Blue Moon

Chapters II

Summary : Takdirmu yang membawamu beserta hatimu padaku.

Happy Reading~

.

.

Terlihat seorang perempuan berjalan pelan dengan Kimono putih ditubuhnya yang menjuntai hingga menyentuh tanah, sedang menyusuri rerumputan yang luas ditengah hutan pada malam yang sunyi dan tenang.

Entah apa yang dia lakukan disana, tapi perempuan bersurai indigo lembut yang panjang hingga sepinggang dengan hiasan bunga putih dan jepitan emas itu, memenjamkan mata dan memanggil sebuah nama.

"Nogitsune."

Kemudian muncul lah sebuah sinar biru menyilaukan yang semakin besar, hingga terlihat lah bentuk seekor hewan rubah ramping yang berukuran besar, berwarna putih cantik dengan lambang api biru didahi sosok hewan tersebut.

"Hormat bagi Hime-sama." Tunduk hewan itu pada wanita yang ada dihadapannya.

"Nogitsune, ayo kita mulai." Suara lembut keluar dari wanita yang di panggil Hime-sama.

"Hai Hime-sama."

Rubah yang dipanggil Nogitsune itu kemudian membuka mulutnya mengeluarkan sebuah cahaya putih bulat yang melayang dan membentuk sebuah lingkaran seperti sebuah segel yang besar di tengah area itu.

Rubah itu berjalan mendekat kearah perempuan itu dan menundukkan tubuhnya agar bisa di naiki oleh tuannya.

"Naiklah Hime-sama."

ketika majikannya sudah medudukan diri dipunggungnya yang berbulu, Nogitsune pun mendekati segel besar itu dan memasuki segel tersebut.

Tak lama perempuan itu pun turun dari tubuh Nogitsune dan menundukkan dirinya untuk berlutut sambil mengadahkan kepalanya ke langit menatap bulan yang menyinari wajahnya yang sangat cantik.

Tangannya ia satukan seperti tengah berdoa dan merapalkan sebuah kata-kata yang tidak terlalu jelas, hingga cahaya lingkaran segel tersebut menyelimuti dirinya. Sementara tubuh rubah itu melingkar disekitar tuannya untuk melindunginya.

SRAKK...

Sebuah suara membuat Nogitsune menatap sekelilingnya dengan waspada, rubah itu mengetahui ada orang lain disekitar sini.

Dia pun mengendus mencium suatu aroma, dan benar saja ia mendapati ada orang lain disana tengah bersembunyi dengan chakra yang besar. Kemudian sebuah api biru berpendar dari tubuhnya dan keluarlah sesosok tubuh pria dewasa bersurai putih dari raga hewan itu.