"Hyunjinaaa... Apa kalo bibi gak kasih tau hyung, kamu gak bakal bilang?" Sahutnya dengan nada kecewa.
"apa kalau tadi sore hyung gk telfon rumah, dan bukan bibi yang angkat, terus hyung tidak menanyakan kabarmu, hyung seterusnya tidak bakal tau kalo kamu sakit"
"Apa selama ini kau seperti itu, selalu menutupi sakitmu seperti sekarang ini? Apa hyung begitu tidak bisa diandalkan sampai sampai adik hyung satu satunya enggan meminta bantuanku?" Katanya dengan nada kecewa.
Dia berkata panjang lebar, dengan wajah sedih dan mata yang berkaca kaca.
"Bukan.. Bukan seperti itu.." Aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak setuju dengan perkataan hyung yang terakhir. Aku bahkan tak sanggup menatapnya lagi.
"Aku hanya takut.. Aku takut hyung khawatir disana. Aku tau hyung juga punya urusan hyung sendiri."
Aku tau.. Aku tau hyung bakal khawatir seperti ini. Lihatlah, dia bahkan langsung pulang begitu mendengar kabar aku sakit. Maka dari itu aku lebih memilih untuk tidak kasih tau padanya. Tapi sekarang aku malah jadi tidak enak melihat hyung seperti ini.
"Maaf.. Maafkan aku hyuuungg" Sambungku.
"Sudahlah, hyung cuma sedikit kecewa hyunjin.. Hyung cuma pengin kamu bertingkah seperti adik Hyung.. Aku kakak kamu, bukan orang lain, jadi tolong cerita sama Hyung kalo kamu ada apa apa.." Jawab minho hyung sembari berusaha menenangkanku.
"Hyung selalu bilang sama kamu kan? Hyung nggak pernah keberatan kalo Hyung harus bolak balik pulang pergi buat kamu.. Jangan berpikir kalo kamu ngerepotin Hyung atau pikiran negatif yang lain.. Kamu adik hyung, adik satu satunya hyung.. Hyung juga tau dan paham banget bagaimana orang tua kita hyunjin.. Makan dari itu hyung juga berusaha buat sebisa mungkin selalu ada buat kamu.. Tapi kamu?"
"Maaf.... "
Aku benar benar nggak nyangka Hyung akan marah seperti ini.. Tapi jujur dibalik rasa bersalah ku ada rasa yang nggak bisa diungkapkan sekarang.. Mendengar kata katanya tadi buat aku ikhlas sama keadaan dan situasiku sekarang, aku janji Hyung.. Aku bakal jadi hyunjin yang lebih kuat, kalo Hyung berusaha sebisa mungkin selalu ada buat aku.. Aku juga akan berusaha buat tidak lagi jadi hyunjin yang lemah dan merepotkan.
"Sudahlah.. Nggak usah minta maaf.. Hyung nggak papa.. Ya sudah kita turun sekarang, kita makan malam bareng, kasihan bibi sudah masak buat kita, perut kamu juga harus diisi"
"Lain kali hyung gk mau denger lagi kamu nyembunyiin sakitmu dari hyung, hmm" Sambung minho hyung dengan nada mengancam.
Saat kita sudah sama sama tenang, aku lebih tepatnya. Kita turun buat makan malam. Di meja ada berbagai jenis makanan.
"Makan yang banyak." Pintanya sambil meletakkan nasi dipiringku.
Minho hyung selalu lebih utamain aku daripada dirinya sendiri."Hyung... " Panggilku.
"Hmm?" Jawabnya singkat.
"Sedikit saja yaa.. Perutku masih mual" Kataku yang memang sedari tadi perutku emang belum benar benar baikan. Dan rasanya belum sanggup kalo ada makanan yang masuk.
"Coba segini dulu yaa... Tpi usahain makan, walaupun sedikit, perut kamu gak boleh dibiarin kosong. Kalo perut kamu kosong, gak bakal bisa sembuh nantinya, Apa perlu hyung suapin?" Katanya sedikit meledek.
"Tidak usah, emang aku bayi apa.."
"Idih.. Ngambek, jangan ngambek tambah keliatan bayinya hahaaha... "
"Nggak lucu-"
Ini nihh.. Yang aku nggak suka.. Minho hyung orangnya bisa nyebelin bnget.. Lebih nyebelin dari apapun.. Bukannya berhenti ketawa, malah makin ngakak.. Pasrahhh..
Benar saja, baru tiga suap aku makan, perutku sudah tidak bisa berkompromi. Aku terus menutup mulutku dengan tanganku. Dan minho hyung sadar itu.
"Kenapa? mau mun---"
Aku sudah tidak tahan, dan aku langsung berlari ke kamar mandi diikuti oleh minho hyung yang khawatir setengah mati.
Minho Hyung tidak mengatakan sepatah katapun, dia hanya diam sambil terus memijat tengkukku. Aku tau dia sangat khawatir. Mungkin ini pertama kalinya dia melihatku sakit seperti ini.
Tolong aku nggak pengin seperti ini di depannya.. Tpi Aku bener bner gak kuat, sakit sekali rasanya. Tubuhku yang lemas langsung meluruh ke bawah. Dan untungnya Minho Hyung langsung menangkapku. Aku tidak pingsan hanya lemas sekali, aku sudah tidak punya tenaga untuk berdiri, apa lagi berjalan.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELY (HWANG HYUNJIN)
Fanfiction" Kenapa mereka tidak mengabariku, kenapa hanya telfon ke minho hyung, kenapa? Apa aku tidak berhak untuk mendapatkan telfonnya. Apa mereka tidak ingin tau bagaimana kabarku? Dan kenapa malah harus suruh minho hyung yang mengabariku tentang itu semu...