ilmu perbintangan dalam astronomi, oke? Jadi, nggak ada ramalan-ramalan. Bisa dipahami kan:?) Jadi jangan sampai ada yang salah pengartian!
Oke, jadi itu aja sih. Dan note di atas jangan masukin ke otak. Takut pusing. Mending masukin ke hati, biar mudah diterima:*)
Oke, to be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES BY PARADOX
Fantasi[UPDATE SETIAP HARI] Hitam dan putih. Bagi Oliv, hanya ada abu-abu dalam kehidupan di galaksinya. Tempat warna-warni? Omong kosong! Tempat dengan sejuta kenyaman yang mampu memanjakan setiap netra manusia normal, justru membuat sesak untuk seorang...