Braakk!
Suara itu terdengar jelas dari telingaku saat tubuhku kembali menghantam tanah. Bahkan kacamataku terlempar jauh ke arah juniorku yang sedang terkulai berusaha mengumpulkan energinya kembali.
"Kranzt... " Panggilku pelan, dengan cepat anak itu langsung bangkit dan berlari kearahku seraya membawa kacamata milikku itu.
"Tuan Orville! Bertahanlah! A-aku akan mengalahkan nya!" Bisa-bisanya dia berfikir begitu di saat tubuhnya saja mulai hancur.
"Tidak.. Tidak.. Kranzt.. Larilah.. Aku akan menggunakan sihir terkuatku.. Itu berbahaya untuk yang disekitarku.." Saranku lembut. Namun Kranzt masih was was, ia sepertinya benar-benar tidak mau meninggalkanku.
"Ki-kita akan pergi sama sama!"
"Kalau kita kembali.. Ia akan menyerang tempat kita." Kali ini raut wajahnya berubah menjadi terkejut, lalu tertunduk pasrah.
"Hidupmu masih panjang.. Kranzt." Kotak sihirku menyelubungi Kranzt dari dunia luar. Ia menatapku iba, memohon agar tidak pergi. Tapi ini adalah yang terbaik. Aku tidak bisa bertahan lama dengan luka ini lagipula..
"Maafkan aku Kranzt.. Tolong sampaikan maafku pada Gill dan Claud.." aku tersenyum sebelum aku pada akhirnya mengaktifkan sihir teleportasi. Tepat saat makhluk itu kembali menyerangku.
Dengan cepat ku ambil tombakku kembali dan menyerang makhluk itu. Berusaha mengabaikan teriakan Kranzt sebelum ia pergi.
'Aku pamit dulu istriku sayang.. Gill.. Anakku.. Maafkan ayah karena tidak bisa menjadi ayah yang baik dan selalu ada mendampingi mu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Genevin Family
RandomKumpulan cerita-cerita OC dan persona yang belum kalian ketahui