Satu Jurusan

405 38 0
                                    

Ketika papanya menyebutkan nama Tante Hena, Herlin betul-betul lupa kalau wanita itu pernah berkunjung ke rumahnya. Menurut papanya, Tante Hena terakhir datang, saat Herlin lulus TK. Selanjutnya, sahabat mamanya itu sibuk mengurus suami yang sakit-sakitan sambil menjalankan usaha katering kecil-kecilan. 

Herlin langsung mengangguk ketika papanya menunjukkan foto Tante Hena yang cantik. Ia tak begitu menyimak ketika papanya bercerita bahwa Tante Hena memiliki seorang putra. Itu karena pikiran Herlin terpusat ke persiapan koas. Ia mesti mempersiapkan skripsi sekaligus mempelajari, dan menghapal teori bejibun agar siap praktek klinik.

Lagipula, bagi Herlin, tak peduli, apakah dirinya nanti bakal cocok dengan mama baru atau tidak, yang penting, papanya bahagia. Toh, ia kelak jarang di rumah, sebab sibuk menjalani tugas koas di masa klinik selepas masa preklinik. 

Dua bulan kemudian, saat papanya melakukan prosesi lamaran, Herlin tak bisa ikut mendampingi. Bukannya tidak peduli, melainkan karena semata mesti mengejar-ngejar dosen pembimbing untuk konsultasi skripsi.

Hari berikutnya, Herlin juga makin stres menjelang sidang skripsi. Ia sampai menginap di kos sahabatnya yang dekat dengan rumah sakit, agar dapat teman diskusi soal skripsi dan tetek bengek persiapan koas.

Papa Herlin rela menunda pernikahan sampai masa sidang skripsi Herlin berakhir hingga yudisium kelulusan sarjana kedokteran. Barulah Herlin memulai koas. Herlin terharu sekali atas pengertian papanya, sehingga setengah mati mengatur jadwal dinas dengan rekan satu tim dan minta izin kepada konsulennya. Bersyukur Herlin, mendapat konsulen baik hati di stase jiwa--yang kebetulan lebih santai.  Itulah kenapa akhirnya Herlin bisa menghadiri pernikahan papanya.

Dengan segambreng kesibukan tersebut, tak mengherankan jika dokter muda tingkat pertama ini kaget setengah mati ketika mendapati Bayu sebagai saudara tirinya. Pemuda itu juga kelihatan kaget, tapi tidak separah Herlin. Bayu Agung Laksana, tampak lebih siap. 

Usai berfoto-foto bersama keluarga, Azwin dan kerabatnya, pulang dulu ke rumah. Besok, barulah Azwin memboyong Hena ke rumahnya. 

Siang itu, begitu tiba di kamar, Herlin cepat-cepat mandi, lalu menunaikan ibadah sholat Zuhur. Wirid panjang ia lafazkan dengan khusuk di akhir sholat, dilanjutkan doa penuh kesungguhan. 

"Ya Allah, Herlin baru memulai praktek klinik sebagai koas. Kata para senior, kehidupan koas itu adalah dunia fana yang sarat penderitaan. Herlin mohon, Ya Allah, jangan tambah penderitaan itu dengan hadirnya Bayu di rumah ini. Tiada yang mudah selain Engkau mudahkan. Jadikanlah kesusahan itu mudah.

Ya Allah, Herlin berlindung kepada Engkau dari mantan yang tidak berguna. Dari hati yang tidak pernah tenang. Dari nafsu yang tidak pernah kenyang. Teguhkanlah Herlin di jalan hijrah. Aamiiin."

Sepasang tangan ditangkupkan Herlin, menutup doa yang dipanjatkan ke langit.

***

Kisah cinta Herlin dan Bayu dimulai sembilan tahun silam. Mereka berjumpa di sebuah dojo (tempat latihan) kempo, yang berada di bawah naungan Perkemi cabang Surabaya. Waktu itu, Herlin baru kelas 1 SMP, dan Bayu kelas 1 SMA. Bayu ditunjuk oleh sensei (pelatih) untuk menjadi senpai (kakak senior) yang mengontrol Herlin dan kawan-kawan. Mereka saling tertarik dan akhirnya berpacaran selama tiga tahun.

Badai datang menghantam hubungan mereka, ketika Herlin lulus SMP dan Bayu lulus SMA. Herlin mendengar desas-desus Bayu berselingkuh, dari senior cowok di dojo, yang satu sekolah dengan Bayu. Kematian mamanya, membuat Herlin lebih terpukul. Kecurigaan Herlin terhadap Bayu menguat, karena sang pacar tidak muncul-muncul untuk menghibur Herlin. 

Papa Herlin yang gagal move on, akhirnya mengajak Herlin pindah ke Banjarmasin, satu bulan setelah kematian mamanya. Walau sakit, Herlin memantapkan hati untuk meninggalkan Bayu begitu saja. 

Herlin bersekolah di SMA terfavorit dan menyibukkan diri di organisasi ekstrakurikuler. Herlin semakin yakin untuk tidak melanjutkan hubungan dengan Bayu, tatkala aktif di rohis. Ia tercerahkan mengenai hukum pacaran. Herlin pun memutus seluruh akses ke Bayu dan tak merasa perlu memberi kabar. Toh, mereka telah terpisah jarak yang sangat jauh. 

***

Bersambung

Novel ini udah terbit.
Tamat di KBM App.

SEATAP DENGAN MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang