Aku Hwang hyunjin...
Setiap pagi, aku selalu berangkat sekolah lebih awal, aku berangkat saat matahari akan terbit. Entah kenapa aku sangat tertarik dengan matahari terbit di bandingkan dengan Matahari terbenam.
Aku lebih suka memulai hari daripada menunggu hari akan berakhir.
Matahari terbit menandakan kalo aku harus memulai hariku, yang terpenting selama memulai hari aku tidak akan sendiri, dan matahari terbenam itu tandanya aku menunggu berakhirnya hari dengan kesendirian.Aku tidak suka sendiri..
Dirumahku, aku hanya tinggal dengan bibiku dan juga supir keluargaku, aku sudah terbiasa dengan itu, yaaa.. Semenjak beranjak dewasa, dan kakaku memutuskan kuliah di luar negri aku sudah terbiasa hidup seperti ini.
Pukul 04.30. Alarm berbunyi, itu menandakan aku harus bangun dan siap siap berangkat ke sekolah. Terlalu pagi memang tapi itulah aku, aku tidak mau melewatkan sinar indah saat-saat matahari muncul mengawali hari.
Tak butuh waktu lama aku sudah siap, perlahan aku turuni anak tangga. Sudah tidak terkejut lagi memang, aku mendapati bibi sudah menyiapkan roti dan susu untukku sarapan. Bibi sudah tau kebiasaanku. Awalnya aku menyuruh bibi untuk tidak harus ikut bangun pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuku, aku bisa sarapan dikantin sekolah. Tapi bibi bilang tidak apa apa, karna bibi juga memang selalu bangun dijam itu untuk sholat subuh.
Aku pun menghabiskan menu sarapanku, lalu berpamitan berangkat ke sekolah.
semenjak mulai sekolah SMA, aku sudah tidak lagi berangkat dengan supir, aku sudah diperbolehkan naik motor. Motor hadiah ulang tahunku dari ayah.
Aku berangkat dengan pelan sambil menikmati angin sejuk yang mengenai tubuhku.
Syukurlah matahari belum terbit.. Batinku.
Sesampainya dijembatan, aku menghentikan motorku dan duduk menikmati pemandangan pagi, jalanan masih sepi, hanya sesekali yang lewat..
Tak lama, sesaat sebelum matahari menunjukan wajahnya, sinarnya lebih dulu keluar melawati awan gelap, beberapa detik kemudian disusul oleh sesuatu yang aku tunggu tunggu. Dan tanpa sadar aku tersenyum melihatnya.
Benar benar indahh.. Kataku dalam hati.
Dan tanpa sadar waktu sudah pukul 06.30. Sudah waktunya untukku ke sekolah.
"Ayo hyunjin, jalani harimu hari ini, semangaaatttt, jangan lupa untuk tersenyum apapun yang terjadi. Jika kau tidak bisa bahagia hari ini, seenggaknya jangan bikin orang disekitarmu ikut tidak bahagia karnamu." Kataku pada diriku sendiri.
Yaaaa... Itulah aku.. Aku bukan orang yang suka menceritakan masalahku sama orang lain. Karna bagiku, buat apa aku menceritakan semua masalahku, disaat aku sendirilah yang hanya bisa menyelesaikannya.
Aku sudah sampai disekolah.
Setelah memarkirkan motorku, aku pun berjalan melawati lorong sekolahan yang masih lumayan sepi."Wooooyyyy... Hwang hyunjin" Sapa jisung. Aku sudah tidak terkejut lagi padanya. Hampir setiap hari dia seperti itu. Mengagetkanku dan merangkul pundakku dari belakang.
Dia han Jisung teman dekat sekaligus teman sekelasku.
"Lu udah sarapan? " Tanya jisung padaku.
"Sudah, bibi tadi menyiapkan sarapan buat gue. Lu??" Aku tanya balik padanya.
"Gue belum sempat, hari ini gue agak kepagian, makanya belum ada sarapan. Ke kantin yukk?" Ajaknya.
"Ya sudah, ayookk gue temenin. " Aku yang langsung menyetujuinya.
Sesampainya dikantin.
"Lu yakin cuma nemani gue doang? Lu gk mau pesan sesuatu gitu? Seenggaknya lu minum kek, gk enak gue kalo makan sendiri. " Paksa Jisung.
"Ya udah, pesenin gue teh anget aja.. " Pintaku.
"Oke" Sautnya sambil pergi memesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELY (HWANG HYUNJIN)
Fanfiction" Kenapa mereka tidak mengabariku, kenapa hanya telfon ke minho hyung, kenapa? Apa aku tidak berhak untuk mendapatkan telfonnya. Apa mereka tidak ingin tau bagaimana kabarku? Dan kenapa malah harus suruh minho hyung yang mengabariku tentang itu semu...