breaks

6 1 2
                                    

"izin untuk memulai pengoperasian, ibu presiden"
Duduk di kursi berhadapan dengan tombol - tombol kecil yang membuat otaknya terberai saat pertama kali memikirkan model penghubungan.

Wanita yang ntah apa gunanya disini, hanya berdiri melihat dan numpang nama di bangunan ini, menurut Claren. Tentu saja Berdiri agak jauh didepan Claren yang menganggu pandangannya.
"Jangan minta izin saya"

Semua manusia yang bersangkutan didalam ruangan itu, berhenti dari kegiatan pentingnya sejenak membalikkan kepala menoleh ke Ibu presiden. 

"Saya Clarence bi-an-chi-gev-va, izin diberikan"

tombo-tombol hitam, merah, biru, kuning di pencet, tuas-tuas dinaikkan, jari tangan menari diatas keyboard komputer dan laptop. Program resmi dijalankan.

"Jack synghar, Rome charlenes mohon konfirmasi susunan angka dan huruf yang telah masuk"

"one - one_two - nine - five - one_four - t - s - i - h - l - p - a -n -t e"

Frekuensi suara dari microfon yang sudah terpasang dimasing masing baju pilot terkirim di layar Claren

Ia mengusap matanya beberapa kali, barang kali matanya blur

"Baiklah, sekarang kalian nyalakan tombol komunikasi kedua dan tuas transmisi otak otomatis akan berjalan dua puluh detik kemudian "

Menamati layar pemantauan mental dan kesiapan pilot, melihat detak jantung yang terus bertambah cepat walaupun masih cepat saat pertama tadi.
Layar satunya berisi layar cctv di dalam, tak menunjukkan pilot gugup ataupun tremor

"Mereka sudah meminum pil penenang dua jam sebelumnya?"

"sudah, prof."

"tarik nafas dalam dalam, jangan sentuh tuas jika kalian berdua belum siap. Pastikan patner kalian tenang, dan naikkan tuasnya"

grekk..

"penghubung otomatis nyala"

"Ar, tinggikan tekanan denyut jantung dan nadi"

"Kalian bisa bersiap terlebih dahulu, minum air putih yang berada di samping kalian jika membutuhkannya karena jika sudah dimulai, tak akan ada pemikiran seperti kegiatan sehari hari"

Claren keluar dari lingkaran yang notabenya kumpulan data. Keliling ruangan luas yang setiap sisinya diduduki orang-orang berpendidikan yang sibuk dan beberapa dari mereka yang hampir lelah dgn pekerjaan yg mereka pilih sendiri

Bagaimana tidak, 20 tahunan ini semua pensiunan ataupun pekerja baru tidak berhenti menghadap layar hologram biru membuat matanya jengah.

Astronomi, politik, industri menjadi satu di tempat kerja mereka. Mungkin jika tak bermental bintang tua yang bertahan bermilyaran  tahun, mereka sudah gila. Tapi herannya, Claren malah suka sekali dengan pekerjaannya dari kecil. Psikopat.

Lampu dalam ruangan menjadi hijau, membuatnya yang tadi mengawasi kerja semua orang pun mendongak dan maju ke kaca besar menunjukkan robot besar secara langsung.

"Pikirkan moment saat istri kalian melahirkan dengan susah payah dan kalian menemani hingga lengan yang tadinya mulus menjadi penuh cakaran. Bagaimana bayi kalian tumbuh menjadi seorang balita. Bagaimana kalian melamar seorang wanita yang keras kepala dan sekarang menjadi milikmu. Bagaimana mengajari anak kalian berjalan menapakkan kaki ke tanah pertama kali"

The Florence [ sci-fi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang