BAB 1

75 17 0
                                    

Jungkook, lelaki yang menggilai seni. Sejak kecil, ia sangat terobsesi menjadi seorang seniman. Ayah nya adalah seorang pelukis, tak heran jika Jungkook pun menguasai dunia lukis. Selepas tamat sekolah umum, Jungkook belum berniat untuk kuliah. Dia lebih tertarik untuk mendalami seni lukis yang sudah ia tekuni sejak kecil. Sehari-hari, ia berkutat dengan kanvas dan kuasnya, kadang bertemu dengan sahabat di gang rumahnya, dan beberapa kali ia mencoba untuk memotret jika jenuh dengan lukisan.

Impian Jungkook adalah memiliki galeri agar karya yang selama ini ia buat bisa dipamerkan. Dia bersikuku bahwa karyanya harus bisa di nikmati orang banyak kelak. Dan ya, ayahnya pun setuju bahwa seluruh karya Jungkook selama ini memang out of the box dan pantas untuk dipamerkan di galeri.

Pagi itu, Jungkook masih tertidur. Alarm berdering beberapa kali, namun ia tak bergeming. Tak lama, seseorang muncul di balik pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Jungkook, mau tidur sampai jam berapa ? Bukannya hari ini kamu mau ikut Taehyung memotret ?" Jin berusaha membangunkan Jungkook dengan nada yang lembut. Jin datang bersama dengan Taehyung yang sudah siap untuk pergi memotret.

Taehyung pun menghampiri Jungkook dan mulai mengganggu tidur Jungkook. Dengan sengaja ia meremas pipi dan hidung Jungkook sampai Jungkook susah bernafas.

"Hyuuuungggg!!!!!" Seru Jungkook

Taehyung dan Jin hanya tertawa.

"Jam berapa sekarang?" Lanjutnya

"Jam 9 pagi! Mana yang katanya janjian jam 8 di gang depan ?" Jawab Taehyung ketus

Jungkook terperanjat dari tempat tidurnya. Dia langsung menyeka matanya dan melihat jam.

"Hyung, maafkan aku! Rupanya alarm ku tidak berbunyi" katanya mencari-cari alasan.

Tapi Jin sudah tau kebiasaan Jungkook, Jin pun menjawab

"Bukan alarm yang tidak berbunyi, tapi memang tidurmu seperti orang mati"

Jungkook membalasnya dengan toyoran di bahu Jin, dan tak lama ia bergegas menuju kamar mandi.

***

Seorang perempuan tengah sibuk memandangi to do list nya di kamar. Rambutnya dicepol dengan poni di dahinya, dengan memakai kaus ungu bergambar paus kesayangannya, ia pun terlihat sedang berpikir dengan pena di tangannya.

Kalau aku beli sekarang, aku gak bisa beliin kado dan kue ulang tahun buat nenek. Tapi, kalau gak beli sekarang, apa nanti bakal kebagian? batinnya.

Setelah beberapa kali berpikir, ia pun mencoret satu baris to do list nya.

Nenek tetap lebih utama, Jieun! sahut batinnya lagi.

Setelah pergumulan panjang dengan dirinya sendiri, ia pun bergegas mengganti bajunya dan bersiap untuk bekerja.

"Jieun! Nenek sudah siapkan bekal untukmu! Nenek simpan di meja makan ya?" sahut sang nenek.

"Iya, nek! Terimakasih."

Ia pun tersenyum simpul. Memang seharusnya dia selalu mendahulukan nenek, pikirnya.

Tak lama, ia pun turun dan membawa bekal yang disiapkan nenek. Ia bergegas memakai sepatu, dan pergi dengan tas bekal di tangan kanan dan tote bag di tangan kiri.

***

Jieun sampai di halte bis. Karena pagi itu jam sibuk, maka halte pun terlihat ramai oleh orang-orang dengan tujuannya masing-masing. Jieun pun duduk di kursi halte sambil menunggu bis tujuannya datang.

Di sebrang jalan, seorang laki-laki berdiri melihatnya dari kejauhan. Menggunakan mantel coklat dan membawa kamera, laki-laki itu pun mulai mengarahkan kameranya ke arah Jieun. Ia menjepret beberapa kali, sampai Jieun sadar bahwa ia sedang difoto. Jieun pun berusaha menutup wajahnya dengan tas bekal yang ia bawa.

"Itu siapa sih yang pegang kamera? Kenapa tepat ke arahku?"

Dengan hati hati Jieun menengok laki-laki itu kembali, dan sudah tidak ada. Ia pun menurunkan lagi tas bekalnya.

"Kenapa ngumpet?" Tanya seorang laki-laki di sampingnya.

Kaget, Jieun menoleh ke arah samping dan ternyata kini lelaki itu duduk disampingnya. Lelaki berambut ikal dengan anting di telinga kirinya, matanya tajam, ada tahi lalat kecil di hidungnya, dan lelaki itu menunjukkan box smile nya di hadapan Jieun.

"Maaf, tapi kamu tadi mengambil gambarku tanpa izin" jawab Jieun berusaha untuk cuek.

Lelaki itu pun tergelak.

"Siapa yang mengambil gambarmu? Aku memotret seorang anak kecil yang berdiri di halte lima belas menit yang lalu. Dan tak sengaja aku melihatmu bersembunyi di balik tas bekalmu itu, jadi kurasa aku harus meluruskan ini" jawabnya.

Wajah Jieun memerah.

Duh! Jieun bisa-bisanya kamu GR!

"Hyung!"

Seseorang dari arah kanan memanggil lelaki itu.

"Hyung, aku mendapatkan spot foto yang menarik di sana. Ayo kita kesana!" ajaknya.

"Oke, mari kita kesana."

"Oh ya, namaku Taehyung. Nama mu siapa?"

Gugup, Jieun menjawab "Aku Lee Jieun, tapi panggil saja aku Jieun"

"Oke, Jieun. Aku pergi" Taehyung pun berpamitan meninggalkan Jieun. Tak lupa sembari menyertakan box smile nya.

***

My Universe (KOOKU VERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang