"nah.. Itu hyunjin" Kata felix begitu melihatku ke arahnya.
"Lama amat?" kata mingyu, dia anak SMA sebelah dan juga lawan gue hari ini.
"Sorry.. Gue ketiduran agak lama tadi"
"Lu yakin lu gak papa hyun, muka lu pucet hari ini?" Tanya jisung sembari menatapku.
"Gue gak papa.. Gimana? Mau langsung mulai? Udah pada pemanasan yakk?"tanyaku.
"Udah, lu aja pemanasan dulu gehh,, baru kita mulai mainnya.. " Sambung sungmin.
Pertandingan persahabatan pun selesai dengan hasil dimenangkan oleh sekolahku. Tidak ada yang langsung pulang, kita kita lebih memilih nongkrong sambil bersendau gurau dilapangan.
Tak disangka waktu cepat sekali berlalu, dan kita lupa waktu.
Sudah malam, matahari sudah digantikan oleh bulan dan bintang.
"Gue mau balik" Kataku sambil berdiri.
Teman teman yang lain pun langsung tertuju padaku.
"Oh okay, gue juga mau balik, udah malem juga ternyata" Sambung jisung bangun yang diikuti juga oleh yang lain.
"Ya udah, bye. Ati ati lu pada, sampai ketemu lagi di pertandingan selanjutnya." Saut mingyu sambil melambaikan tangan.
Mingyu memang lawanku di lapangan basket tapi bukan berati musuh diluar lapangan.
Aku pulang dengan menaiki motorku. sesampainya dirumah, aku dikejutkan dengan koper dan beberapa tas di ruang tamu.
"Bi.. Aku pulang" Salamku.
"Oh.. iya den" Jawab bibi singkat sambil mondar mandir kesana kemari karna lagi sibuk menyiapkan makan malam.
"Bi..?" Panggilku pelan.
"Iya den"
"Ini tas siapa? Siapa yang dateng?" tanyaku penasaran.
Jangan ditanya apa yang kurasakan sekarang. Aku penasaran sekaligus takut kalau kalau harapanku pupus seperti biasanya.Sampai akhirnya..
"Den minho pulang den. Dia dikamarnya sekarang." Jawabnya dengan semangat.
"Hyung??" Aku yang masih tidak percaya, menegaskan sekali lagi pada bibi.
"Iya, kakak aden" Jawab bibi.
Mendengar itu, aku langsung berlari kekamar hyung. Aku bahagia?? yaa.. Tentu saja aku bahagia. Walaupun mungkin aku akan lebih bahagia kalo itu ayah atau bunda.
Aku langsung berlari menaiki tangga. Dan tanpa sadar bibi terus melihatku dengan senyum lebar yang menandakan dia juga ikut bahagia.
"Hyung!!!!!" Panggilku setengah teriak yang aku tau itu mengagetkannya, apa lagi saking semangatnya aku sampe lupa tidak ketuk pintu lebih dulu.
Aku langsung memeluknya erat.
"Yaaaa!!!! Kaget tau!!!" Marahnya. Tapi aku tau hyung tidak benar benar marah, buktinya dia langsung membalas pelukan eratku dengan pelukan eratnya.
"Kangen banget yaaa... Sampai segininya kamu.. Sudah sudah ih.. Nggak malu apa? Kmu udah gede udah bukan anak umur 10 tahun lagi" Katanya sembari melepaskan pelukannya.
Aku hanya bisa mengangguk, karna memang benar, aku kangen, dan aku seneng dia pulang.
'Akhirnya ada kehidupan juga dirumah ini... Batiinku sambil duduk di ranjangnya dan tidak berhenti melihatnya.
"Kau sudah makan?" Tanyanya sambil sibuk membereskan meja kamarnya.
"Belum" Jawabku yang langsung mencuri perhatiannya.
Minho hyung langsung berbalik menatap dan mendekat padaku. Dia menempelkan tangannya didahiku.
"Ada apa?" Tanyaku heran.
"Kenapa? Kenapa jam segini belum makan? Kau masih sakit? Apa perutmu masih mual dan gak enak makan? Badanmu juga panas" Beberapa pertanyaan minho hyung yang bikin aku kaget.
Tunggu.. Apa dia tau? Tapi bagaimana dia bisa tau?
'Ahhhh iyaaa.. Bibi.. Pasti bibi yang kasih tau hyung... Batinku lagi. Apa karna itu, hyung langsung pulang.
"Kenapa? Kenapa diem?" Tegasnya.
"Apa bibi yang kasih tau hyung tentang ini?" Sambungku.
"Iya.. Bibi yang kasih tau." Jawabnya.
Aku diam, aku tau hyung kecewa padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELY (HWANG HYUNJIN)
Fanfiction" Kenapa mereka tidak mengabariku, kenapa hanya telfon ke minho hyung, kenapa? Apa aku tidak berhak untuk mendapatkan telfonnya. Apa mereka tidak ingin tau bagaimana kabarku? Dan kenapa malah harus suruh minho hyung yang mengabariku tentang itu semu...