"Kranzt." panggil Claudius pada Kranzt yang termenung. Pria itu menjentik pelipis Kranzt saat melihatnya masih menatap kosong. Mereka sedang berjalan melewati koridor yang tampak masih banyak retakan akibat kejadian semalam.
"Ahk- untuk apa itu Claud!" pekik Kranzt yang lansung tersadar. Claudius hanya bisa diam menatap Kranzt datar. Tatapan itu langsung membuat Kranzt terdiam dan menunduk.
"Maaf.. Atas kejadian semalam-"
"Tidak apa-apa, aku tau kau tidak bermaksud." Claud mengusap kepala Kranzt lembut. "Aku hanya mau bertanya, apa luka mu masih sakit?"
Kranzt mengerjapkan matanya, "Aku baik." Kranzt tersenyum lebar, "Hanya saja aku harus memakai tongkat bantu karena kakiku belum kuat... Hehe.."
"Baguslah.. Perhatikan langkahmu, markas belum pulih sempur-"
Krrkk..
Sebuah retakan baru muncul di atas mereka. "Kranzt!" "Ada apa Cla-" tubuh Kranzt langsung didorong oleh Claudius, tepat saat bangunan diatas mereka runtuh.
"Claud!" Kranzt berusaha untuk menarik retakan yang rubuh itu, namun ditahan oleh anggota timnya yang lain.
"Jangan Kranzt, berbahaya. Kita harus pergi dari sini."salah satu dari mereka menarik paksa Kranzt yang terus meronta.
"Tidak tidak! Claud! Claud disana! Aku harus menolongnya! Claud! Claauuud!!!"
***
"Kranzt... " Gillden menepuk pundak Kranzt yang tengah terdiam di dalam renungannya.
Kranzt menoleh, menatapnya kosong. "Claud... Dia-"
***
Kranzt berjalan masuk kedalam rumahnya dan Claudius yang gelap, sepi, tidak ada siapapun disana.
Kranzt dengan pikiran kosong berjalan menuju kamar Claud, ia kembali teringat. Tiap pagi, Kranzt akan melompat ke atas kasur untuk membangunkan Claudius untuk sarapan. Walau biasanya saat itu Claudius baru saja tertidur.
Kranzt duduk di kasur tersebut, menikmati aroma Claudius yang masih pekat disana. "Claud.. Kenapa kau meninggalkan ku-- padahal... Kau bilang kita keluarga-- "
KAMU SEDANG MEMBACA
Genevin Family
DiversosKumpulan cerita-cerita OC dan persona yang belum kalian ketahui