POV Wonpil

50 9 2
                                    

Sepanjang lorong, pikiranku hanya tertuju pada adikku Seungmin. Tak jarang hal itu membuat ku tak fokus berjalan sehingga membuatku menabrak partnerku, Hun N.Flying. Selain itu, Hun juga sesekali menghentikan langkahnya sesaat hanya untuk memegang dinding dan beberapa benda disekitar lorong. Ya, mungkin itu ada hubungannya dengan kekuatan yang dimilikinya.


"Bisa berhenti menabrak ku tidak?", Protesnya.

Aku meminta maaf karenanya. 

"Jadi, kenapa Piri? Kau seperti memikirkan sesuatu"

Aku sedikit shock saat dia memanggilku dengan panggilan yang biasa beberapa penggemar katakan khusus untukku.

"Hun..... Jangan memanggilku begitu... Aku malu..."

Dia hanya tertawa melihatku. "Hahahaa.... Abisnya kau murung gitu. Ada apa sih? Gak suka jadi partner se-line mu ini?", Tanya Hun. Oh ya, kebetulan aku dan Hun sama-sama kelahiran tahun 94, jadi kami memutuskan untuk berbicara santai satu sama lain.

"Gak ada apa-apa. Aku cuma lagi mikirin adikku aja", jawabku lesu.

"Adikmu? Jangan bilang kalau ....... Astaga yang bener?"

"Ya Hun, kau benar. Yang di culik itu adikku. Aku dan member DAY6 lainnya datang untuk menyelamatkan"

Hun menepuk pundakku tanda prihatin. "Maaf, aku gak tau".

"Gak apa-apa. Ayo jalan lagi", kataku yang direspon anggukan oleh Hun.



Setelah beberapa lama, Hun pun berteriak kesakitan setelah memegang sisi dinding lorong. Aku pun dengan cepat menghampiri nya.

"Hun, kenapa kau berteriak?"

Dia menunjukkan telapak tangan kirinya yang berdarah. Kamipun melihat ke arah dinding yang di sentuh Hun. Ternyata disana terdapat sekumpulan kawat yang membentuk seperti pagar. Kira-kira sekitar 10 cm panjangnya.

"Dasar kawat sialan! Padahal sebelumnya itu gak ada disana. Aduh...!", Kata Hun yang masih sempat-sempatnya mengumpat pada benda mati itu.

"Tenang aja, masih ada tanganku kananku. Kedua tanganku bisa dipakai untuk kekuatan ku kok", bangganya.

Aku meraih tangannya yang terluka.

"Kenapa tiba-tiba meraih tanganku? Mencoba untuk bersikap romantis disaat seperti ini?", Katanya meledek.

"Diam, jangan bergerak", kataku.


Akupun mengulurkan tanganku sedikit diatas telapak Hun yang luka. Aku mulai berkonsentrasi sampai tanganku mengeluarkan cahaya putih. Hun yang terkejut dan terus bertanya ada apa itu kuabaikan, sampai luka di tangannya hilang tak berbekas. Dan karena kejadian itulah akhir nya Hun mengetahui kekuatanku.

"Terima kasih Wonpil"

"Sama-sama Hun"


Setelah itu, Hun pun kembali memegang dinding yang berisi gumpalan kawat dengan hati-hati. Sepertinya dia ingin mengetahui apakah disepanjang dinding itu ada jebakan lain atau tidak.


"Kau jangan memegang dinding ini. Ada beberapa jebakan yang dipasang sebelumnya. Berhati-hatilah", katanya.

Kuanggukan kepala tanda mengerti, kemudian dia kembali mengatakan sesuatu padaku.

"Pil, tenang aja. Kita pasti akan menyelamatkan adikmu. Dan manager ku juga. Semangatlah...!"

"Baiklah. Aku akan semangat mulai sekarang......!

Oh iya, Hun...."kataku memanggil yang membuat dia melirik padaku.

"kataku memanggil yang membuat dia melirik padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kuberikan love sign padanya yang dibalas dengan tatapan datar oleh Hun.

"Berhenti ngelakuin itu, kau membuatku geli".

Akupun tertawa melihat reaksi nya yang seolah ingin menghilangkan dari hadapanku saat itu juga.

"Apa itu gak cukup imut buatmu?", Tanya ku dengan nada sok polos yang membuat Hun benar-benar berlari menjauhiku.

"Yaaaa Wonpil ......!" Katanya berteriak sambil berlari yang tentu saja disusul olehku 😂 .


The Power Of DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang