BAGIAN 10 - MINHO

27 6 0
                                    

"Aku pulang.. " Kataku dengan sedikit teriak begitu masuk ke rumah.

"Aden.. Den minhoo Ya ampunn dennn.. Aden pulang kok nggak ngabarin paman? Kalo ngabarin kan paman jemput di bandara tadi." Saut paman yang bekerja sebagai supir keluargaku.

"Tidak papa paman, saya emang baliknya dadakan, jadi lebih baik saya naik taxi aja"jawabku.

"Oh paman, dimana semua orang, kok sepi begini?"tanyaku lagi.

"Ahhh, bibi lagi di kebun belakang.. Sedangkan den hyunjin keluar tadi sore. mau saya panggilin bibi den?"

"Tidak usah, biar nanti saya aja yang ke sana."

"Baiklah" Jawab paman.

"Tidak usah paman, biar saya aja nanti yang angkat kopernya" Sautku yang tau paman akan mengangkat koperku. Di ikuti dengan anggukan paman.

Aku langsung menuju ke kebun belakang, menghampiri bibi yang katanya ada disana.

"Bibi... " Panggil ku.

"Ya Allahh adennnnn... Aden pulang..."
Kata bibi dengan raut kaget sekaligus bahagia diwajahnya.

"Iya bi.. Aku mau nemenin hyunjin dulu sekarang. Apa hyunjin belum pulang juga?" Tanyaku.

"Ahh begitu syukurlah... Iya belum den, padahal tadi bibi udah suruh dia pulangnya jangan kemaleman, dia udah janji juga sama bibi loh, tapi ini udah malem dan dia belum pulang juga.. "Jawab bibi dengan nada agak kesel.

" Apa bibi telfon aja den hyunjin nya yaaa? Pasti dia langsung pulang kalo tau kakaknya sudah pulang, dia seneng banget pasti." Sambung nya lagi.

"Tidak usah bi, biarin aja, selama dia baik baik aja gak papa, pasti bentar lagi juga pulang. Kalo gitu saya ke kamar dulu aja bi.. " Kataku.

"Baiklah"

"Apa aden sudah makan malam den??, kalo belum bibi siapin makan malam buat aden" Tanyanya lagi.

"Ah, belum bi. Iya bibi siapin aja, nanti bibi tinggal panggil minho aja dikamar, siapin juga buat hyunjin ya bi takutnya dia juga belum makan malam."

"Iya baik den"

Bibi pergi ke dapur, begitu pun denganku aku langsung ke kamarku.

Ahhhhhh... Akhirnya pulang juga.. Batinku begitu menjatuhkan tubuhku ke atas ranjang, dengan mata yang melihat ke sekeliling kamar.

"Jam berapa ini, kenapa dia belum pulang juga." Kataku sendiri sembari melihat jam ditanganku.

Tak berselang lama, dia pulang.

Tanpa mengetuk pintu tanpa apa, dia langsung masuk dan teriak memanggilku. Tentu saja aku kaget. Ingin sekali rasanya aku memukul kepalanya itu.

Tapi itu semua luluh hilang saat dia memeluku begitu eratnya. Begitu juga denganku bukannya memukulnya, malah aku balik memeluknya dengan tak kalah eratnya dari hyunjin memelukku.

Kita berdua cukup lama menghabiskan waktu di kamarku. Aku juga sedikit memarahinya tentang dia yang menyembunyikan sakitnya ini dariku. Dia menangis. Dan aku yang tidak bisa melihat nya menangis pun luluh padanya.

Aku pun mengajaknya turun untuk makan malam, tadi aku sempat mengecek tubuhnya dan masih ada demam disana.

Sesampainya dibawah, makanan sudah siap, dan sudah pasti bibi yang menyiapkan nya.

Aku dan hyunjin memulai makan malam.

Baru beberapa suap, hyunjin yang duduk disampingku, tiba tiba saja diam tidak melanjutkan makannya sambil sesekali menutup mulutnya.

Dia berlari ke kamar mandi, aku yang langsung mengikutinya tak bisa lagi berkata kata saat sesampainya dikamar mandi, aku melihat hyunjin yang sedang muntah dengan rintihan yang bisa membuatku merasakan sakitnya. Aku hanya bisa diam dan memijat leher bagian belakang nya untuk membantunya.

Ya tuhan. .  Hyunjinnn batinku.

LONELY (HWANG HYUNJIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang